Yuk, Mengenal Vandalisme, Grafiti dan Mural

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Minggu, 19 Februari 2017
Yuk, Mengenal Vandalisme, Grafiti dan Mural
Salah satu karya mural yang dibuat oleh seniman mural di Palu. (FOTO Antara/Mohamad Hamzah)

Kalau kita jalan-jalan ke kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta sering kali melihat coretan, gambar atau lukisan di tembok, dinding bangunan seperti flyover dan lain sebagainya. Nah, orang banyak menyebutnya ini adalah coretan-coretan vandalisme.

Vandalisme sendiri, pada zaman Romawi kuno adalah suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada bangsa vandal (perusak) yang budayanya antara lain melakukan perusakan dan penistaan terhadap mutu segala sesuatu yang indah dan terpuji. Bisa terhadap bangunan atau karya seni lainnya.

Namun, saat ini, membuat coretan di media yang tidak semestinya apalagi pada karya bangunan di ruang publik sudah menjadi semacam seni keindahan untuk menarik pemandangan siapa saja yang melihatnya. Apalagi aksi coretan atau gambar tersebut dituangkan di tempat-tempat atau dinding bangunan yang kumuh, ini akan membuat tempat tersebut terlihat lebih indah.

Di Indonesia aksi corat-coret atau melukis di media dinding semacam ini juga sudah menjadi salah satu daya tarik wisatawan, dan malah kerap diperlombakan dalam setiap event. Tema-tema yang dituangkan dalam coretan atau karya lukisan di dinding ini biasanya mengusung tema-tema sosial, ajakan untuk berbuat ke hal-hal yang positif.

Tetapi banyak juga memang yang secara liar mencorat-coret dinding semau-maunya dengan sesuatu yang tidak pantas. Misalnya di tembok rumah atau pagar orang dengan coretan menghina, menistakan, bahkan coretan yang menyerupai atau melambangkan alat kemalin. Nah, ini sebenarnya yang layak disebut vandalisme yang sesungguhnya.

Untuk memisahkan mana yang vandalisme sesungguhnya dan mana yang sebuah karya seni, coretan atau lukisan seperti ini ada yang menyebutnya sebagai karya seni mural, dan ada juga yang menyebutnya seni grafiti.

Meskipun keduanya sama-sama menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen, namun mural dengan grafiti ini berbeda.

Dalam seni mural kita bisa lebih bebas dan dapat menggunakan media cat tembok atau cat kayu, bahkan cat atau pewarna apapun seperti kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar. Namun, jika grafiti lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat semprot.

#Seni Rupa #Karya Seni Unik #Pameran Lukisan
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.
Bagikan