Nyata Ada! Orang dengan Kepribadian Ganda
Gangguan kesehatan mental perlu diobati (Foto: Pixabay/Free-Photos)
INGAT film berjudul Split karya M. Night Shyamalan yang menceritakan tentang seseorang dengan banyak kepribadian. Gangguan kepribadian nyatanya bukan hanya fantasi yang disajikan di film-film saja. Kepribadian ganda benar-benar ada di dunia dan merupakan gangguan kejiwaan yang tidak bisa diobati. Gangguan psikologis ini dalam istilah media disebut sebagai Dissociative Identity Disorder (DID).
Orang mengidap tidak menyadari bahwa dirinya memiliki kelainan. Melansir dari Alodokter, banyaknya kepribadian yang muncul dalam diri seseorang merupakan respons adaptif terhadap rasa sakit, takut dan trauma yang luar biasa. Banyak penderita DID juga mengalami depresi, mood swing, gangguan tidur, gangguan kecemasan, kompulsi, dan bahkan kecenderungan bunuh diri. Kurang lebih 70% penderita DID dilaporkan pernah melakukan setidaknya sekali usaha untuk bunuh diri.
Baca Juga:
Orang dengan kepribadian ganda memiliki identitas berbeda satu sama lain. Setiap Kepribadian memiliki pola pikir, cara berbicara, perilaku, jenis kelamin, dan usia yang berbeda. Masing-masing kepribadian dapat memegang kendali penuh atas tubuh si penderita secara bergantian.
Penderita merasa ada orang lain yang hidup di tubuhnya. Beberapa tanda pada gangguan kepribadian ganda adalah merasa asing dengan orang-orang di sekitar. Penderita akan sulit mengenali orang-orang di sekitarnya ketika kepribadiannya berganti. Kemudian memiliki gejala depersonalisasi.
Baca Juga:
Tanda ini bisa digambarkan sebagai sensasi seperti menonton atau melihat diri sendiri ketika kepribadian lain menggantikan karakter asli seseorang. Ketika merasakan gejala ini, orang dengan kepribadian ganda sulit mengenal realita.
Dalam masyarakat, gangguan ini kerap kali terjebak dalam stigma yang buruk akibat tayangan film. Mereka biasa dicurigai sering melakukan tindakan kriminal dan merasa tidak bersalah dengan hal tersebut.
Hal ini belum tentu benar. Seseorang dengan kepribadian ganda tidak berarti dia adalah seorang kriminal. Kenyataannya mereka lebih cenderung menyakiti dirinya ketimbang menyakiti orang lain. Jika menemukan orang dengan gangguan ini, maka kamu harus memperlakukannya dengan baik agar dirinya tidak merasa emosional. (nic)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui