Wisata

3 Tren Masa Depan Dunia Pariwisata

annehsannehs - Rabu, 08 Desember 2021
3 Tren Masa Depan Dunia Pariwisata

Perubahan tren dalam pariwisata menjadikan industri ini lebih beragam. (Foto: Unsplash/Timo Wagner)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BERKAT bantuan teknologi yang semakin canggih, masa depan wisata dunia telah mengambil arah yang semakin fresh dan inovatif. Dunia hiburan yang semakin visioner ini tentunya diharapkan mampu memberikan pengalaman dan hiburan yang unik bagi manusia dan aman bagi lingkungan.

Dikutip dari Globe Trender, berikut merupakan ketiga tren yang akan membentuk masa depan dunia wisata.

Baca juga:

Strategi Jitu Dimas Beck Dalam Mengembangkan Bisnis Kuliner

1. Pengobatan jalur psikedelik legal

Ilustrasi psychedelic artwork. (Foto The GUardian)
Ilustrasi psychedelic artwork. (Foto: The Guardian)

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa tanaman psikedelik berpotensi menjadi obat yang manjur untuk mengatasi gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi, anxiety, sampai adiksi tertentu, termasuk kecanduan alkohol.

Dikutip dari Very Well Mind, beberapa tanaman psikedelik yang dimaksud adalah peyote dan magic mushroom. Manusia juga bisa mendapatkan efek halusinasi menggunakan obat sintetis seperti LSD. Baik tanaman maupun bahan kimia yang bisa memberikan efek psikedelik ini biasanya ilegal di sebagian besar negara.

Di sisi lain, permintaan yang tinggi akan pengobatan tanaman psikedelik ini menginspirasi Diaspora Psychedelic Society (DPS) untuk membuka tur wisata yang menawarkan destinasi-destinasi yang aman dan menawarkan legalitas untuk menggunakan obat-obatan psikedelik ini dalam kondisi yang aman.

Pada April 2021, DPS membuka "fasilitas pengobatan suci" di tepi Pantai Selatan Jamaika. Disini orang-orang bisa menggunakan magic mushroom dengan fasilitator yang memenuhi syarat dan sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19.

Apakah tur seperti ini akan berkembang pesat di masa depan dan mampu memberikan pengobatan yang efektif pada orang-orang dengan gangguan kesehatan mental?

Baca Juga:

Waspadai Aplikasi Penambang Palsu Kripto di Android

2. Perjalanan menggunakan mata uang crypto

kripto
Cryptocurrency memiliki banyak keuntungan. (Foto: Unsplash/pierre borthiry)


Mungkin semua orang sudah akrab mendengar tentang mata uang kripto bernama Bitcoin yang sering digunakan untuk berinvestasi. Tetapi pernahkah kamu mendengar tentang tur wisata yang mulai booking dan membayar transaksi menggunakan mata uang kripto.

Pada 2021, Bobby Hotel di Nashville menjadi salah satu hotel independen pertama di Amerika Serikat yang menerima pembayaran mata uang kripto untuk menginap melalui kemitraannya dengan penyedia layanan pembayaran kripto bernama BitPay.

Pada waktu yang bersamaan, agen perjalanan online bernama Travala juga mengumumkan bahwa mereka menerima pembayaran dengan mata uang kripto.

Pembayaran dengan kripto pun sudah digunakan duluan oleh kalangan elit. Dikutip dari Globe Trender, perusahaan jet pribadi global pertama yaitu PrivateFly telah menerima pembayaran dengan Bitcoin sejak 2014.

Pembayaran menggunakan mata uang kripto dalam berwisata ini diperkirakan akan semakin berkembang dan meluas di masa depan.

3. Carbon Labelling

karbon
Global warming adalah naiknya suhu Bumi akibat aktivitas manusia. (Foto: Unsplash/Christine Sandu)

Carbon labelling atau label emisi karbon menggambarkan emisi karbon dioksida yang menjadi efek samping dari proses pembuatan, pengangkutan, atau pembuangan produk atau jasa konsumen. Informasi ini penting bagi konsumen yang ingi meminimalisir kerusakan lingkungan dan hendak berkontribusi atas isu pemanasan global dari pembelian barang atau penggunaan jasa.

