FAKTA Keluhkan Lambannya Pemprov DKI Tangani Banjir


Ketua FAKTA Azas Tigor Nainggolan (MP/Yohanes Abimanyu)
MerahPutih.Com - Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan menilai Gubernur DKI Anies Baswedan belum maksimal dalam membantu masyarakat korban banjir.
Menurut pengamatan Tigor, sudah 3 hari ini yang bergerak menolong para korban banjir adalah solidaritas warga Jakarta, aparat kepolisian dan TNI.
Baca Juga:
BNPB Beberkan Banjir di Beberapa Lokasi di Jakarta Sudah Surut
Sementara aparat pemprov dan Anies sendiri tidak kelihatan membantu masyarakat.
"Kelihatan bahwa Anies Baswedan dan aparat pemprov Jakarta tidak siap dan tidak menjalankan manajemen penanganan bencana. Kejadian banjir Jakarta 2020 ini sama penyebabnya dengan banjir Jakarta 2002 lalu yakni dijalankannya manajemen penanganan bencana banjir," katanya kepada wartawan, Jumat (3/1).

Bagi Tigor, kesamaan itu dapat dilihat dari miripnya luasan wilayah terdampak banjir serta dampak kerugian yang dialami oleh masyarakat.
"Saat menghadapi banjir Jakarta 1 Januari 2020 ini sama dengan banjir Jakarta 2002 dimana terjadi banyak korban serta kerugian dialami warga Jakarta karena tidak berjalannya sistem peringatan dini (Early Warning System) dan sistem bantuan darurat (Emergency Respon)," tuturnya.
Masih menurut Tigor, saat banjir Jakarta 2020 memang sangat terlihat tidak berjalan sistem peringatan (informasi) dini dan sistem bantuan darurat dari aparat pemprov Jakarta.
Warga korban tidak mengetahui akan ada kiriman air dari Bogor. Padahal air dari Bogor membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 8 jam untuk sampai di Jakarta. Jika ada kesiapan dan berjalan sistem peringatan dini oleh pemprov Jakarta maka warga bisa tahu lebih dini akan terjadi banjir.
Sehingga warga bisa bersiap mengemas barang yang bisa diselamatkan dan mencari lokasi aman untuk mengungsi.
"Akhirnya warga tidak memiliki persiapan cukup menghadapi banjir. Warga panik dan mencari penyelematan sendiri dan mencari sendiri tempat aman untuk mengevakuasi diri dan keluarganya tanpa ada bantuan darurat dari pemprov Jakarta," terangnya.
Dampak dari tidak berjalannya kedua sistem penanganan bencana itu mengakibatkan kerugian sangat besar.
Baca Juga:
Diterjang Banjir, BNPB Sebut Drainase dan Serapan Air di Jakarta Buruk
Tentu dampaknya terbesar bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Menurut informasi media massa sekitar 50.000 warga korban banjir Jakarta mengungsi, bandara Halim Perdanakusuma Jakarta tidak beroperasi karena daerah sekelilingnya banjir besar. Jatuh korban ada 17 orang meninggal dunia.
Berhentinya layanan transportasi publik seperti KRL, Transjakarta, DAMRI karena jalan raya tertutup tingginya air banjir. Banyak usaha masyarakat yang tutup, rusak barangnya dan kendaraan hanyut rusak berat akibat terbawa air banjir.
"Warga korban banjir Jakarta harus berjuang sendiri mengatasi masalah dampak banjir yang mereka alami," pungkas Tigor.(Knu)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Sidak Parkir Ilegal dan Dugaan Pengemplangan Pajak, Pramono Anung Tegaskan Komitmennya Jadika Jakarta Kota yang Lebih Tertib dan Teratur

DPRD Minta Gubernur Pramono Duduk Bareng Cari Solusi Banjir, Jangan Malah Menyalahkan Jabar

Jawab Pernyataan Komeng soal Jawa Barat Penyebab Banjir Jakarta, Pramono: Tak Sepenuhnya Akibat Daerah Penyangga

DPRD DKI Desak Pemprov Buat Strategi Khusus untuk Pangan Jelang Nataru, Jangan Sampai Warga Kekurangan Stok Beras Hingga Daging

Banjir Jakarta Mulai Surut, 2 RT Masih Terendam hingga Selasa (16/9) Sore

12 RT di Jakarta Terendam Banjir Selasa (16/9) Siang, BPBD Minta Warga Tetap Waspada Potensi Genangan Air

Pemprov DKI Pastikan Nelayan Terdampak Pembangunan Pagar Beton Cilincing Terdata dan Mendapatkan Kompensasi Tepat Sasaran

'Pelican Crossing' Mulai Diuji Coba dengan Pengawasan Dishub-Satpol PP, Anak Buah Pramono Beri Himbauan Begini

4 RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Jumat (12/9) Malam

Pramono Tegaskan Lokasi Baru Pedagang Pasar Burung Barito Tempat Berhenti Banyak Orang
