4 Faktor ini Bikin Pria Enggan Jalani Vasektomi


(Foto: Unsplash/Nik Shuliahin)
Merahputih.com - Banyak pria tidak mau menjalani vasektomi karena tidak mau ambil risiko. Prosedur pencegahan kehamilan ini tidak menjadi pilihan banyak pria karena dipercaya memiliki beberapa risiko kesehatan.
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mengungkapkan data pada 2015 menunjukkan kontrasepsi konvensional seperti IUD hingga kondom menjadi metode mencegah kehamilan paling populer dijalani orang Indonesia.
Kemudian, disusul suntik KB 2.623, pil KB 1.481 dan tubektomi 1.106, Sedangkan vasektomi hanya 44 orang yang mau melakukannya.
vasektomi merupakan jenis kontrasepsi dilakukan pada pria, dengan cara memotong dan menyegel saluran yang membawa pasokan sperma ke air mani. Menurut laman ekahospital.com, ada empat alasan pria tidak mau menjalani vasektomi, misalnya:
Baca juga:
1. Memengaruhi kinerja seksual
Vasektomi sebenarnya tidak akan memengaruhi gairah atau maskulinitas seorang pria dengan cara apapun. Pria hanya tidak bisa memberikan keturunan lagi setelah menjalani prosedur ini.
Kekhawatiran untuk menjalani prosedur vasektomi ini bukan hanya datang dari pihak pria namun juga pada perempuan. Mereka khawatir tidak dapat mendapatkan kepuasan seksual jika prianya menempuh prosedur vasektomi.
2. Merusak organ seksual secara permanen
Vasektomi tidak akan membuat kecacatan permanen pada kemaluan. Kalaupun ada terluka hanya sedikit mengenai testis, penis, atau bagian lain dari sistem reproduksi akibat efek samping prosedur operasi.
Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, cidera pada suplai darah dapat menyebabkan hilangnya testis, tapi hal itu tidak mungkin terjadi jika ditangani ahli bedah.
Baca juga:
3. Meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung
Meskipun ada beberapa kekhawatiran tentang kemungkinan hubungan antara vasektomi dan kanker testis atau prostat, sampai saat ini belum ada studi yang membuktikan hal itu. Selain itu, tidak ada hubungan antara vasektomi dengan risiko terkena penyakit jantung.
4. Menyebabkan rasa sakit yang parah
Pasien mungkin merasakan sakit ringan dan menarik selama operasi. Namun, jarang terjadi pasien merasakan sakit parah karena menjalani prosedur ini. Setelah operasi mungkin pasien akan merasakan sakit, tetap hanya ringan saja. Dalam beberapa hari rasa sakit ini juga akan hilang. (tka)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
