Leonardo DiCaprio Soroti TPST Bantar Gebang, Bagaimana Reaksi Anies?
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Tangerang sebagai tempat pembuangan sampah akhir untuk Kota Tangerang. (Foto: merahputih.com/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi postingan aktor Hollywood Leonardo DiCaprio yang mengkahwatirkan kerusakan lingkungan disekitar Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Anies mengatakan bahwa tumpukan sampah di Bantargebang bukan hal baru.
Anies pun lantas menilai komentar Leonardo merupakan hal yang biasa lantaran Bantar Gebang sudah dijadikan tempat penampungan sampah sejak lama.
"Memang iya menumpuk itu semua barang yang sudah semua orang tahu jadi dia tidak menemukan barang yang baru. Itu barang yang kita semua tahu," ujar Anies di Pulau Seribu Jumat (22/3).
Anies mengungkapkan, sebelum dirinya menjadi Gubernur DKI, sampah Jakarta memang sudah ditampung di Bantar Gebang. Dengan penumpukan sampah itu Pemprov DKI pun berinisiatif membangun beberapa tempat pengelolaan sampah atau intermediate treatment facility (ITF) di Jakarta.
"(Penumpukan sampah) itu fakta yang dari dulu kita tahu. Sebelum jadi gubernur juga sudah ada tumpukan di tempat itu. Lalu apa yang kita lakukan sekarang? Yang kita lakukan sekarang adalah membangun ITF sudah bangun satu nih dalam proses. Kita insya Allah akan bangun 3-4 lagi. Sesudah itu terbangun maka sampah kita akan diolah jadi energi," jelasnya.
Seperti diketahui, Lewat akun Instagram pribadinya, @leonardodicaprio, Leonardo DiCaprio menyoroti keadaan TPST Bantar Gebang. Postingan tersebut memamerkan potret keadaan alam sekitar akibat pembuangan limbah sampah itu.
Leonardo mengunggah ulang sebuah foto dari akun @everydayclimatechange yang menyoroti kekhawatiran keadaan alam sekitar Bantar Gebang.
"Beberapa pria, dari desa Cikiwul, menangkap ikan di perairan berlumpur yang sangat tercemar yang merembes dari zona pembuangan terbesar Bantar Gebang. TPA Banter Gebang menerima limbah sekitar 15 juta orang yang tinggal di Jakarta. Pemulung membutuhkan sampah untuk mencari nafkah dan masyarakat Indonesia membutuhkan pemulung untuk mendaur ulang semua bahan yang mungkin akan dibuang begitu saja," tulisnya.
"Indonesia, berada di peringkat pencemar plastik terbesar kedua di dunia setelah Cina, dengan laporan menunjukkan bahwa negara itu menghasilkan 187,2 juta ton sampah plastik setiap tahun yang lebih dari 1 juta ton bocor ke laut," sambungnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
The Habibie Center Luncurkan Proyek Tangani Sampah Laut di Indonesia
Uji Coba RDF Plant Rorotan Dihentikan, Beroperasi Kembali Setelah Perbaikan Mobilisasi Truk Compactor
Uji Coba RDF Rorotan Dihentikan Sementara, Warga Protes Bau Menyengat
RDF Plant Rorotan Dikeluhkan Warga, DPR Desak Pemerintah Lakukan Evaluasi
Warga Rorotan Terancam ISPA Gara-Gara 'Air Lindi' RDF Plant, Gubernur DKI Pramono Anung Siap Turun Gunung
Operasional RDF Plant Rorotan Diduga Bikin 20 Anak di Cakung Timur Kena ISPA dan Mata Merah
Cemari Udara dan Air Hujan, Pemprov DKI Cari Landasan Berikan Sanksi Sosial Bagi Warga Pembakar Sampah
Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Bangun RDF Plant dan PSEL
204 Investor Bakal Kelola Sampah di Indonesia
260 Kabupaten dan Kota Darurat Penanganan Sampah, Waste to Energy Pakai Duit Danantara