Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Bangun RDF Plant dan PSEL
Ilustrasi (MP/Didik Setiawan)
MERAHPUTIH.COM - PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah modern seperti RDF Plant Bantargebang, RDF Plant Rorotan, TPS 3R serta rencana pembangunan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) sebagai langkah strategis dalam mengolah sampah dan mengurangi paparan polusi mikroplastik ke lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan penguatan infrastruktur pengelolaan sampah ini menjadi salah satu prioritas Pemprov DKI untuk mengurangi ketergantungan terhadap Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Sejauh ini Pemprov DKI sudah memiliki fasilitas RDF di Bantargebang dan sedang mempersiapkan peresmian RDF di Rorotan, Jakarta Utara. "Beberapa tahun terakhir kami juga membangun TPS-TPS 3R. Selain itu, kami juga tengah menyiapkan pembangunan PSEL sesuai arahan Presiden dan Gubernur DKI Jakarta agar pengelolaan sampah bisa menjadi sumber energi yang bermanfaat bagi masyarakat," ujar Asep.
Asep menambahkan pengelolaan sampah yang baik harus dimulai dari sumbernya. Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta mendorong warga agar terbiasa memilah sampah organik dan anorganik dari rumah. Sampah organik, sambung Asep dapat diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dapat dikelola di bank sampah atau tempat pengolahan sampah reduce, reuse, dan recycle (TPS3R).
Baca juga:
Air Hujan di Jakarta Terkontaminasi Mikroplastik, BRIN: Bisa Sebabkan Iritasi hingga Peradangan
"Program satu RW satu bank sampah yang sedang berlangsung menjadi bukti nyata komitmen Pemprov DKI dalam membangun budaya pengelolaan sampah di masyarakat. Edukasi dari rumah merupakan kunci untuk mengurangi potensi pencemaran mikroplastik di lingkungan," jelasnya.
Selain pengelolaan sampah, Pemprov DKI Jakarta juga memperkuat sistem pemantauan kualitas udara agar masyarakat dapat mengetahui kondisi lingkungan secara real-time melalui portal udara.jakarta.go.id dan JAKI. Mikroplastik dalam udara juga dapat terpantau melalui parameter polutan PM 2.5.
Melalui platform ini, tambah Asep, warga bisa memantau indeks kualitas udara harian serta mengambil langkah antisipatif terhadap kondisi udara yang memburuk, seperti menggunakan masker hingga membatasi aktivitas di luar ruangan bagi kelompok sensitif.
"Kami juga tengah menyiapkan early warning system (EWS) yang dikembangkan dari platform udara.jakarta.go.id agar masyarakat dapat mengetahui prakiraan kondisi polusi udara hingga tiga hari mendatang," tuturnya.
Melalui berbagai inisiatif tersebut, Pemprov DKI Jakarta berkomitmen menjaga kualitas lingkungan dengan pendekatan terpadu, mulai dari pengurangan sampah di sumber, peningkatan kapasitas pengelolaan berbasis teknologi sehingga memitigasi dampak pencemaran udara dan mikroplastik.
"Harapan kami, Jakarta dapat menjadi kota yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan, di mana kolaborasi masyarakat dan pemerintah berperan aktif dalam menjaga lingkungan yang dimulai dari hal sederhana dari rumah masing-masing," pungkas Asep.(Asp)
Baca juga:
Air Hujan di Indonesia Terkontaminasi Mikroplastik Tertinggi di Kota Jakarta
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Kurangi Polusi Mikroplastik, Pemprov DKI Bangun RDF Plant dan PSEL
Pramono Siap Sediakan Lahan Sekolah Rakyat di Jakarta
PSI Ungkap Pengurangan Anggaran Berimbas pada Penghapusan BPJS Kesehatan 1,3 Juta Warga DKI
Pemprov DKI Beri Surat Teguran Pedagang yang Jual Beras di Atas HET, Pelanggaran Berulang Berujung Izin Usaha Dicabut
Jangan Malas Bersih-Bersih! Debu di Rumah Penuh Mikroplastik Jahat yang Siap Mengundang Virus dan Penyakit
Air Hujan di Jakarta Terkontaminasi Mikroplastik, BRIN: Bisa Sebabkan Iritasi hingga Peradangan
Pemprov DKI Klaim Jakarta telah Punya 75 Sekolah Lansia
Air Hujan di Indonesia Terkontaminasi Mikroplastik Tertinggi di Kota Jakarta
Jakarta Running Festival Digelar 25-26 Oktober, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan
Duit Pemda Rp 14,6 Triliun Nganggur di Bank, ini Penyebabnya