Sisi Lain Laundry Pod


Konsumen menyukai laundry pod karena praktis. (Foto: Unsplash/Erik Binggeser)
LAUNDRY pod menggeser posisi deterjen bubuk dalam urusan cuci-mencuci pakaian. Mayoritas konsumen lebih memilih laundry pod daripada deterjen bubuk karena kepraktisannya.
Kemasan laundry pod telah diukur sebelumnya dan bisa larut dalam mesin cuci. Diperkirakan lebih dari 20 miliar cucian plastik dan pod pencuci piring digunakan setiap tahun.
Namun, apakah laundry pod dan pencuci piring kapsul aman untuk lingkungan? Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kedua produk ini mungkin tidak ramah lingkungan.
Ternyata bagian pembungkus laundry pod yang juga menjadi bagian yang bisa larut dalam cucian itu terbuat dari polivinil alkohol (PVA) atau plastik yang tidak dapat terurai secara hayati.
Baca juga:

Sebuah studi di International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan bahwa lebih dari 75% partikel plastik utuh dari laundry pod dan pencuci piring kapsul dapat terlepas ke lautan, sungai, kanal, dan tanah.
Dalam air limbah tersebut, lapisan plastik berpotensi menyerap bahan kimia atau pencemar yang berbahaya, antibiotik, atau logam berat pada konsentrasi tinggi dan kemudian memengaruhi rantai makanan.
“Kami ingin semua orang memahami secara sederhana bahwa laundry pod adalah plastik dan PVA, sebuah zat yang tidak dikenal yang masuk ke saluran air dan tubuh kita,” kata Julia Cohen, salah satu pendiri dan direktur pelaksana Plastic Pollution Coalition, seperti dikutip oleh Reader's Digest.
Organisasi advokasi nirlaba yang bekerja melawan polusi plastik tersebut menyatakan ada hal yang lebih memprihatinkan, yaitu konsumen yang tidak menyadari laundry pod yang digunakan mengandung plastik.
Baca juga:

Koalisi Polusi Plastik bersama Blueland, sebuah perusahaan yang membuat produk pembersih ramah lingkungan, mengajukan petisi kepada Badan Perlindungan Lingkungan AS untuk melarang penggunaan PVA dalam barang konsumen, termasuk semua pod dan seprai deterjen.
Mereka berharap mendapat dukungan dari masyarakat dengan petisi mereka.
“Ketika kami memulai penelitian kami ke dalam kategori laundry, kami terkejut mengetahui bahwa lapisan yang membungkus pod laundry sebenarnya adalah plastik,” kata Sarah Paiji Yoo, salah satu pendiri Blueland.
Yang lebih mengejutkan, beberapa industri telah mengetahui bahwa pod ini tidak mudah terurai secara hayati karena terbuat dari plastik sintetis berbasis minyak bumi, tetapi mereka terus mendorong penggunaannya.
Karena tidak ada penelitian resmi tentang apa yang sebenarnya terjadi pada pod plastik setelah siklus pencucian, situasinya menjadi area abu-abu lingkungan. Itu sebabnya Blueland membantu mendanai studi yang dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health. (vca)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Mayoritas Kawasan Industri di Indonesia Dalam Kategori Merah Proper, Tidak Patuh Dikenai Sanksi

Kombinasi Efisiensi dan Kenyamanan Jadi Solusi Cuci Pakaian di Era Modern

Menhut Raja Juli Ditantang Buka Kembali Kasus Pembalakan Liar Aziz Wellang

Komisi IV DPR Sesalkan Menhut Raja Juli Foto Bareng Tersangka Pembalakan Liar

4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH

UNIQLO Sambut Musim Gugur dengan Koleksi Fall/Winter 2025, Hadirkan Sentuhan Smart-Casual

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Komisi IV DPR Desak Investigasi Pemberi Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Rekam Jejak PT ASP Pengelola Nikel Raja Ampat, Terafiliasi dengan Raksasa Tambang Asal China yang Punya Proyek Besar di Indonesia

Komisi XII DPR Singgung Pemulihan Kawasan setelah Izin 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat Dicabut