Konsep ini diperkirakan akan diterapkan di dunia wisata. Manusia tidak lagi harus merasa bersalah ketika hendak liburan karena para perusahaan perjalanan diperkirakan akan menciptakan traveling yang lebih sustainable dan ramah lingkungan melalui proyek penyeimbangan karbon dan penangkapan karbon yang sah.

Di tahun-tahun mendatang, 'perhitungan karbon' diperkirakan serupa dengan menghitung kalori makanan, sehingga tiap individu akan menyadari tunjangan karbon pribadi mereka. Mungkin kelebihan karbon bisa dijadikan denda pajak karbon supaya masyarakat lebih awas terhadap kesehatan Bumi.

Dari ketiga tren di atas, mana yang menurutmu paling pesat perkembangannya selama lima tahun ke depan? (SHN)

Baca Juga:

ESD Research Proyeksikan Kerusakan Lingkungan di Tahun 2100

#Lipsus Tren Desember #Wisata #Travel #Traveling
Bagikan
Ditulis Oleh

annehs

Berita Terkait

Travel
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
'KPop Demon Hunters' telah menjadi panduan tidak resmi bagi wisatawan asing.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Travel
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Airbnb Experiences ini mulai diluncurkan Kamis (21/8) di Seoul dan akan segera hadir di Los Angeles dan Tokyo, bertepatan dengan tur mendatang SEVENTEEN, ‘SEVENTEEN WORLD TOUR [NEW_]’.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Travel
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Pulau ini meluncurkan pengumuman etika multibahasa pertama di Korea.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Cara Ramah Pulau Jeju Ingatkan Wisatawan yang Bertingkah, tak ada Hukuman
Indonesia
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, berencana membuka Ragunan hingga malam hari. Namun, hal itu langsung ditolak keras oleh fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
Soffi Amira - Rabu, 20 Agustus 2025
PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas
Indonesia
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Pulau kecil hasil reklamasi di perairan Gili Gede, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat terancam disegel pemerintah daerah setempat.
Wisnu Cipto - Selasa, 05 Agustus 2025
Penyegelan Pulau Reklamasi di Perairan Gili Gede Lombok Tunggu Hasil Observasi Lapangan
Indonesia
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Gunung Tambora merupakan satu-satunya balai taman nasional terlengkap di Indonesia
Wisnu Cipto - Kamis, 31 Juli 2025
Serba-serbi Gunung Tambora, Pesona Jantung Konservasi Alam Khas Indonesia Timur
Travel
Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
Sanksi internasional yang ketat untuk mengekang program senjata Korea Utara telah membuat negara tersebut kekurangan devisa.
Dwi Astarini - Jumat, 25 Juli 2025
Korea Utara Buka Resor Pantai Baru demi Cuan di Tengah Sanksi Ketat
Indonesia
Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
Data yang diintegrasikan antara lain dalam hal keimigrasian, bea dan cukai, kesehatan, hingga karantina yang sebelumnya diisi oleh penumpang secara terpisah.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 24 Juli 2025
Tidak Perlu Ribet Isi Berbagai Aplikasi Pulang Dari Luar Negeri, Tinggal Isi ALL Indonesia
Indonesia
Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
Satpol PP Pariwisata bukanlah pembentukan unit baru, melainkan penugasan khusus bagi personel yang sudah ada.
Frengky Aruan - Kamis, 24 Juli 2025
Dibekali Kemampuan Bahasa Asing, Personel Satpol PP DKI Jakarta Dikerahkan ke Kawasan Wisata dan Hiburan
Fun
Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
Jakarta Premium Outlets tidak hanya menjadi surga belanja bagi para pencinta fashion, tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi belanja kelas dunia.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Menelusuri Jakarta Premium Outlets, Ruang Belanja Baru yang Mengusung Keberlanjutan dan Inklusi
Bagikan