Gatot Ingin 'Perang Terbuka' Dengan Jokowi
Gatot Nurmantyo. (Foto: Antara).
MerahPutih.com - Langkah Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tak mau datang menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo menuai kontroversi. Absennya Gatot justru menggambarkan sikap politik dengan pemerintah ke depannya yang cenderung diametral (berhadap-hadapan).
Pengamat Politik Karyono Wibowo menilai langkah Gatot tersebut dapat dipersepsikan negatif karena akan dianggap mencampuradukkan urusan politik dengan urusan negara.
"Negara sudah menjalankan tugasnya memberikan penghormatan kepada Gatot yang telah menjabat sebagai Panglima TNI, yang telah mengabdi untuk negara tetapi Gatot memilih tidak hadir,” kata Karyono kepada wartawan di Jakarta, Jumat, (13/11).
Baca Juga:
Partai Baru Amien Rais Bisa Jadi Kendaraan Politik Anies dan Gatot di Pilpres 2024
Karyono menuturkan, kehadiran Gatot dalam acara penyematan oleh Presiden Joko Widodo, sebenarnya tidak lantas membuatnya menjadi pro pemerintah. Menurut Karyono, Gatot tetap bisa bersikap kritis terhadap pemerintah.
Karyono menilai, Gatot ingin mengambil jarak dengan pemerintah dengan memilih tidak hadir dalam acara penyematan tanda kehormatan, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (11/11).
“Itu merupakan sikap politik Gatot yang menginginkan posisinya tetap berjarak dengan pemerintah. Posisi yang kritis terhadap pemerintah,” ujar Karyono.
Seharusnya, lanjut Karyono, Gatot tak ada salahnya meniru langkah Fadli Zon dan Fahri Hamzah yang memilih menerima penghargaan meski sama-sama kerap mengkritisi pemerintah.
Fadli dan Fahri yang merupakan mantan wakil ketua DPR, tetap menerima tanda kehormatan dari negara serta menghadiri proses pemberian tanda kehormatan pada Agustus 2020.
"Setelah menerima, keduanya toh tetap kritis. Harusnya mencontoh Fadli dan Fahri,” kata Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute ini.
Sebelumnya Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan Gatot tidak hadir. Tetapi sudah mengirimkan surat, kenapa dia memilih tidak ikut menerima bintang jasa dari Negara itu.
“Dalam suratnya Pak Gatot Nurmantyo itu menyatakan menerima pemberian bintang jasa ini, tetapi beliau tidak bisa hadir karena beberapa alasan. Beliau tidak bisa hadir karena beberapa alasan. Pertama karena ini suasana COVID-19," kata dia. (Knu)
Baca Juga:
Ambisi Politik Gatot Cs, Jualan Politik "Komunis" Jelang 2024 hingga Picu Keributan di TMP
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Larang Jokowi Pergi ke Luar Negeri karena Kasus Dugaan Ijazah Palsu
Disebut Resmikan Bandara IMIP Morowali, Jokowi: Semua yang Tidak Baik Dikaitkan dengan Saya
Polda Metro Terima Aduan Roy Suryo, Gelar Perkara Khusus atas Kasus Hoax Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
ANRI Pastikan tak Terima Salinan Ijazah Jokowi
[HOAKS atau FAKTA]: Bobby Nasution Sebut Hanya Iblis yang Tak Bisa Dipanggil Penegak Hukum
[HOAKS atau FAKTA] : Roy Suryo Akhirnya Akui Keaslian Ijazah dan Meminta Maaf kepada Jokowi
Jokowi Pidato Forum Bloomberg New Economy Forum 2025, Paparkan Revolusi Ekonomi Cerdas
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK