Waspadai Aplikasi Penambang Palsu Kripto di Android


Waspada banyak beredar aplikasi penambang kripto palsu di Android (Foto: pixaby/geralt)
PEMAIN mata uang kripto harus lebih waspada saat ini. Meski sempat turun, nilai mata uang kripto perlahan membaik. Di saat aset kripto mulai diminati, banyak para penipu memanfaatkan keadaan. Mereka membuat aplikasi penambang palsu kripto.
Sebuah perusahaan keamanan bernama Lookout mendapati lebih dari 170 aplikasi Android yang menjadikan peminat mata uang kripto sebagai korban.
Baca Juga:
Aplikasi tersebut umumnya menawarkan layanan penambangan mata uang kripto melalui Cloud. Modus yang dilancarkan, yakni para korban akan diminta membayar sejumlah uang sewa untuk server pelaku yang dijanjikan akan dipakai menambang kripto.

Namun, berdasarkan investigasi dari Lookout, tidak ada mata uang kripto yang dihasilkan dari penambangan itu.
"Berdasarkan analisis kami, mereka telah menipu lebih dari 93 ribu korban dan mencuri setidaknya USD 350 ribu dari pengguna yang membayar untuk aplikasi tersebut, dan membeli upgrade serta layanan tambahan palsu," jelas Lookout seperti dilansir PcMag.
Dalam kasus tersebut, 25 dari 170 aplikasi bahkan tersedia di Google Play Store. Aplikasi tersebut dijual dari mulai harga USD 11 atau sekitar Rp 160 ribu hingga USD 21 atau sekitar Rp 300 ribu.
Setelah mengetahui laporan dari Lookout, Google tak tinggal diam. Mereka menghapus 25 aplikasi tersebut dari Play Store. Meski begitu, banyak aplikasi penambang palsu yang beredar pada toko aplikasi pihak ketiga.
Lookout menjelaskan, Google tak mampu menghadapi aplikasi tersebut lantaran tidak mengandung kode-kode layaknya sebuah malware. Bahkan, Google disebut tak melakukan apa pun tentang kehadiran aplikasi penipu seperti itu.
"Faktanya, mereka tak melakukan apa pun. Aplikasi tersebut hanyalah 'cangkang' untuk mengumpulkan uang dari layanan palsu," ujar pihak Lookout.
Baca Juga:
Pada sejumlah aplikasi penambang kripto palsu itu, dashboard virtual disuguhkan seakan-akan membuat si korban dapat memantau tingkat kecepatan dari penambangan kripto.

Pada dashboard itu, korban juga bisa melihat sejumlah koin virtual yang telah dihasilkan layanan palsu yang mereka sewa tersebut.
Menurut investigasi Lookout, pada deretan kode yang berjalan dalam aplikasi tersebut, jumlah koin yang berhasil ditambang ternyata fake alias palsu.
"Nilai yang ditampilkan pada dasarnya hanya sebuah penghitung yang berjalan dengan lambat dalam aplikasi. Pada analisis terhadap sejumlah aplikasi, kami menemukan hal ini hanya terjadi ketika aplikasi dijalankan dan akan mengulang ke nol ketika ponsel ataupun aplikasi di-restart," jelas Lookout.
Agar korban tidak sadar bahwa mereka sedang ditipu, sejumlah aplikasi melarang korban untuk buru-buru menarik penghasilan.
Aplikasi itu menginformasikan kepada korban bahwa mereka tidak bisa buru-buru menarik penghasilan mereka. Para korban baru bisa menarik koin yang ditambang ketika telah mencapai batas minimal yang telah ditentukan.
Namun, ketika batas minimal telah tercapai, hasil dari penambangan tersebut tak bisa diambil. Hal itu lantaran aplikasi akan me-reset penghitungan koin atau berkamuflase dengan menampilkan pesan error ketika korban ingin menarik uangnya. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Spesifikasi OPPO Find X9 Mulai Bocor, Sudah Muncul di Database NBD Vietnam

iPhone 18 Pro Berencana Adopsi Desain Semi-transparan, Jadi Keputusan Paling Berani?

Vivo X300 Bakal Jadi Pesaing iPhone 17, Punya Fitur Mirip AirDrop

Casing Samsung Galaxy S26 Ultra Bocor, Desain Barunya Jadi Sorotan

Gucci, Balenciaga, dan Alexander McQueen Diretas, Hacker Sandera Data Pribadi Pelanggan

Keberadaan AI Dalam Kehidupan Manusia Menjadi Keniscayaan saat Zaman makin Canggih

Akademisi Sebut AI hanya Kopilot, tak akan Gantikan Manusia

Ngeri Banget! OPPO Find X9 Pro Tembus Skor 4 Juta Poin di AnTuTu

iOS 26 Sudah Rilis, ini Daftar iPhone yang Kebagian Update beserta Fitur Barunya

iPhone 18 Isyaratkan Pakai Dynamic Island Lebih Kecil, Face ID Bawah Layar Belum Siap
