Media Sosial

Ketika Influencer Produk Kecantikan Dapat Pelecehan Seksual di Media Sosial

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Kamis, 09 Desember 2021
Ketika Influencer Produk Kecantikan Dapat Pelecehan Seksual di Media Sosial

Pelecehan seksual kerap terjadi di media sosial. (Foto: Unsplash/dole777)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SALAH satu konten tiktok influencer Nigita Ulfa tentang review lip serum keluaran Jiera mendapatkan respon positif dari pengikutnya. Beberapa pengikutnya berkomentar mengenai sosok Nigita yang selalu berhasil memengaruhi para pencinta produk kecantikan.

"Aah ini yang aku cari sakit banget pecah pecah bibir," kata salah satu pengguna tiktok.

"Wishlist banget," timpal pengguna tiktok lainnya.

"aaw pengen... asli keracunan trs sama apa yang dipake kak @nigita," kata pengguna lainnya lagi.

Namun, Nigita merasa kecewa ketika membaca salah satu komentar dari netizen. Bukannya bertanya soal keunggulan produk tersebut, netizen tersebut mengomentari bibir Nagita dengan kata berbau seksual.

Baca Juga:

Edukasi Anak Laki-laki untuk Cegah Pelecehan Seksual

"Aku kalau melihat komentar begitu lumayan sedih sih. kalau lagi emosi aku balas," ujar Nigita saat ditemui merahputih.com di PIK Avenue, Jakarta Utara beberapa waktu lalu.

Tak hanya Nigita, pengalaman mendapatkan pelecehan seksual di media sosial juga pernah dirasakan oleh influencer Maya Cristabelle. Ironisnya, influencer yang akrab dipanggil Bela tersebut justru mendapatkan pelecehan seksual ketika mengunggah konten tentang kuliner. Lagi-lagi ada netizen mengomentari konten Bela dengan nada yang mengarah ke ranah seksual.

Perempuan kerap mendapatkan pelecehan seksual verbal. (Foto: Unsplash/Dmitry Schemelev)

Meski begitu, Bela tidak terpengaruh dengan kehadiran orang-orang iseng tersebut. Selama konten yang dihasilkan bermanfaat untuk orang lain, Bela tidak mempedulikan komentar-komentar negatif yang ia terima. "Ini bagian dari risiko kita (sebagai influencer). Selagi kita gak merugikan orang lain yaudah keep doing aja," kata Bela yang berada di samping Nigita.

Fenomena pelecehan seksual kerap terjadi di Indonesia. Menurut data dari laman resmi Komnas Perempuan dalam catatan tahunan 2021, jumlah kasus Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) sepanjang 2020 sebesar 299.911 kasus.

"KtP berikutnya adalah di Ranah Publik atau Komunitas sebesar 21 persen (1.731 kasus) dengan kasus paling menonjol adalah kekerasan seksual sebesar 962 kasus (55 persen) yang terdiri dari dari kekerasan seksual lain (atau tidak disebutkan secara spesifik) dengan 371 kasus, diikuti oleh perkosaan 229 kasus, pencabulan 166 kasus, pelecehan seksual 181 kasus, persetubuhan sebanyak lima kasus, dan sisanya adalah percobaan perkosaan 10 kasus," demikian menurut keterangan Komnas Perempuan.

Baca Juga:

Brand Skincare Lokal Buat Kampanye Peduli Korban Pelecehan Seksual

Memang belum ada data spesifik berapa jumlah kasus pelecehan seksual secara verbal seperti yang dialami Nigita dan Bela. Namun, menurut Psikolog Human Initiative Muhammad Hamdi, jumlah pelecehan seksual terbanyak ialah secara verbal, termasuk melalui media sosial.

Bahkan, Hamdi menyatakan pemuda yang iseng menggoda perempuan di tempat publik juga sudah melakukan pelecehan seksual verbal. "Misalnya di halte busway menggoda perempuan, itu sudah termasuk (pelecehan verbal)," papar Hamdi kepada merahputih.com.

