Waspada Plasenta Previa, Indikasi Kehamilan Berisiko


Plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan hebat. (Foto: Pixabay/Robster_91)
SEBAGIAN ibu hamil tidak mengalami masalah tertentu selama masa kehamilan. Bahkan, ada ibu hamil yang tidak mengalami fase mual dan muntah sejak trimester pertama hingga melahirkan. Proses kehamilan yang mulus biasa dijuluki dengan “hamil kebo” di Indonesia karena dianggap kehamilan yang kuat dan tidak memiliki masalah.
Tetapi, sayangnya sebagian ibu hamil ada yang mengalami kehamilan berisiko karena bawaan genetik atau terdapat penyakit dan gangguan tertentu seperti plasenta previa. Menurut my.clevelandclinic.org, ibu hamil bisa dinyatakan mengidap plasenta previa selama kehamilan jika posisi plasenta (ari-ari) berada di bawah atau menutupi jalan lahir ketika sudah memasuki usia kandungan 20 minggu.
Baca Juga:
Aman dan Nyaman, Ini Posisi Tidur Terbaik untuk Ibu Hamil

Gejala yang akan dialami ibu hamil dengan plasenta previa adalah keluarnya flek atau pendarahan hebat selama berhari-hari setelah memasuki trimester kedua. Ibu hamil juga akan mengalami sensasi nyeri di sekitar perut karena kontraksi ringan. Apa saja penyebab plasenta previa?
1. Riwayat operasi caesar
Ketika memilih proses persalinan dengan metode c-section atau yang biasa disebut dengan operasi caesar, dokter pasti menyampaikan risiko-risiko yang kemungkinan akan terjadi di kehamilan berikutnya. Proses operasi caesar akan memberikan luka trauma pada tubuh ibu hamil karena dokter akan menyayat bagian rahim untuk mengeluarkan bayi.
Bentuk rahim yang sudah pernah disayat dan dijahit kembali tentu saja tidak lagi optimal untuk kehamilan biasa. Penyebab luka bekas sayatan pada rahim akan meningkatkan risiko plasenta previa di kehamilan berikutnya.
Baca Juga:
2. Hamil usia lanjut
Meskipun kehamilan bisa terjadi kapan saja selama seorang perempuan belum mengalami menopause, dokter akan menyarankan untuk hamil di usia optimal, yaitu sekitar 20-an hingga pertengahan 30-an. Selain kualitas sel telur yang akan menurun seiring dengan berjalannya waktu, hamil di usia 35 tahun ke atas juga dapat menyebabkan terjadinya plasenta previa karena kondisi rahim yang tidak lagi prima.

3. Terpapar zat berbahaya
Ibu hamil perlu menjaga diri lebih ekstra dari biasanya karena zat-zat yang masuk ke dalam tubuh akan diterima oleh janin dan menyebabkan komplikasi seperti plasenta previa. Contohnya seperti zat rokok, minuman beralkohol, dan narkoba.
Merokok selama kehamilan dan menggunakan obat-obatan terlarang tentunya akan meningkatkan risiko plasenta menempel kuat pada bagian bawah rahim, sehingga tidak bergerak naik ke atas ketika sudah memasuki trimester kedua dan ketiga. (mar)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
