Waspada Jadi Third Hand Smoke


Cara paling aman adalah dengan berhenti merokok. (Unsplash/JJ Shev)
THIRD hand smoke merupakan istilah untuk menyebutkan residu nikotin dan bahan kimia berbahaya lainnya yang ditinggalkan asap rokok, menurut Mayo Clinic. Selain dampak residu, kebiasaan merokok di dalam rumah dapat menyebabkan anggota keluarga menjadi perokok pasif.
Jika anggota keluarga terpapar asap rokok dalam jangka waktu yang panjang, maka risikonya akan meningkat berkali lipat. Untuk menghindari kondisi ini khususnya pada anak, Hazel Cheeseman dari kelompok kampanye Action on Smoking and Health berpesan agar perokok sebaiknya merokok di luar ruangan.
"Studi terbaru ini semakin memperkuat bahwa perokok harusnya merokok di luar ruangan, untuk melindungi anak-anak dari bahaya. Namun cara terbaik untuk melindungi mereka adalah jika para orang tua berhenti merokok," kata Hazel kepada BBC.
Baca Juga:
Olahraga Tapi Masih Suka Merokok? Ketahui Risikonya Terhadap Fisik

Di sisi lain, dokter spesialis anak RSCM Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K) mengatakan, anak yang hidup dengan orang tua atau keluarga perokok memiliki risiko empat kali lebih besar mengalami gangguan pernapasan dibanding yang tidak tinggal dengan perokok.
“Anak yang hidup dengan perokok itu empat kali lebih tinggi kemungkinan untuk masuk ke rumah sakit karena gangguan pernapasan dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok. Jadi itu patut menjadi perhatian,” ucapnya, seperti dilansir ANTARA, Kamis (4/5).
Meskipun orang tua mengaku tidak pernah merokok di depan anak, nyatanya penelitian menunjukkan partikel-partikel dari asap rokok dapat menempel di meja, sofa, atau menempel di tembok. Hal ini juga termasuk pada rokok elektrik atau yang sering dikenal dengan vape. Menurutnya, paparan asap rokok elektrik sama bahayanya dengan asap rokok biasa.
Baca Juga:
Bolehkah Olahraga di Malam Hari?

Tidak hanya asap rokok, paparan alergen udara lainnya seperti debu, udara dingin dan paparan asap lainnya juga bisa menjadi pencetus asama pada anak atau tambah parah.
“Sebetulnya masih banyak asap-asap yang lain yang juga bisa mencetuskan serangan. Seperti Asap kendaraan bermotor ketika memanaskan mobil atau motor asapnya masuk ke dalam rumah itu bisa menjadi pencetus, Kemudian asap masakan yang bisa sangat iritatif," kata Nastiti.
Orang tua juga perlu berperan pada penanganan dan pengobatan anak dengan asma. Nastiti mengatakan orang tua bisa mengenali faktor-faktor yang sering mencetuskan asma pada anak agar terhindar dari faktor-faktor serangan asma. Jika dokter sudah memberikan pengobatan asma, orang tua perlu memastikan bahwa anak menggunakan obat pengendali asma dengan teratur atau asma reliever. (and)
Baca Juga:
Celana Training Sekolah, Tak Cuma Nyaman untuk Olahraga
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
