Parenting

Busui, Ini Cara Jitu untuk Atasi ASI Seret 

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Minggu, 25 April 2021
Busui, Ini Cara Jitu untuk Atasi ASI Seret 

Asi seret bikin busui galau. (Foto: University Hospitals)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BAGI ibu menyusui (busui), permasalahan asi seret merupakan momok menakutkan. Mereka khawatir jika asi yang keluar hanya setetes, itu tidak mencukupi kebutuhan si kecil dan membuat bayinya kelaparan.

Apalagi kalau si kecil masih asi eksklusif. Duh! Pusing banget deh rasanya. Konselor Laktasi, Anisya Cahya menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan asi jadi seret. "Apakah kita minum pil yang mengandung estrogen? Jenis pil KB ini dapat mengurangi produksi ASI," tutur Anisya.

Baca juga:

Lewat Edukasi, Dukung Ibu Menyusui si Buah Hati

Faktor berikutnya yang memengaruhi berkurangnya asi adalah perubahan aktivitas. "Apakah baru-baru ini kita sudah mulai bekerja kembali atau melakukan aktivitas lain yang memakan waktu?"

Menurutnya, dengan adanya aktivitas lain yang menyita waktu, frekuensi menyusui ASI akan berkurang. Hal itu juga dapat memengaruhi produksi ASI.

Persoalan berikutnya yang bisa mengurangi produksi ASI adalah pemberian susu melalui botol. "Pemberian susu dalam botol dan bukannya ASI, situasi ini juga bisa menurunkan produksi ASI," terangnya.

Baca juga:

Diet di Masa Menyusui, Cukupkan Nutrisi dengan Makanan Tepat

Busui, Ini Cara Jitu untuk Atasi ASI Seret
Cara biar ASI banyak lagi (Foto: Daily Express)

Guna mensiasati hal tersebut, Anisya menyebutkan beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh sang ibu agar produksi ASI kembali melimpah.

"Pastikan bayi dapat menempelkan mulutnya dengan bayi pada payudara. Dan kita dapat mendengarnya menelan sewaktu ia menghisap," ucapnya.

Menyusui dalam keadaan berbaring juga bisa membantu ibu menstimulasi produksi ASI. "Menyusui dengan posisi berbaring sambil kontak kulit dengan kulit (skin to skin) memberi kesmpatan ibu untuk beristirahat dan memerhatikan dengan cermat tanda-tanda menyusu dari bayi," urainya.

Apabila menemui tantangan dalam proses menyusui segera minta batuan dari konselor menyusui atau dokter laktasi. (avia)

Baca juga:

Perhatikan Hal ini Sebelum Berikan MPASI pada Bayi

#Ibu Menyusui #Parenting #Bayi #ASI #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Bagikan