Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir

MERAHPUTIH.COM - PENASIHAT Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan menilai Pemerintah DKI sedang berada dalam posisi gamang harus memilih kebijakan-kebijakan yang menghibur warga Jakarta atau penanganan banjir yang jauh lebih penting lagi.

"Artinya banyak program yang terkesan menghibur warga DKI Jakarta, misalkan dimulai dari taman dibuka 24 jam, terus terakhir ada Taman Margasatwa itu akan dibuka 24 jam, nanti juga akan ada hiburan-hiburan untuk warga DKI Jakarta," kata August di Jakarta, Senin (3/11).

"Akan tetapi, Mas Gubernur lupa bahwa tugas utamanya sesuai dengan RPJMD itu memberikan kenyamanan bagi warga DKI Jakarta, khususnya dengan penanganan banjir. Nah, ini perlu kita ingatkan, kami sebagai anggota DPRD DKI Jakarta melakukan fungsi pengawasan," terusnya.

August mempertanyakan seperti apa langkah Pemprov DKI dalam menangani banjir secara serius. Terlebih, Pemprov DKI Jakarta sudah mengetuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2026, disertai dengan pinjaman dari Bank Jakarta.

Baca juga:

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Akui RDF Rorotan masih Bermasalah Pengangkutan dan Bau Sampah, Wajar Warga Protes

"Kita memang baru mengetuk anggaran untuk 2026 itu sebesar Rp 81 triliun sekian. Memang, ada pemotongan DBH (dana bagi hasil) dari pemerintah pusat. Namun, saya tetap meminta Gubernur untuk harus fokus terhadap penanganan banjir," ujarnya.

August menjelaskan pinjaman tersebut salah satunya diperuntukkan membangun polder dan membeli pompa di 7 titik.

"Kami sudah menyetujui, walaupun dengan berbagai catatan, tadi saya katakan dari pinjaman Bank Jakarta itu Rp 2,2 triliun, separuhnya atau Rp 1,2 triliun itu dialokasikan untuk penanganan banjir. Kami menuntut sebagai wakil rakyat, adanya keseriusan dari Pemprov DKI bahwa di 2026 itu kita harus fokus kepada penanganan banjir," pungkasnya.(Asp)

Baca juga:

Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?