Kesehatan Mental

White Noise Bisa Menjadi Alternatif Pengobatan ADHD

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 28 Mei 2023
White Noise Bisa Menjadi Alternatif Pengobatan ADHD

Stimulasi latar belakang yang dihasilkan oleh white noise merupakan pengobatan bermanfaat untuk ADHD. (Foto: freepik/wayhomestudio)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GANGGUAN attention deficit hyperactivity (ADHD) dikatakan mampu diterapi dengan jenis frekuensi suara tertentu. Meskipun dalam penelitian sebelumnya dikatakan, paparan kebisingan secara umum dapat merusak kinerja kognitif manusia. Bahkan secara negatif bisa memengaruhi pola aktivitas otak dan merusak kesehatan mental juga fisik. Namun berbeda dengan white noise.

White noise atau derau putih, umumnya didefinisikan sebagai suara yang konsisten dan moderat yang mengandung banyak frekuensi dengan intensitas yang sama. Derau kebisingan dengan latar belakang broadband, seperti yang dihasilkan oleh kipas, mesin penghisap debu, atau tetesan hujan, dapat secara positif memengaruhi otak yang tidak teratur.

Baca juga:

Post Power Syndrome, Mengarah pada Gangguan Kesehatan Mental

Suara mesin penghisap debu dapat secara positif memengaruhi otak yang tidak teratur. (Foto: pexels/cottonbro studio)

Cara kerja white noise

Penulis salah satu studi tentang topik tersebut telah diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health edisi November 2022. Penelitian itu menyimpulkan, stimulasi latar belakang yang dihasilkan oleh white noise merupakan pengobatan non-farmakologis yang bermanfaat untuk anak-anak prasekolah dengan ADHD.

Para penulis penelitian menambahkan, white noise meningkatkan tidak hanya kinerja atensi intrinsik (seperti mengurangi kesalahan penghilangan dan variabilitas waktu reaksi) tetapi juga mengurangi perilaku hiperaktif ekstrinsik (seperti kegelisahan yang parah).

Pada saat yang sama, penelitian tersebut menegaskan bahwa kebisingan latar belakang seperti itu dapat berdampak negatif pada perhatian dan on-task behaviors dari mereka yang tidak memiliki diagnosis ADHD atau kondisi neurologis serupa.

Baca juga:

Memutus Mata Rantai Trauma Antar-Generasi

Hal ini mengoptimalkan stimulasi pada pasien ADHD yang otaknya membutuhkan tingkat suara dan aktivitas yang lebih tinggi. (Foto: Pexels/Tara Winstead)

Para ahli berpendapat bahwa white, brown, atau pink noise dapat menutupi gangguan lingkungan. Hal ini juga memengaruhi neurotransmiter otak, meningkatkan laju pensinyalan di antara neuron.

Dikatakan individu dengan ADHD sering berada dalam keadaan hipo-gairah. Menurunkan rangsangan luar di sekitar mereka sambil meningkatkan aktivitas saraf di dalam kepala mereka membantu meningkatkan fokus mereka dan membantu perhatian pada tugas yang ada.

Secara khusus, white noise meningkatkan efisiensi pensinyalan otak (teori resonansi stokastik). Hal ini mengoptimalkan stimulasi pada pasien ADHD yang otaknya membutuhkan tingkat suara dan aktivitas yang lebih tinggi untuk menghalangi kecenderungan untuk menjadi terganggu, menurut para ilmuwan. (aru)

Baca juga:

Megan Fox Akui Idap Body Dysmorphic Disorder, Apa Itu?

#Kesehatan Mental #ADHD
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan