PSI Nilai KAMI Kebelet Rebut Kekuasaan
Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendeklarasikan diri di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8). (Foto: MP/Ponco Sulaksono)
MerahPutih.com - Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dinilai tak produktif ditengah upaya bangsa menghadapi COVID-19.
Juru Bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Manang Priyo Utomo menilai, di tengah pandemi COVID-19 ini, prioritas yang harus dikerjakan adalah turun dan membantu rakyat.
Baca Juga
Berlangsung di Tengah Pandemi COVID-19, Aksi KAMI Tuai Kritikan
“Di luar sana, banyak siswa yang belum bisa menjalani sekolah dari rumah karena tak punya gawai atau tak bisa membeli kuota. Juga banyak saudara kita yang di-PHK dan tidak memiliki pendapatan. Mereka harus segera dibantu,” kata Nanang kepada awak media, Rabu (19/8).
Sebagai partai pendukung pemerintahan, Nanang menilai, pendirian KAMI wajar sebagai kritik dalam iklim demokrasi. Namun demikian, rakyat sudah cerdas mana kritik yang konstruktif dan mana kritis kebencian yang penuh ambisi kekuasaan.
Ia menambahkan, jika sebenarnya bertujuan merebut kekuasaan, alangkah lebih baik jika bersabar sebentar, tunggu sampai 2024, bertarung di Pemilu.
"Tidak lama lagi. Sekarang KAMI seperti kebelet kekuasaan begitu,” kata
Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada Selasa (18/8), memaklumatkan 8 butir tuntutan kepada pemerintahan Presiden Jokowi. Dalam acara tersebut, pengamat politik Rocky Gerung turut didapuk membacakan tuntutan ke-7 dari 8 tuntutan yang dideklarasikan KAMI.
"Menuntut pemerintah untuk mengusut secara sungguh-sungguh dan tuntas, terhadap pihak yang berupaya melalui jalur konstitusi, mengubah Dasar Negara Pancasila, sebagai upaya nyata untuk meruntuhkan NKRI hasil Proklamasi 17 Agustus 1945, agar tidak terulang upaya sejenis di masa yang akan datang," kata Rocky Gerung.
Menurut mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang juga deklarator KAMI, Din Syamsuddin, perkumpulannya ini terdiri dari berbagai elemen bangsa. Mulai dari tokoh lintas agama, akademikus, aktivis, kaum buruh, dan berbagai sosok lintas generasi. Ia mengklaim dukungan terhadap gerakan ini berasal dari dalam dan luar negeri.
Baca Juga
Din mengatakan semua tuntutan itu berisi butir keprihatinan terhadap kondisi negara, mulai dari bidang ekonomi, politik, sosial, hukum, HAM, hingga sumber daya alam. (Knu)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Jumat Malam Tol JORR Macet Parah, PSI Minta Jam Operasional Truk di Jakarta Dibatasi
Pelantikan PSI Solo, DPD PSI Solo Undang Jokowi Jadi Saksi
Dewan PSI Sesalkan Pemotongan Anggaran Subsidi Pangan, tapi Malah Tambahin Dana Forkopimda Rp 200 Miliar
Dikasih Topi Logo Gajah, Jokowi Ngaku Ngomong Banyak Hal Dengan Sekjen PSI
PSI Ungkap Pengurangan Anggaran Berimbas pada Penghapusan BPJS Kesehatan 1,3 Juta Warga DKI
PSI DKI Temukan Anggaran Fantastis Pembelian Lampu Operasi di Dinkes, Nilainya Capai Rp 1,4 Miliar
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet
Pemprov DKI Ungkap Mafia Kios di Pasar Barito, PSI Sebut Preseden Negatif yang Menunjukkan Kelalaian Pemda
PSI Usul Pelelangan Ikan Masuk Kawasan Tanpa Rokok