Warga Daerah Ini Setiap Tahun Raup Rp5,43 Miliar dari Kepiting
Kepiting Nibung kini memberikan penghasilan miliaran rupiah setiap tahun (FOTO: WWF-Indonesia)
MerahPutih.Com - Kepiting benar-benar membawa berkah bagi warga Desa Sungai Nibung, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Bayangkan, dalam setiap tahun warga Sungai Nibung meraup penghasilan Rp5,43 miliar dari kepiting.
Berdasarkan data WWF Indonesia, penghasilan miliaran tersebut didapat dari budi daya kepiting.
"Angka tersebut didapat dari hasil penangkapan masyarakat yang diasumsikan sebanyak 54,3 ton/tahun dengan harga jual di lokal Rp100.000 per kilogram," ujar Manajer Program Kalbar WWF-Indonesia Albertus Tjiu di Pontianak, Sabtu (28/4).
Dengan potensi kekayaan alam yang ada sudah seharusnya masyarakat terus mempertahankan dan menjaga kelestarian lingkungan agar kekayaan berupa daerah sumber penghasil kepiting bakau dapat dinikmati hingga nanti.
"Sebagai fungsi kontrol, saat ini WWF-Indonesia sedang menyusun dokumen MSC (Marine Steward Council) untuk memastikan tahapan dan kelola kepiting ini memenuhi syarat-syarat yang berkelanjutan," papar dia.
Albertus sebagaimana dilansir Antara mencontohkan agar keberlangsungan tetap terjaga maka masyarakat juga harus terus melestarikan tanaman bakau yang ada di daerah itu.
"Dalam konteks pelestarian upaya menanam haruslah terus dilakukan. Kawasan yang terdeforestasi perlu dikembalikan ke fungsi ekologinya, yang pada gilirannya ketika sudah kembali utuh hutanya pada gilirannya akan memberikan fungsi ekonomi. Terdapat banyak jenis biota perairan yang bernilai ekonomi seperti Kepiting Bakau," papar dia.
Ia terus mendorong masyarakat Nibung yang mayoritas sebagai nelayan untuk memperhatikan pula tantangan terkait dengan kesehatan perairan dan hutan bakau. Polutan dan limbah plastik laut menjadi salah satu hal serius yang harus dikendalikan mulai dari level pengambil kebijakan sampai di tingkat konsumen.
"Semua kondisi ideal di atas bisa dicapai jika hanya ada kerjasama dari semua pihak, pemerintah sebagai pengambil kebijakan, pengusaha yang mendukung upaya ini, pendampingan yang baik serta adanya kemauan yang kuat dari masyarakat sendiri,"terang Albert.
Saat ini juga masyarakat yang sudah sadar manfaat menjaga kelestarian lingkungan untuk peningkatan ekonomi mengembangkan ekowisata hutan bakau.
Untuk aktivitas penangkapan kepiting juga telah diatur dan disepakati seperti ada pola buka - tutup kawasan penangkapan kepiting bakau agar kepiting dapat berkembang biak dan yang ditangkap kepitingnya besar. Bahkan saat ini juga masyarakat sudah mulai membudidayakan kepiting. Untuk tahap awal nelayan lebih kepada pembesaran kepiting alam yang dipelihara seperti keramba.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Pisang Mas Tanggamus, Komoditas Ekspor Primadona dari Lampung
Bagikan
Berita Terkait
Eks Ketua Banggar DPR Ahmadi Noor Supit Terseret Korupsi Proyek Mempawah
KPK Dalami Dugaan Penyimpangan Era Ria Norsan di Korupsi Proyek Mempawah
Kasus Korupsi Proyek Jalan Mempawah, Gubernur Kalbar Ria Norsan Ditetapkan Tersangka?
KPK Diminta Segera Tentukan Status Hukum Gubernur Kalbar di Kasus Mempawah
Karhutla Sekitar Bandara Singkawang Jadi Lautan Api, Lahan 100 Hektar Ludes Terbakar
Ekstrem dan Kental Unsur Mistik, Riuhnya Aksi Ritual Tatung di Perayaan Cap Go Meh Singkawang
Negara Rugi Rp 1.000 Triliun Akibat Tambang Emas Ilegal WNA di Kalbar
Kisah Moral Legenda 'Batu Menangis' dari Kalimantan Barat
Ganjar Sebut Kalbar sebagai Wilayah yang Toleran