Indonesia Menyimpan 40% Cadangan Dunia Energi Terbarukan

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 18 Januari 2020
Indonesia Menyimpan 40% Cadangan Dunia Energi Terbarukan

Energi terbarukan masih terkendala berbagai hal. (Foto: Unsplash/Zbynek Burival)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

INDONESIA memiliki sumber daya alam yang melimpah. Selain itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur sehingga mendukung berbagai tanaman komersil untuk bisa tumbuh dengan baik di negara beriklim tropis ini.

Dilansir dari worldatlas.com, Indonesia merupakan pemasok utama komoditas seperti kopi, karet, kayu, minyak kelapa sawit, dan kakao ke pasar dunia. Indonesia juga dikenal sebagai pemasok bahan konsumsi seperti teh, gula, kopra, rempah-rempah, dan tembakau.

Baca Juga:

Indonesia Targetkan 2,1 Juta Motor Listrik Pada 2025

energi
40% panas bumi ada di Indonesia. (Foto: Unsplash/Matt Palmer)

Meskipun begitu, dari berbagai sumber daya yang melimpah masih minim pengembangan energi terbarukan di Negeri Maritim ini. Hanya 8% presentasi penggunaan teknologi energi terbarukan, dan 92% sisanya masih menggunakan energi fosil. Energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara ini bisa menimbulkan beberapa dampak buruk yang serius seperti merusak lingkungan, memperparah krisis iklim, serta membebani anggaran belanja negara.

Makna teknologi energi terbarukan adalah teknologi yang memungkinkan sumber energi untuk bisa dipulihkan kembali secara alami dan prosesnya berkelanjutkan. Teknologi energi terbarukan biasanya memanfaatkan tenaga surya, angin, panas bumi, arus air, dan biomassa. Teknologi ini merupakan upaya yang dibuat untuk mengimbangi pengembangan energi berbabahan bakar nuklir dan fosil.

Jika dikembangkan semaksimal mungkin, besarnya energi terbarukan yang dimiliki Indonesia tentunya akan berdampak besar bagi perikliman dunia kedepannya. Sumber energi terbarukan seperti angin, matahari, air, panas bumi, arus laut dan lain-lain di Indonesia bisa meraih sampai 442 GW.

Meskipun begitu, kekayaan ini seolah diabaikan. Dari 34 provinsi di Indonesia, baru ada lima provinsi yang telah memiliki Rencana Umum Energi Daerah (RUED) yang terdiri dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, dan Jawa Timur sampai Agustus 2019.


Baca Juga:

Jenis Energi Alternatif yang Bisa Dikembangkan Indonesia

energi
Energi angin yang dapat dimanfaatkan sebagai listrik. (Foto: Unsplash/Anna Jiménez Calaf)


Dilansir dari mongabay.co.id, sekitar 40% cadangan dunia untuk energi terbarukan panas bumi terletak di Indonesia. Pengembangan panas bumi masih menghadapi kendala, yaitu keterbatasan biaya eksplorasi. Satu pengeboran sumur bisa memakan biaya sebesar Rp 70 miliar, itu pun belum tentu berhasil. Istiawan, manajer Steam Filed dari Geo Dipa Energi, Dieng, Wonosobo mengatakan bahwa eksplorasi berbasis sains dan pengeboran selalu berisiko. Tingginya risiko menyebabkan para pengembang sulit mencari pendanaan dari bank.

Jangka waktu yang dibutuhkan dari perencanaan sampai operasi juga lama, yaitu tujuh tahun. Itu yang menjadi penyebab mengapa pemanfaatan panas bumi kurang diminati para pengembang bermodal terbatas. "Selama tujuh tahun tidak ada pemasukan sama sekali. Baru setelah itu bisa beroperasi dan melakukan maintenance," ucap Istiawan.

Selain keterbatasan dana, kebanyakan lokasi pengembangan panas bumi berada di kawasan hutan sehingga kerap bentrok dengan upaya pelestarian hutan oleh pihak lain.

