Waspada! Sifilis Bisa Menyerang Bayi
Sifilis bisa terjadi pada bayi (Sumber: Pexels)
PENYAKIT menular seksual ada beragam macamnya. Namun sifilis merupakan satu diantaranya yang bersifat silent. Artinya, penyakit ini bekerja secara diam-diam tanpa menunjukkan gejala berarti apapun.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat sebanyak 1.586 pasien berobat untuk penyakit Sifilis. Sesuai dengan jenisnya, proses penularan sifilis melalui hubungan seks (genito-genital, ano-genital, oro-genital).
Meskipun sifilis mayoritas terjadi pada kelompok beresiko seperti perempuan dan pria pekerja seks, penggunaan jarum suntik, dan hubungan seks antara laki-laki dan laki-laki, sifilis juga bisa ditularkan dari ibu hamil ke janinnya.
Baca juga:
Menurut Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Dr. dr. Wresti Indriatmi, SpKK(K), M.Epid, proses penularan sifilis dari ibu hamil kepada bayi atau janinnya terjadi saat dalam kandungan. "Proses ini juga bisa terjadi ketika bayi melewati jalan lahir yang terdapat lesi sifilis, menular melalui darah atau produk darah yang tercemar," ujarnya ditemui Rabu (12/2).
Berdasarkan informasi World Health Organization (WHO), sifilis yang terjadi saat kehamilan adalah penyebab kedua terbanyak adanya stillbirth, prematuritas, berat lahir rendah, hingga kematian neonatal. "Sifilis juga menyebabkan infeksi atau kecacatan pada bayi yang baru lahir," tuturnya.
Baca juga:
Meskipun penyakit ini bisa mengancam nyawa bayi yang baru lahir, pengetahuan masyarakat terhadap penyakit ini masih sangat minim. Kesadaran mereka untuk deteksi dini pun sangat rendah.
"Apabila merasakan gejala-gejala khas Sifilis seperti luka pada daerah genital atau terdapat ruam di bagian tubuh dianjurkan untuk segera berkonsultasi kepada dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin," jelas Dokter Wresti.
Sebelum dilakukan pengobatan, pasien akan menjalani sesi konsultasi dan pemeriksaan. Beberapa pasien akan mendapat rujukan pemeriksaan laboratorium sesuai instruksi dokter spesialisnya. Pada sejumlah pasien dimungkinkan untuk mendapatkan terapi tambahan jika dibutuhkan. (Avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Penemuan Bayi Laki-laki di Gerobak PKL Gegerkan Warga Sragen
Bayi 5 Bulan Ibu Korban KDRT Dibawa Lari Suami, Polisi Anggap Kasus Selesai Kekeluargaan
Ibu di Pesanggrahan Jadi Korban KDRT, Bayi 5 Bulan Dibawa Lari Suami
Bayi Dikubur Hidup-Hidup di Banyuwangi, DPR Serukan Alarm Sosial Pentingnya Edukasi KB
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Dugaan Malapratik Amputasi Tangah Bayi Arumi, Majelis Profesi Periksa 89 Tenaga Medis Bima
Stop! Bahaya Asap Rokok di Baju Mengancam Nyawa Bayi, Begini Cara Menyelamatkannya