Gibran Siap Tampung Sampah dari Daerah Yogyakarta


Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka. (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Bantul, Yogyakarta, sempat diblokade warga setempat pada Sabtu (7/5). Warga menuntut Pemerintah Provinsi DIY menutup permanen TPST Piyungan yang menampung sampah dari Yogyakarta, Sleman, dan Bantul.
Hal itu membuat, sampah dari rumahan di tiga kabupaten/kota tersebut tidak bisa terbuang dan menumpuk di sudut-sudut kota. Meskipun demikian, pemblokiran itu tak berjalan lama setelah adanya kesepakatan antara warga dengan Pemprov DIY.
Baca Juga:
Wali Kota Bandung Ingatkan Wisatawan Tidak Buang Sampah Sembarangan
Kasus tersebut mendapat tanggapan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang menilai, adanya potensi sampah besar di DIY untuk dikerjasamakan sebagai bahan baku PLTSa Putri Cempo Solo, Jawa Tengah.
"Kami melihat peluang itu. Sampah di Yogyakarta bisa dikirim ke Solo diolah menjadi tenaga listrik di PLTSa Putri Cempo Solo," ujar Gibran, Sabtu (14/5).
Menurutnya, hal itu diharapkan bisa menjadi solusi masalah sampah perkotaan yang tengah terjadi di Kota Yogyakarta.
Putra sulung Presiden Jokowi ini mengatakan, Pemkot Solo bersama PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) tengah mengerjakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo di Mojosongo.
"Jika PLTSa tersebut beroperasi, Kota Solo dipastikan akan 'mengimpor' sampah dari daerah lain di masa mendatang," katanya.
Baca Juga:
Ekonomi Sirkular sebagai Solusi Banjir Sampah Plastik di Indonesia
Ia mengatakan, daerah lain yang potensi untuk diajak kerjasama dalam pengolahan sampah adalah wilayah Soloraya dan Yogyakarta dengan metode plasma gasifikasi, yang mampu mengolah 540 ton sampah per hari menjadi 5 MW listrik.
Saat ini, produksi sampah di Solo hanya mencapai 250-300 Ton sampah per hari.
"Gasifiernya kan makan sampahnya banyak sekali. Nanti kita harus kerjasama dengan Soloraya dulu," papar dia.
Ia mengatakan, PLTSa Putri Cempo akan mengolah sampah baru maupun sampah lama yang sudah ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo. Dalam satu hari PLTSa akan mengolah kira-kira 250 ton sampah baru dan 300 ton sampah lama.
"Jika nanti gunung sampah di TPA Putri Cempo habis, otomatis Kota Solo akan membutuhkan sampah tambahan dari daerah lain. Mei ini PLTSa akan kita uji cobakan," ujarnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Pemprov DKI Luncurkan Digitalisasi Pengelolaan Sampah
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
BNN Solo Tes Urine Belasan Jukir, Satu Orang Terbukti Positif

Kasus Pencurian Uang Bank Jateng, Kuasa Hukum Minta Barang Bukti Rp 9,6 M Dimasukkan ke Bank Penampungan

Monumen Maestro Gesang tak Terawat, Pemkot Solo Siapkan DED Revitalisasi

Warga Rorotan Tak Perlu Cemas! DLH DKI Jamin Operasional RDF Plant Didampingi Pakar ITB dan Dilengkapi Teknologi Canggih

Monumen Maestro Keroncong Gesang di Solo Tak Terawat, DPRD Desak Perawatan Serius

Bikin WA Grup Khusus, 17 Orang Ditangkap Termasuk Anak Bawah Umur Terkait Demo Rusuh Solo

Warga Solo Digegerkan Penemuan Granat, Malah Dikira Barang Rongsokan

KA BIAS Stasiun Palur Jadi Primadona Mobilitas Masyarakat Solo Raya, Tembus 2.822 Penumpang

Indeks Integritas Pemkot Anjlok, Alarm Bagi Status Solo Percontohan Kota Anti Korupsi

Sampah Solo Capai 350 Ton Per Hari, Pemkot Bagikan Motor Sampah Hibah UEA Era Walkot Gibran
