Isu Banjir Diduga Dipakai Anies untuk Raih Elektabilitas


Pengamat perkotaan Azas Tigor Nainggolan (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Pengamat perkotaan Azas Tigor Nainggolan menilai Gubernur Jakarta, Anies Baswedan dalam kampanye pilkada dulu ternyata hanya menjadikan banjir Jakarta sebagai komoditi pembohongan agar warga Jakarta agar pemilih yakin memilihnya.
Menurut Tigor, daat banjir awal tahun 2020 lalu, Pemprov Jakarta tidak menyiapkan dengan baik.
Baca Juga:
Hari Ini Waspadai Hujan Lebat dan Petir di Seluruh Wilayah Jakarta
"Termasuk tentang sistem peringatan dini (early warning system) dan sistem bantuan darurat (emergency respons)," kata Tigor kepada wartawan di Jakarta, Minggu (9/2).
Ketua FAKTA ini melihat Pemprov Jakarta selalu terlambat dan tidak berbuat apa-apa untuk warganya.

"Itulah perilaku Pemprov Jakarta dalam setiap kejadian banjir Jakarta di 2020. Selama awal tahun 2020 ini sudah terjadi 4 kali banjir di Jakarta. Tempat atau titik banjirnya pun selalu sama. Begitu pula aparat Pemprovnya pun sama saja tidak melakukan tugas memberikan informasi peringatan dini (early warning system) dan bantuan darurat (emergency respons system) secara baik," katanya.
"Tidak bekerjanya aparat Pemprov Jakarta, membuktikan bahwa Gubernur Jakarta tidak bisa bekerja dan tidak bisa memimpin anak buahnya. Sehingga gubernur sebagai pimpinan daerah tidak memberi contoh dan tidak bisa tegas terhadap anak buahnya yang tidak bekerja karena mereka semua sama-sama tidak bekerja untuk melayani warga Jakarta," lanjut dia.
Menurutnya, untuk menangani banjir, Pemprov Jakarta memang harus bekerjasama dengan pemerintah pusat. Tugas Gubernur Anies adalah menolong Jakarta agar tidak selalu diterjang banjir.
Diperlukan juga sikap siap siaga dari pemprov Jakarta dalam menghadapi tiap ancaman banjir di Jakarta.
"Warga berharap agar diperhatikan dan dibantu agar ringan beban yang diterima akibat dampak banjir. Itu semua adalah tanggung jawab Pemprov Jakarta. Adalah kewajiban pemerintah melindungi setiap warga negaranya dari bencana atau kondisi buruk agar hidup nyaman manusiawi," lanjut Tigor.
Masih menurut Tigor, melihat banjir Jakarta hari ini, ternyata belum ada perubahan signifikan kesiapan pemprov Jakarta.
"Masih saja warga Jakarta jadi korban, pemprov tetap tanpa persiapan secara baik. Warga tetap saja tidak mendapatkan informasi peringatan dini dan bantuan darurat sebagaimana mestinya agar bisa lebih ringan kerugian akibat banjir yang terjadi," keluhnya.
Baca Juga:
Jakarta Masih Tetap Macet, Tigor: Dapat Sustainable Transport Award 2020 Demi Apa?
Tigor berharap warga Jakarta jangan tinggal diam saja melihat kondisi buruk ini.
"Jika anda sebagai warga Jakarta diam saja, berarti anda adalah pendukung utama Anies Baswedan dan mendiamkan kehancuran Jakarta serta diam dikorbankan oleh Gubernur Anies Baswedan," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga:
Pengamat Kritik Pemprov DKI Tak Punya Niat untuk Mengatasi Banjir
Bagikan
Berita Terkait
DPRD Minta Gubernur Pramono Duduk Bareng Cari Solusi Banjir, Jangan Malah Menyalahkan Jabar

Jawab Pernyataan Komeng soal Jawa Barat Penyebab Banjir Jakarta, Pramono: Tak Sepenuhnya Akibat Daerah Penyangga

DPRD DKI Desak Pemprov Buat Strategi Khusus untuk Pangan Jelang Nataru, Jangan Sampai Warga Kekurangan Stok Beras Hingga Daging

Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Terendam Banjir Selasa (16/9) Siang, BPBD Minta Warga Tetap Waspada Potensi Genangan Air

Pemprov DKI Pastikan Nelayan Terdampak Pembangunan Pagar Beton Cilincing Terdata dan Mendapatkan Kompensasi Tepat Sasaran

Gubernur Pramono Ubah Status Hukum PAM Jaya Jadi Perseroda, Pengamat Kebijakan Publik: Tidak Betentangan dengan ketentuan Hukum

'Pelican Crossing' Mulai Diuji Coba dengan Pengawasan Dishub-Satpol PP, Anak Buah Pramono Beri Himbauan Begini

4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam

Pramono Tegaskan Lokasi Baru Pedagang Pasar Burung Barito Tempat Berhenti Banyak Orang
