Waspadai Toxic Productivity Muncul di Masa Pandemi


Jangan sampai produktivitas mengganggu kesehatan mental. (Foto_ Pixabay_lukasbieri)
TAK dimungkiri pandemi ini membawa dampak ke berbagai elemen kehidupan. Dari mulai kesehatan hingga roda ekonomi dunia, semua kini berada di ujung tanduk. Tak terkecuali kesehatan mental masyarakat yang pastinya cukup terguncang untuk menerima gaya hidup baru dan berbagai peraturan baru dari pemerintah guna memutus rantai penyebaran virus.
Thequint.com menyebut salah satu hal yang perlu disoroti di masa pandemi ini ialah toxic productivity. Perilaku yang sudah sejak lama ada, tapi booming kembali saat ini bisa sangat membahayakan kesehatan mental jika dibiarkan begitu saja. Toxic productivity adalah sebuah obsesi saat seseorang merasa harus meningkatkan kualitas diri hanya karena melihat orang lain melalui media sosial. Apa saja tandanya?
BACA JUGA:
1. Bekerja terlalu berlebihan

Berita tentang roda ekonomi dunia membuat seluruh masyarakat khawatir dan was-was dengan pekerjaannya sendiri. Tak mengherankan jika sebagian orang merasa harus bekerja lebih maksimal agar tidak terkena PHK serentak atau sekadar untuk menambah pemasukan demi tabungan dana tak terduga.
Baik di masa pandemi atau normal, kamu memang harus produktif untuk meningkatkan karier. Tapi kalau sampai membuatmu kehilangan me-time dan jam tidur, sebaiknya mulai kurangi intensitas bekerja untuk menstabilkan kembali kondisi mentalmu.
2. Merasa paling buruk

Melihat teman yang terlihat baik-baik saja masa pandemi membuatmu gusar? Itu tandanya kamu mulai terjerat jebakan toxic productivity. Hampir semua orang memilih untuk membagikan momen-momen terbaiknya saja di media sosial.
Tak terkecuali di masa pandemi seperti ini. Maka, jangan merasa diri sendiri paling buruk dan gagal karena sesungguhnya semua orang memiliki perjuangannya sendiri dalam menjalani hidup.
3. Mengikuti trend dari media sosial

Berbagai trend mula bermunculan di masa lockdown ini. Dari mulai trend bercocok tanam sampai masak berbagai hidangan unik. Hati-hati! Jika kamu tergiur untuk mengikuti trend yang padahal tidak nyambung dengan passion pribadi, sebaiknya kamu menahan diri. Kamu tidak perlu kok mengikuti semua trend hanya untuk merasa tidak “ketinggalan zaman” dari orang lain.(mar)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
