Pangkalan di Kota Yogyakarta Batasi Pembeli LPG 3 KG


Pengiriman elpiji 3 Kg . (Foto: humas Pertamina)
MerahPutih.com - Pemilik pangkalan elpiji subsidi tiga kilogram di Kota Yogyakarta mulai membatasi penjualan. Pembatasan dilakukan untuk menekan panik buying gas melon dampak meningkatnya harga elpiji non subsidi.
Salah seorang pemilik pangkalan elpiji subsidi Wiratmadi Dirgantoro, menjelaskan, para pelanggan ini berasal dari perorangan rumah tangga, UKM, dan pengecer yang berada di sekitar pangkalan dan sudah rutin melakukan pembelian LPG 3 KG.
Baca Juga:
Pembelian Gas Elpiji 3 Kilogram Dirancang Hanya Bagi Pemilik Kartu Sembako
"Di pangkalan sudah kami data daftar konsumen rutin. Jadi, kami hanya melayani mereka yang sudah terdaftar. Di luar daftar tidak bisa dilayani," kata Geneng Kecamatan Gondokusuman di Yogyakarta, Senin (06/03).
Selain itu, pembatasan untuk mematuhi aturan dari PT Pertamina, karena telah menetapkan sasaran penjualan serta kuota penjualan setiap bulan kepada pangkalan.
Dalam sebulan, Wiratmadi menjual sekitar 800 tabung elpiji tiga kilogram. jumlah tersebut dialokasikan 50 persen untuk kebutuhan rumah tangga dan sisanya untuk memenuhi permintaan UKM serta pengecer.
"Harga satu tabung Rp 15.500 sesuai harga eceran tertinggi. Saat ini tidak ada kenaikan harga LPG subsidi dilevel pangkalan," katanya.
Ia tidak menampik terkadang ada pedagang dari luar area yang ingin membeli gas ditempatnya. Namun langsung ditolak sesuai peraturan yang sudah ditetapkan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono berharap, tidak ada pergeseran pembelian ke elpiji tiga kilogram menyusul meningkatnya harga elpiji non subsidi.
"Peruntukan elpiji subsidi sudah jelas untuk masyarakat miskin. Sudah ada segmennya masing-masing," katanya.

Dinas Perdagangan dan Satpol PP Kota Yogyakarta berencana melakukan pengawasan penjualan elpiji subsidi untuk memastikan tidak ada pergeseran penjualan dan elpiji tiga kilogram tetap dapat dinikmati oleh masyarakat miskin.
"Jangan sampai digunakan oleh warga yang tidak berhak. Memang potensi pergeseran konsumsi ini menjadi kekhawatiran kami, makanya perlu dilakukan pengawasan," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dimungkinkan untuk mengajukan usulan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) untuk elpiji tiga kilogram karena selisih yang terlampau jauh dengan elpiji non subsidi.
"Jika melihat kondisi di lapangan, maka dimungkinkan bisa diusulkan pada harga Rp 18.000 per tabung sesuai harga di tingkat masyarakat saat ini. Tetapi, penentuan HET ini tentu perlu dibahas bersama dengan DIY. Dan jangan sampai memberatkan masyarakat," katanya. (Patricia Vicka/ Yogyakarta)
Baca Juga:
Subsidi Belum Dicabut Kok Harga Gas Elpiji 3 Kg di Medan Naik?
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
SPBU Swasta Dapat Suntikan Pasokan BBM, Pertamina Pastikan Transparansi

Shell, BP Hingga Vivo Sepakat Beli BBM ke Pertamina, Pekan Ini SPBU Swasta Ditargetkan Kembali Normal

Malaysia Turunkan Harga BBM RON 95 Jadi Sekitar Rp Rp 7.864 Per Liter, Di Indonesia Pertamax Rp 12.200 Per Liter

Nurdin Halid Sebut Kebijakan Impor BBM Pertamina Selaras Semangat Ekonomi Pancasila, Bukan Monopoli

Nurdin Halid: Stok Kosong Salah Internal SPBU Swasta, Jangan Dipelintir Jadi Masalah Pasokan BBM Nasional

Konferensi Pers Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Soal Impor BBM Nonsubsidi
Kekosongan BBM di SPBU Shell Berpotensi Picu PHK, Istana Negara ‘Putar Otak’ untuk Cari Solusi

BBM di SPBU Swasta Langka, DPR Kritik Arah Kebijakan Energi Nasional.

Kuota BBM SPBU Swasta Sudah Lebihi Kuota, Pemerintah Diklaim Sudah Benar Atasi Kelangkaan

DPR Sebut Stok BBM Aman, Kelangkaan di SPBU Swasta Hanya Terjadi di Jabodetabek
