Pasar Harjodaksino Rawan Jadi Klaster COVID-19, 200 Pedagang Bakal Dites PCR


Pasar Harjodaksino, Solo, Jawa Tengah ditutup selama tujuh hari setelah satu pedagang meninggal terpapar COVID-19, Selasa (14/7). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo bakal melakukan tes polymerace chain reaction (PCR) massal untuk pedagang Pasar Harjodaksino. Hal itu dilakukan setelah seorang pedagang meninggal dunia positif COVID-19 sehingga rawan menimbulkan klaster baru virus corona di Solo.
Kepala Disdag Solo Heru Sunardi mengatakan, setelah kejadian seorang pedagang meninggal karena terpapar COVID-19, Pemkot Solo langsung memutuskan menutup pasar selama sepekan terhitung tanggal 14-20 Juli. Kemudian juga dilakukan penyemprotan disinfektan.
Baca Juga:
Satu Pedagang Meninggal Positif COVID-19, Solo Tutup Pasar Harjodaksino
"Semua itu belum cukup untuk memutus penyebaran COVID-19 di Pasar Harjodaksino. Kami perlu juga melakukan test PCR pada 200 pedagang," ujar Heru pada Merahputih.com, Rabu (15/7).
Menurutnya, tes PCR dilakukan untuk mastikan virus corona tidak sampai menginfeksi pedagang lainnya. Kalau itu sampai terjadi dikhawatirkan Pasar Harjodaksino akan jadi klaster baru penularan COVID-19 di Solo.
"Pedagang yang disasar test PCR mereka yang berjualan di sekitaran pedagang positif meninggal. Tes ini tidak akan menyasar bagi pembeli," tutur dia.

Untuk pelaksanaan PCR, lanjut dia, Pemkot Solo masih menunggu penjadwalan dari BNI. Dimana untuk biaya PCR ini, Pemkot Solo mendapatkan bantuan coorporate social responsibility (CSR) dari BNI dengan kuota 1.200 orang.
"Kami berharap test PCR bisa segera terlaksana. Pedagang yang kontak erat dengan pasien meninggal COVID-19 saat ini dikarantina selama 14 Juli," kata dia.
Baca Juga:
Pasar Harjodaksino Ditutup akibat COVID-19, Pedagang Tetap Nekat Jualan
Heru juga menyayangkan para pedagang di Pasar Harjodaksino yang masih berjualan hingga di wilayah Jalan Ir Soekarno, Sukoharjo. Menurutnya, mereka yang tetap berjualan di tepi jalan Ir Soekarno ini kebanyakan pedagang oprokan.
"Yang nekat jualan lagi itu pedagang oprokan yang selama berjualan di belakang pasar (Jalan Dewi Sartika). Mereka sudah ditertibkan Satpol PP Sukohajo," kata Heru.
Ia menghimbau agar pedagang tidak berjualan dulu di pasar dan melakukan karantina mandiri di rumah. Langkah itu diperlukan supaya penyebaran virus COVID-19 ini berhenti.
"Silahkan berjualan di rumah atau dengan cara online. Semua ini demi kebaikan kita semua agar tidak terpapar COVID-19," pungkas Heru. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Gubernur Pramono: Lomba Digitalisasi Pasar Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Jakarta 5,18 Persen

Rudy Jabat Plt DPD PDIP Jateng, Teguh Gantikan Jadi Ketua PDIP Solo

501 Warga Binaan Rutan Kelas 1 Solo Dapat Remisi

Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD

SDN Masih Kurang Siswa, DPRD Solo Pertanyakan Rekrutmen Siswa Sekolah Rakyat Jenjang SD

4 Pasar Tradisional di Jakarta Bakal Direvitalisasi, Bulan Depan Digarap

Pemprov DKI Bakal Revitalisasi Empat Pasar dengan Pendekatan Modern

Terlempar dari Daftar 10 Besar Kota Toleransi, Walkot Solo: Kami Sedang Menyusun Perda

Demo Hari Buruh Internasional Solo, Massa Soroti Gelombang PHK Massal

Gelombang Arus Mudik Dimulai, CFD Solo Diliburkan 2 Pekan
