VW Ungkap Tantangan Terbesar di Industri Kendaraan Listrik


Volkswagen (VW) menjelaskan tantangan utama di industri kendaraan listrik (Foto: pixabay/renehesse)
PRODUSEN mobil ternama dunia, Volkswagen (VW), merupakan salah satu merek yang telah berkecimpung di industri kendaraan listrik. Keadaan industri kendaraan listrik berbeda dengan industri kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar minyak.
Pada industri kendaran listrik, produsen mobil harus memutar otak dan menyusun strategi agar bisa menarik minat masyarakat dan menghadapi berbagai tantangan.
Baca Juga:
Volkswagen Indonesia Hadirkan Program VW Flash Ramadhan Sale

VW Chief Financial Officer Volkswagen (VW), Arno Antlitz, menjelaskan bahwa tantangan sebenarnya transisi kendaraan minyak ke kendaraan listrik di Eropa adalah produksi rantai pasok baterai yang cukup untuk memberi daya pada kendaraan.
"Ini adalah tujuan yang menantang. Kami pikir itu bisa dilakukan. Topik yang paling menantang bukanlah meningkatkan pabrik mobil. Topik yang paling menantang adalah meningkatkan rantai pasokan baterai," jelas Antlitz seperti yang dikutip dari laman Reuters.
Hal itu menyusul kesepakatan Uni Eropa untuk menghapus mobil dengan mesin pembakaran dalam waktu 12 tahun demi memerangi perubahan iklim. Uni Eropa pun mengharuskan mobil baru yang dijual pada blok tersebut untuk mengeluarkan nol CO2 mulai tahun 2035. Kebijakan itu akan membuat perusahaan otomotif tidak bisa lagi menjual mobil bermesin pembakaran internal atau ICE.
Komisi Eropa pertama kalinya mengusulkan kebijakan itu pada musim panas lalu. Adapun tujuannya yakni untuk memangkas emisi pemanasan bui dalam 10 tahun ini. Ada kemungkinan proposal itu akan menjadi undang-undang Uni Eropa.
Baca Juga:
Volkswagen akan Bangun 1 Juta Kendaraan Listrik di 2023

VW Sendiri mengatakan bahwa pihaknya akan berhenti menjual mobil bermesin pembakaran di sejumlah wilayah. Beberapa produsen mobil yang tertinggal jauh dalam pengembangan kendaraan listrik seperti Toyota, mungkin kesulitan untuk memenuhinya. Produsen mobil asal Jepang itu menolak berkomentar lebih lanjut.
Para produsen mobil ternama dunia tengah berlomba untuk mengamankan pasokan baterai. Masalahnya, menemukan bahan baku baterai yang cukup mungkin menjadi masalah yang lebih besar.
Kegagalan untuk mendapatkan pasokan lithium, nikel, mangan atau kobalt yang memadai, bisa memperlambat peralihan ke kendaran listrik, dan membuat kendaraan itu lebih mahal, serta mengancam marjin keuntungan pembuat mobil. (Ryn)
Baca Juga:
Sambut Era Mobil Listrik, Mitsubishi, Nissan, dan Renault Perkuat Aliansi
Bagikan
Berita Terkait
Laleilmanino dan Andien Kolaborasi dengan Volkswagen Indonesia Hadirkan Single 'Bahagia di Ujung Jalan'
Antusiasme Tinggi Warnai Hari Pertama PEVS 2025, Momentum Positif untuk Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia

Lonjakan Pemudik Mobil Listrik Diprediksi Tembus 500%, PLN Siagakan Ribuan SPKLU di Jalur Mudik Lebaran 2025

Tesla Cybertruck Kena Masalah Lagi, Trim Kendaraan Copot

Pemerintah Targetkan Bangun 62 Ribu Lebih SPKLU Hingga 2030, Mayoritas Medium Charger

Permintaa EV Lesu, Ford PHK 4.000 Pekerja

SPKLU PLN Dukung Akselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik

AION Mulai Rakit Lokal Mobil Listrik di Indonesia Awal 2025

Volkswagen Siap Luncurkan Asisten Suara ChatGPT di AS

VW Hadirkan Gim Multiplayer ke Mobil Listrik