Terlepas dari berbagai kendala yang ada, memang sudah seharusnya Indonesia merencanakan transisi energi ke terbarukan. Surya Darma selaku Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) mengatakan bahwa Indonesia harus memikirkan dan mempersiapkan transisi energi seperti negara lain yang sudah memiliki rencana melepaskan diri dari energi fosil.

Dilansir dari Mongabay, Negara di Eropa seperti Jerman dan Belanda akan menghentikan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil pada 2030, dan negara Prancis dan Inggris pada 2040. (shn)


Baca Juga:

Skuter Listrik Terobosan Baru yang Ramah Lingkungan, Ini Keunggulannya

#Hemat Energi #Energi Alternatif #Energi Baru Terbarukan (EBT)
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi
Presiden RI, Prabowo Subianto, memangkas jalur logistik yang menghabiskan biaya tinggi. Hal ini untuk mendorong efisiensi energi nasional.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi
Indonesia
Antisipasi Transisi Energi, APBN Sudah Gelontorkan Rp 610 T untuk Dana Iklim
Sri Mulyani Indrawati memastikan Indonesia siap mengantisipasi dampak gejolak perekonomian global terhadap implementasi transisi energi.
Wisnu Cipto - Minggu, 11 Mei 2025
Antisipasi Transisi Energi, APBN Sudah Gelontorkan Rp 610 T untuk Dana Iklim
Indonesia
Bioetanol Diyakini Jadi Salah Satu Solusi Turunkan Emisi di 2030
Toyota pun telah bertahun-tahun mengembangkan berbagai kendaraan yang menggunakan alternatif energi EBT
Angga Yudha Pratama - Senin, 09 September 2024
Bioetanol Diyakini Jadi Salah Satu Solusi Turunkan Emisi di 2030
Fun
Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya
Ilmuwan dari Universitas Oxford mungkin telah menemukan solusi penting untuk memperluas akses energi surya.
Ikhsan Aryo Digdo - Selasa, 13 Agustus 2024
Peneliti Oxford University Kembangkan Material Penyerap Cahaya, Bisa Jadi Panel Surya
Olahraga
MotoGP Perkenalkan Kampanye 'Racing for the Future' di GP Austria
MotoGP perkenalkan kampanye Racing for the Future di GP Austria, pada 16-18 Agustus 2024 mendatang.
Soffi Amira - Minggu, 11 Agustus 2024
MotoGP Perkenalkan Kampanye 'Racing for the Future' di GP Austria
Berita
IPA Convex 2024 Kembali Digelar, Berfokus pada Ketahanan Energi
IPA Convex 2024 kembali digelar. Kegiatan ini berfokus untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi migas.
Soffi Amira - Selasa, 14 Mei 2024
IPA Convex 2024 Kembali Digelar, Berfokus pada Ketahanan Energi
Indonesia
Nuklir, Hidrogen, Amonia Masuk Bahasan RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan
RUU EBET sendiri sudah dibahas sejak lama yang mana sebagai energi baru dalam RUU itu sebelumnya terdapat nuklir, hidrogen, gas metana batubara, dan sumber energi baru lainnya.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 03 Mei 2024
Nuklir, Hidrogen, Amonia Masuk Bahasan RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan
Fun
Suryanesia Hadirkan SaaS untuk Pelaku Bisnis
Dengan SaaS, Suryanesia dengan mitranya menanggung biaya investasi sistem.
Ikhsan Aryo Digdo - Senin, 05 Februari 2024
Suryanesia Hadirkan SaaS untuk Pelaku Bisnis
Indonesia
Target Bauran Energi Bakal Diturunkan, Menteri ESDM: Masalahnya Infrastruktur
Persoalan yang menghambat percepatan bauran EBT tersebut, salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 02 Februari 2024
Target Bauran Energi Bakal Diturunkan, Menteri ESDM: Masalahnya Infrastruktur
Indonesia
RPP KEN Pangkas Target EBT Menjadi 19 Persen di 2025
RPP KEN menetapkan target bauran EBT di 2025 turun.
Ikhsan Aryo Digdo - Rabu, 31 Januari 2024
RPP KEN Pangkas Target EBT Menjadi 19 Persen di 2025
Bagikan