Hamdi melanjutkan, sulit menghindari pelecehan seksual verbal di media sosial. Apapun konten yang dibuat, akan ada saja pihak tak bertanggung jawab yang melontarkan kalimat-kalimat berbau seksual pada kolom komentar.

Oleh karena itu, Hamdi memberikan beberapa tips bagi korban pelecehan seksual verbal di media sosial. Ia menyarankan agar korban 'memisahkan' diri dari komentar tersebut, tidak perlu dipikirkan. Daripada dimasukkan ke dalam hati, Hamdi mengatakan influencer perempuan sebaiknya menerima kejadian pelecehan seksual verbal sebagai bahan pembelajaran. "Kita harus bisa menerima itu sebagai proses pendewasaan," ujar Hamdi.

Jiera aktif mengangkat isu pelecehan seksual. (Foto: Istimewa)

Dukungan dari orang terdekat seperti keluarga dan teman kata Hamdi juga tidak kalah penting. Banyak korban pelecehan seksual mengalami depresi karena terlalu lama memendam masalah mereka karena malu.

Bahkan, ada beberapa korban yang tidak pernah menceritakan kejadian yang mereka alami selama puluhan tahun. Jika dukungan keluarga masih belum membantu, Hamdi juga menyarankan korban untuk mendapatkan penanganan dari profesional. "Masih banyak orang baik yang memberikan perhatian kepada orang terkena pelecehan seksual," papar Hamdi.

Berbagai pihak peduli terhadap perempuan Indonesia yang mengalami pelecehan seksual. Contohnya produk Lip Serum Jiera, yang aktif mengangkat isu pelecehan seksual melalui kampanye #Itsokay. Produk ini menggandeng Human Initiative beserta para influencer yang kerap mendapatkan perundungan melalui media sosial. (ikh)

Baca Juga:

3 Gaya Rambut Badai untuk Menyegarkan Penampilanmu Pada 2021

#Media Sosial #Pelecehan Seksual
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial
Senator daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, penyedia platform, dan masyarakat sipil dalam mengawal implementasi kebijakan tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 19 September 2025
Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial
Indonesia
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Komisi I DPR mendorong kampanye agar satu orang memiliki satu akun media sosial. Sebab, akun tersebut dimanfaatkan untuk menggiring opini hingga menyebarkan hoaks.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Dunia
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif
Khabarhub melapoorkan bahwa Rabilaxmi Chitrakar, dirawat intensif pada Rabu setelah mengalami luka bakar serius akibat kebakaran yang dipicu oleh para demonstran di rumahnya.
Frengky Aruan - Jumat, 12 September 2025
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif
Dunia
Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi
Pernyataan itu disampaikan menyusul gelombang protes keras yang terjadi di Nepal sejak awal pekan, hingga membuatnya jatuhnya korban, yang meningkat menjadi 34 orang tewas
Frengky Aruan - Jumat, 12 September 2025
Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi
Indonesia
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa
Purabaya menegaskan kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan keluarga untuk menjaga sikap maupun ucapan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa
Dunia
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Demonstrasi, yang disebut sebagai protes Generasi Z, dimulai setelah pemerintah memblokir platform seperti Facebook, X, dan YouTube, dengan alasan perusahaan-perusahaan itu gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Dunia
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Massa mengepung gedung Parlemen sebelum polisi melepaskan tembakan ke arah para demonstran.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Dunia
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Media Nepal melaporkan polisi menggunakan peluru tajam terhadap para demonstran.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas
Indonesia
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Polisi kini masih memburu akun media sosial, yang menyebarkan provokasi demo hingga penjarahan.
Soffi Amira - Kamis, 04 September 2025
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan
Indonesia
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, penyidik tidak melakukan penahanan terhadap CS, melainkan mewajibkan yang bersangkutan untuk melapor dua kali dalam sepekan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka
Bagikan