Kesehatan

Waspada Plasenta Previa, Indikasi Kehamilan Berisiko

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Sabtu, 01 Oktober 2022
Waspada Plasenta Previa, Indikasi Kehamilan Berisiko

Plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan hebat. (Foto: Pixabay/Robster_91)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBAGIAN ibu hamil tidak mengalami masalah tertentu selama masa kehamilan. Bahkan, ada ibu hamil yang tidak mengalami fase mual dan muntah sejak trimester pertama hingga melahirkan. Proses kehamilan yang mulus biasa dijuluki dengan “hamil kebo” di Indonesia karena dianggap kehamilan yang kuat dan tidak memiliki masalah.

Tetapi, sayangnya sebagian ibu hamil ada yang mengalami kehamilan berisiko karena bawaan genetik atau terdapat penyakit dan gangguan tertentu seperti plasenta previa. Menurut my.clevelandclinic.org, ibu hamil bisa dinyatakan mengidap plasenta previa selama kehamilan jika posisi plasenta (ari-ari) berada di bawah atau menutupi jalan lahir ketika sudah memasuki usia kandungan 20 minggu.

Baca Juga:

Aman dan Nyaman, Ini Posisi Tidur Terbaik untuk Ibu Hamil

Hindari paparan zat berbahaya selama kehamilan. (Foto: Pixabay/Pexels)

Gejala yang akan dialami ibu hamil dengan plasenta previa adalah keluarnya flek atau pendarahan hebat selama berhari-hari setelah memasuki trimester kedua. Ibu hamil juga akan mengalami sensasi nyeri di sekitar perut karena kontraksi ringan. Apa saja penyebab plasenta previa?

1. Riwayat operasi caesar

Ketika memilih proses persalinan dengan metode c-section atau yang biasa disebut dengan operasi caesar, dokter pasti menyampaikan risiko-risiko yang kemungkinan akan terjadi di kehamilan berikutnya. Proses operasi caesar akan memberikan luka trauma pada tubuh ibu hamil karena dokter akan menyayat bagian rahim untuk mengeluarkan bayi.

Bentuk rahim yang sudah pernah disayat dan dijahit kembali tentu saja tidak lagi optimal untuk kehamilan biasa. Penyebab luka bekas sayatan pada rahim akan meningkatkan risiko plasenta previa di kehamilan berikutnya.

Baca Juga:

Kondisi Kehamilan yang Membuat Puasa Tidak Disarankan

2. Hamil usia lanjut

Meskipun kehamilan bisa terjadi kapan saja selama seorang perempuan belum mengalami menopause, dokter akan menyarankan untuk hamil di usia optimal, yaitu sekitar 20-an hingga pertengahan 30-an. Selain kualitas sel telur yang akan menurun seiring dengan berjalannya waktu, hamil di usia 35 tahun ke atas juga dapat menyebabkan terjadinya plasenta previa karena kondisi rahim yang tidak lagi prima.

Sebaiknya hindari kehamilan di usia lanjut. (Foto: Pixabay_Marncom)

3. Terpapar zat berbahaya

Ibu hamil perlu menjaga diri lebih ekstra dari biasanya karena zat-zat yang masuk ke dalam tubuh akan diterima oleh janin dan menyebabkan komplikasi seperti plasenta previa. Contohnya seperti zat rokok, minuman beralkohol, dan narkoba.

Merokok selama kehamilan dan menggunakan obat-obatan terlarang tentunya akan meningkatkan risiko plasenta menempel kuat pada bagian bawah rahim, sehingga tidak bergerak naik ke atas ketika sudah memasuki trimester kedua dan ketiga. (mar)

Baca Juga:

Berdamai dengan Morning Sick Selama Masa Kehamilan

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan