Jenderal Gatot Nurmantyo dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah pada 13 Maret 1960. Jenderal Gatot Nurmantyo adalah lulusan Akabri tahun 1982.

Gatot sendiri adalah perwira TNI dari kesatuan infanteri alias korps baret hijau.

Sejumlah jabatan strategis pernah diemban olehnya mulai Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakencana pada tahun 2006-2007, kemudian Kasdivif 2 Kostrad tahun 2007-2008, Gubernur Akmil tahun 2009-2010.

Ia juga pernah menjabat sebagai Pangdam V/Brawijaya tahun 2010-2011 kemudian Dankodiklat TNI tahun 2011-2013 selanjutnya Pangkostad tahun 2013-2014.

Kemudian pda tanggal 25 Juli 2014 ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Budiman. Karier Gatot dalam dunia militer terus menanjak ketika Presiden Joko Widodo menunjuk dirinya sebagai calon tunggal Panglima TNI pada tanggal 9 Juni 2015 untuk menggantikan Jenderal Moeldoko.

Kemudian Komisi I DPR RI melakukan fit and proper test di Gedung DPR, Senayan, Jakarta pada 1 Juli 2015. Setelah dinyatakan lolos uji kepatutan, Komisi I DPR menyerahkan Jenderal Gatot Nurmantyo kepada Presiden Jokowi. Jenderal Gatot Nurmantyo dilantik Presiden Jokowi sebagai Panglima TNI pada 1 Agustus 2015.

Jenderal Gatot Nurmantyo disebut-sebut bakal 'nyapres' pada 2019. Namun, Gatot menyatakan kabar itu hoax alias bohong. Kabar ini mencuat setelah Jenderal Gatot menghadiri Mukernas II PPP di Hotel Mercure Ancol Jakarta Utara.

Nama Jenderal Gatot Nurmantyo kembali menjadi pemberitaan media massa di September 2017. Sebabnya, karena Jenderal Gatot memerintahkan seluruh prajurit menonton film Pengkhianatan G30S/PKI.

Lalu, dia membeberkan ada institusi nonmiliter yang memesan 5.000 pucuk senjata dari Rusia. Akibat dua pemberitaan itu, Gatot dituding sedang bermanuver politik. (*)