Olahraga Tapi Masih Suka Merokok? Ketahui Risikonya Terhadap Fisik
Berhenti merokok memang tidak mudah. (Foto: Unsplash/Immo Wegmann)
KAMU rutin berolahraga atau workout di gym tapi juga suka merokok? Meski sudah teratur berolahraga, namun terkadang kebiasaan-kebiasaan yang dapat berisiko mengganggu kesehatan masih sulit untuk ditinggalkan, salah satunya merokok.
Menurut laman Cleveland Clinic, pengaruh rokok terhadap seseorang yang suka berolahraga adalah memengaruhi daya tahan fisik. Jika merokok, kamu mendapatkan lebih sedikit oksigen bagi jantung, paru-paru, dan otot sehingga mengurangi kebugaran.
Karbon monoksida yang terkandung dalam asap rokok mengikat sel darah merah sehingga oksigen yang seharusnya didistribusikan ke jantung, otot, dan jaringan tubuh lainnya tidak maksimal.
Kondisi ini menyebabkan peningkatan asam laktat, zat yang menyebabkan otot terasa lelah, pernapasan lebih berat, dan peningkatan rasa sakit setelah berolahraga.
Baca juga:
"Penurunan oksigen mengurangi daya tahan fisik sehingga lebih sulit untuk berolahraga dengan baik. Kondisi ini juga membuatmu kesulitan dalam menjalankan aktivitas harian seperti naik tangga," demikian penjelasan dari Cleveland Clinic.
Selain daya tahan tubuh menurun, detak jantung perokok juga lebih tinggi daripada non-perokok karena penurunan kadar oksigen. Hal itu mengindikasikan kamu harus bekerja lebih keras untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Banyak yang mengira bahwa merokok hanya menyebabkan peradangan pada paru-paru. Merokok juga memengaruhi tulang dan sendi sehingga meningkatkan risiko osteoporosis, nyeri punggung, hingga rheymatoid arthritis (peradangan sendi dan keseleo).
Jika ada keluarga, sahabat, atau bahkan kamu mengalami kesulitan meinggalkan kebiasaan merokok, sebaiknya lakukan langkah-langkah untuk mengurangi risikonya.
Baca juga:
Meski tidak mudah, sebaiknya kamu coba deh untuk berhenti merokok. Cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor maupun para ahli untuk membantumu berhenti merokok.
"Setelah memutuskan berhenti, mayoritas orang yang menemui penasihat akan melalui bulan pertama tanpa merokok," kata Jennifer Percival yang melatih para penasihat dalam program berhenti merokok, mengutip laman ANTARA, Sabtu (12/3).
Selanjutnya, kamu dapat mulai berolahraga sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik masing-masing. Jika perlu. bisa melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk dapat 'lampu hijau'. Tidak perlu melakukan yang berat, lakukan yang ringian dengan perlahan. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Indonesia Sukses Raih 91 Emas di SEA Games 2025, CdM Puji Dedikasi dan Semangat Juang para Atlet
Indonesia Raih 91 Emas, Lampaui Target di SEA Games 2025
Tim Indonesia Raih Posisi Kedua SEA Games Thailand 2025, Ukir Sejarah 30 Tahun
Berjaya di SEA Games 2025, Tim Indonesia Pertegas Posisi 'Raja' Panahan Asia Tenggara
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Tim Cycling Indonesia Andalkan Mental Juara dan Dukungan Penuh Federasi, Kunci Kesuksesan Capai Target Medali SEA Games 2025
Aksi Basral saat Pulang Bawa Medali Emas SEA Games 2025, Tunjukkan Trik Skateboard Loncati Motor
Martina Ayu Tercepat di Triathlon Putri, Raihan Emas Tim Indonesia di SEA Games 2025 Thailand Tembus 81
FIFA Rilis Tiket Lebih Murah untuk Piala Dunia 2026, hanya Rp 1 Jutaan
Kisah Basral, Atlet Skateboard Peraih Emas SEA Games, Pernah Beli Papan Rp 5.000 buat Latihan