4 Faktor ini Bikin Pria Enggan Jalani Vasektomi
Sabtu, 13 Juli 2024 -
Merahputih.com - Banyak pria tidak mau menjalani vasektomi karena tidak mau ambil risiko. Prosedur pencegahan kehamilan ini tidak menjadi pilihan banyak pria karena dipercaya memiliki beberapa risiko kesehatan.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mengungkapkan data pada 2015 menunjukkan kontrasepsi konvensional seperti IUD hingga kondom menjadi metode mencegah kehamilan paling populer dijalani orang Indonesia.
Kemudian, disusul suntik KB 2.623, pil KB 1.481 dan tubektomi 1.106, Sedangkan vasektomi hanya 44 orang yang mau melakukannya.
vasektomi merupakan jenis kontrasepsi dilakukan pada pria, dengan cara memotong dan menyegel saluran yang membawa pasokan sperma ke air mani. Menurut laman ekahospital.com, ada empat alasan pria tidak mau menjalani vasektomi, misalnya:
Baca juga:
1. Memengaruhi kinerja seksual
Vasektomi sebenarnya tidak akan memengaruhi gairah atau maskulinitas seorang pria dengan cara apapun. Pria hanya tidak bisa memberikan keturunan lagi setelah menjalani prosedur ini.
Kekhawatiran untuk menjalani prosedur vasektomi ini bukan hanya datang dari pihak pria namun juga pada perempuan. Mereka khawatir tidak dapat mendapatkan kepuasan seksual jika prianya menempuh prosedur vasektomi.
2. Merusak organ seksual secara permanen
Vasektomi tidak akan membuat kecacatan permanen pada kemaluan. Kalaupun ada terluka hanya sedikit mengenai testis, penis, atau bagian lain dari sistem reproduksi akibat efek samping prosedur operasi.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, cidera pada suplai darah dapat menyebabkan hilangnya testis, tapi hal itu tidak mungkin terjadi jika ditangani ahli bedah.
Baca juga:
3. Meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung
Meskipun ada beberapa kekhawatiran tentang kemungkinan hubungan antara vasektomi dan kanker testis atau prostat, sampai saat ini belum ada studi yang membuktikan hal itu. Selain itu, tidak ada hubungan antara vasektomi dengan risiko terkena penyakit jantung.
4. Menyebabkan rasa sakit yang parah
Pasien mungkin merasakan sakit ringan dan menarik selama operasi. Namun, jarang terjadi pasien merasakan sakit parah karena menjalani prosedur ini. Setelah operasi mungkin pasien akan merasakan sakit, tetap hanya ringan saja. Dalam beberapa hari rasa sakit ini juga akan hilang. (tka)