Memahami Kesehatan Mental Lewat Media Sosial Sania Leonardo


Belajar memahami kesehatan mental. (Foto: Unsplash/Visual Stories Micheile)
SANIA atau akrab disapa Bunda merupakan seleb tiktok kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur pada November 1999. Besar di Jakarta, gadis berusia 21 tahun ini semakin dikenal karena sering membahas tentang kesehatan mental lewat Instagramnya. Ia juga dikenal sebagai Keanu versi perempuan karena gaya bicaranya sering ceplas-ceplos.
Terlihat seperti seorang extrovert, nyatanya pemilik nama lengkap Elisa Nathania Leonardo diketahui telah menyandang Bipolar Disorder II sejak SD dan sempat melakukan percobaan bunuh diri sampai empat kali.
Lewat kanal YouTube deHakims Story, Sania menceritakan baru mengetahui sebagai seorang penyandang bipolar saat berada di bangku SMA. Hal ini diketahui karena sejak kecil ia sudah mengidap gangguan panik saat berada di keramaian ataupun saat melihat kekerasan.
Baca juga:
Gangguan bipolar merupakan kondisi kesehatan mental menyebabkan perubahan suasana hati disebut 'episode suasana hati'. Gangguan bipolar ada pada spektrum, dan tidak semua orang mengalaminya dengan cara sama. Tidak hanya pada orang dewasa, gangguan bipolar juga bisa terjadi pada anak, dan dunia berdampak pada sekira 2 persen populasi global.
Ada empat jenis gangguan bipolar. Gangguan bipolar I, gangguan bipolar II, gangguan siklotimik, dan gangguan bipolar tidak dapat ditentukan. Para penyinyas mungkin mengalami siklus perubahan suasana hati selama beberapa hari, minggu, atau bulan, menurut American Psychiatric Association (APA).
Gejala gangguan bipolar bervariasi. Mereka mungkin hadir sebagai mania (atau hipomania), episode depresi, atau kombinasi keduanya. Mereka mungkin juga mengalami periode tidak mengalami titik tertinggi atau terendah ekstrem.

Mania, atau episode manik, adalah kriteria diagnostik utama untuk gangguan bipolar I. Penyintas mungkin mengalami episode manik selama seminggu atau lebih, saat merasa sangat berenergi atau percaya diri, menurut National Institute of Mental Health (NIMH). Selama episode manik, akan mungkin berbicara dengan cepat dan melompat dari satu topik ke topik lainnya.
Ada pula kemungkinan mengalami kesulitan mengendalikan diri mengarah ke perilaku seperti menghabiskan lebih banyak uang daripada biasanya atau mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Terkadang, orang dengan episode manik juga mengalami gejala psikosis. Gejala-gejala ini sering memerlukan perawatan medis mendesak dan dapat mencakup halusinasi, delusi, pemikiran, dan ucapan tidak teratur. Psikosis juga dapat terjadi selama episode depresi, tetapi lebih sering terjadi selama mania.

Sementara, ada pula epsiode Hipomania atau salah satu kriteria diagnostik gangguan bipolar II. Episode hipomanik mirip dengan episode manik tetapi dianggap lebih ringan.
Pada kondisi tersebut banyak gejala tumpang tindih dan berbeda dalam tingkat intensitasnya. Selama episode hipomanik biasanya akan merasakan euforia atau 'suasana hati baik' secara umum. Hal tersebut bisa datang sebagai ide atau kreativitas baru tiba-tiba muncul. Mungkin juga kurang tidur atau sulit mematikan otak dari pikiran berkecamuk.
Ada pula merasa lebih bersosialisasi dari biasanya atau memiliki keinginan meningkat untuk berhubungan seks. Ditemukan memiliki lebih banyak energi untuk melakukan hal-hal biasanya membuat merasa terlalu lelah untuk melakukannya. Peningkatan tingkat energi tiba-tiba ini tidak se-ekstrem episode mania.
Baca juga:

Episode depresi dapat terjadi pada semua jenis gangguan bipolar. Beberapa tanda episode depresi meliputi perasaan sedih atau putus asa luar biasa, nafsu makan atau perubahan berat badan, kelelahan ekstrim, ketidakmampuan untuk menikmati aktivitas favorit, insomnia atau kesulitan tidur, mudah marah atau ledakan kemarahan, sensitivitas sensorik terhadap suara atau sentuhan, pikiran untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri.
Sania sering berbagi informasi seputar kesehatan mental dengan followersnya lewat Instagram Stories. Terkadang ia juga meninggalkan question box nantinya akan menjadi sesi tanya jawab bersama followers-nya. Tidak jarang juga dibahas stigma buruk masyarakat Indonesia tentang kesehatan mental.
View this post on Instagram
Sania berkali-kali mengajak followersnya untuk tidak sungkan menemui psikolog atau psikiater hanya karena takut dengan komentar masyarakat.
Ia sadar masih banyak stigma masyarakat beranggapan orang dengan gangguan mental kurang memiliki iman atau bisa disamakan dengan orang dengan gangguan jiwa. Bahkan tidak jarang takut untuk menemui psikolog hanya karena takut dianggap gila.
Pada awal pandemi, Sania sempat melakukan percobaan bunuh diri lagi hingga akhirnya membuka pembahasan di Instagramnya dengan judul 'Mental Health di Masa Pandemi'.
Sania menanggapi pertanyaan followersnya tentang bagaimana cara untuk menghadapi stress karena di rumah saja. Sania kemudian memberikan beberapa langkah untuk dilakukan mulai dari membuat jadwal video call dengan teman-temannya setiap hari untuk berinteraksi, lalu mencari hobi baru, olahraga, rehat dari sosial media, menjauhi teman toxic, dan lain sebagainya.
Ia banyak rekomendasi buku dapat digunakan untuk mengurangi keinginan melukai diri. Sania juga diketahui menjadi relawan Cakra Abhipraya Responsif karena membantu orang-orang ditemuinya dalam kegiatan sosial membuatnya merasa hidupnya masih berarti dan masih diperlukan orang banyak.
Sania saat ini sedang berjuang menyembuhkan diri dari Bipolar Disorder II dengan melakukan beberapa hal juga bagikan di Instagram, seperti membuat jadwal untuk menangis.
Ia berkata menangis itu sangat perlu dilakukan untuk meluapkan emosi terpendam serta rasa capek berlebihan agar bisa lega dan tidak menjadi masalah lainnya.
Menurutnya memendam tangis terlalu lama akan membuat seseorang tidak bisa menangis dan mengekspresikan dirinya bahkan saat orang tersebut memiliki segudang masalah. Hal ini akhirnya akan menjadi bom waktu untuk diri sendiri. (Tel)
Baca juga:
Belajar Mengatur Waktu Saat Ngilmu di Negeri Aing Belum Tatap Muka
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!

Antony Ngaku Depresi di Manchester United, Mengurung Diri hingga Tidak Makan Berhari-hari

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
