Warga Diajak Ikut Kampanye Momen Terbesar untuk Bumi dengan Matikan Lampu 60 Menit


Karyawan hotel menyalakan konfigurasi lilin membentuk angka 60 plus saat memdamkan lampu hotel selama satu jam pada peringatan Earth Hour 2023. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Organisasi nirlaba internasional, World Wide Fund for Nature (WWF) mengajak masyarakat dunia untuk melakukan Earth Hour atau Jam Bumi, dengan mematikan lampu selama 60 menit mulai pukul 20.30 hingga 21.30, pada 23 Maret 2024 mendatang.
Pada tahun 2023 lebih dari 410.000 jam telah diberikan kepada bumi oleh para pendukung di 190 negara dan wilayah, yang mewakili 90 persen penduduk bumi.
Baca juga:
Dua Lini Bisnis JHL Group Berpartisipasi dalam Earth Hour 2023
Sejak pertama kali dilakukan pada tahun 2009 di Indonesia, Earth Hour dikenal dengan momen mematikan lampu. Selain Ikon-ikon kota, para pendukung Earth Hour di seluruh dunia juga diajak secara simbolis mematikan alat elektronik yang tidak digunakan dan memberikan satu jam untuk bumi dengan memanfaatkan 60 menit untuk melakukan apapun yang positif bagi bumi.
Gerakan lingkungan akar rumput terbesar di dunia ini kembali dilakukan untuk ke-18 kalinya dengan mengusung tema "Momen Terbesar untuk Bumi" guna mendukung dan merayakan pentingnya Bumi.
"Lebih banyak orang yang perlu bergabung dalam Earth Hour tahun ini untuk memanfaatkan kekuatan kolektif individu dan komunitas," kata Direktur Jenderal WWF Internasional Kirsten Schuijt dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (19/3).
Kirsten mengatakan, keterlibatan manusia dalam menyelamatkan bumi penting dilakukan, jika ingin meningkatkan kesadaran mengenai tantangan lingkungan hidup dan membengkokkan kurva hilangnya keanekaragaman hayati pada tahun 2030 mendatang.
Ia mengatakan, untuk benar-benar menyatukan jutaan orang di seluruh dunia, penting bagi Earth Hour untuk memperluas jangkauannya melampaui jumlah pendukung yang sudah sangat besar dan melibatkan individu-individu yang belum terlibat.
"Melindungi planet kita adalah tanggung jawab bersama dan memerlukan tindakan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.
WWF, meluncurkan Hour Bank, alat daring interaktif untuk menemukan cara paling menyenangkan dalam memberikan satu jam untuk bumi, seperti berjalan-jalan di hutan untuk menikmati aroma udara, merasakan bumi, dan mendengarkan suara, atau melakukan pemilahan di rumah untuk mengidentifikasi dan menukar produk yang tidak ramah lingkungan dengan produk alternatif yang ramah lingkungan.
"Cara yang paling mudah adalah dengan simbolis mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai, karena lampu menyimbolkan bagaimana manusia seharusnya memanfaatkan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan," ujar CEO Yayasan WWF-Indonesia Aditya Bayunanda. (*)
.
Baca juga:
Kampanye Earth Hour di Solo: 1 Jam Matikan Listrik, Kurangi Kerusakan Lingkungan Alam
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
4 Hotel di Puncak Cemari Ciliwung Disegel, 18 Lainnya Masih Diperiksa KLH

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Komisi IV DPR Desak Investigasi Pemberi Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Rekam Jejak PT ASP Pengelola Nikel Raja Ampat, Terafiliasi dengan Raksasa Tambang Asal China yang Punya Proyek Besar di Indonesia

Komisi XII DPR Singgung Pemulihan Kawasan setelah Izin 4 Perusahaan Tambang di Raja Ampat Dicabut

Langgar Aturan dan Merusak Alam, Prabowo Akhirnya Hentikan Langsung Izin Tambang Nikel di Raja Ampat

Kerusakan Alam Raja Ampat akibat Tambang Nikel: Merusak Sumber Pangan Biru Masyarakat Lokal

Cemari Raja Ampat, Bahlil Diminta Tindak Tegas Perusahaan Tambang Nikel

55 Bisnis dalam Hutan Disegel, Termasuk di Batam dengan Kerugian Negara Rp 23 Miliar

Bumi makin Panas, Gletser China Menyusut 26 Persen Mengancam Sumber Air Dunia
