Viral Video Gus Dur 'Aksi Teror Rekayasa', Alissa Wahid: Konteksnya Beda

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Jumat, 02 April 2021
Viral Video Gus Dur 'Aksi Teror Rekayasa', Alissa Wahid: Konteksnya Beda

Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid (Foto: antaranews)

Ukuran:
14
Audio:

Merahputih.com - Koordinator Nasional Jaringan Gus Durian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid atau biasa disapa Alissa Wahid mengatakan adanya narasi yang menyebut kejadian teror adalah rekayasa, sebetulnya adalah bagian dari misinformasi atau penyesatan informasi yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

Apalagi, menurut dia, jika misinformasi itu dilakukan dengan memuat potongan video dari Gus Dur (alm. KH Abdurrahman Wahid).

”Yang disampaikan oleh Gus Dur itu konteksnya sangat berbeda dengan kejadian hari ini. Karena pernyataan itu dibuat pada saat rezim lalu yaitu orde baru, dimana kekuatan angkatan bersenjata saat itu memang cukup besar dan banyak catatan ‘rekayasa’ pada saat itu,” ujar Alissa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (2/4).

Baca Juga:

Paham Radikal Bisa Serang Siapa Saja

Alissa menyebut bahwa video asli itu sebenarnya cukup panjang. Ia heran kenapa yang diviralkan hanya bagian itu saja.

"Jadi menurut saya itu misinformasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu,” tutur Alissa.

Oleh karena itu, jika terkait narasi-narasi rekayasa dan lain-lain, Alissa menyebut bahwa apapun yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan terorisme pasti akan dituduh sebagai Islamophobia, kemudian ada rekayasa, mau menyudutkan kelompok tertentu dan lainnya.

”Karena masih denial (penyangkalan), masih tidak mau mengakui bahwa memang ada kelompok-kelompok ini yang kita seharusnya juga menolak kehadirannya,” kata wanita yang saat ini menjadi Sekjen Gerakan Suluh Kebangsaan yang diketuai Menko Polhukam Prof Dr Mahfud MD itu.

Lebih lanjut, putri Presiden ke-4 RI, alm KH, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga mengutuk keras aksi teror yang belakangan terjadi di Indonesia.

Ia setuju bahwa ada yang menyebut pandangan terorisme adalah bagian dari Islam itu juga harus ditolak, karena Islam tidak direpresentasikan oleh si teroris ini, melainkan terorisme muncul karena ideologi kekerasan yang dia bawa dan terorisme itu tidak hanya ada di satu agama saja.

”Tetapi kita juga tidak bisa mengingkari bahwa teroris di Makassar ini dia tidak beragama Islam. Karena si pelaku ini mengakui dirinya Islam. Tetapi tafsir yang dia lakukan pada ajaran Islam itulah yang salah,” kata peraih Magister Psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta

Oleh sebab itu, Alissa berpendapat harus bisa membedakan antara Islam sebagai sebuah agama, dengan terorisme yang menggunakan tafsir yang salah atas nama Islam.

Karena, menurut dia, orang tidak ujug-ujug langsung meledakkan dirinya, melainkan ada proses inkubasinya. Menginternalisasi nilai-nilai baru, terutama yang eksklusif dan ekstrem. Ini tampak dalam surat wasiat yang ditinggalkan ZA, perempuan yang berusaha melakukan tindak teror di Mabes Polri pada Rabu 31 Maret lalu.

Baca Juga:

Polda Metro Jaya Perketat Keamanan Empat Gereja Besar di Jakarta Saat Paskah

ZA meminta keluarganya untuk menjauhi musuh-musuh agama dan hidup secara eksklusif ‘dalam jalan Tuhan’. ZA menjadi perempuan ke sekian yang terlibat sebagai pelaku aksi terorisme di garis depan.

Fenomena ini semakin menguat beberapa tahun terakhir, mengikuti strategi kelompok-kelompok teror yang mengintensifkan rekrutmen dan kaderisasi perempuan.

”Bahwa di luar agama saya, keyakinan saya dan golongan saya itu adalah musuh. Lalu nanti naik ke penerimaan terhadap tindakan kekerasan, bahwa kekerasan itu boleh. Dan terakhir bahwa tindakan kekerasannya dia ini adalah untuk kepentingan agama. Pemahaman agama seperti itu sungguh sangat keliru sekali,” terang wanita yang juga Dewan Pengawas Wahid Foundation ini. (Pon)

#Alissa Wahid #Gus Dur #Teroris #Terorisme #Perangi Teroris #Ancaman Teroris #Jaringan Teroris #Penangkapan Teroris
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Lifestyle
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Isu makar kembali menjadi sorotan publik setelah Presiden RI Prabowo Subianto menyebut adanya indikasi tindakan hal tersebut dan terorisme
ImanK - Senin, 01 September 2025
Apa Itu Makar? Ini Penjelasan dan Sejarahnya di Dunia
Indonesia
Akar Masalah Demo Panjang Versi Jaringan Gusdurian, Tekanan Ekonomi Kian Nyata Dialami Warga
Presiden untuk melakukan reformasi Polri dan mencopot Kapolri atas tindak kekerasan yang terus terjadi.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
 Akar Masalah Demo Panjang Versi Jaringan Gusdurian, Tekanan Ekonomi Kian Nyata Dialami Warga
Indonesia
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Pada tahun 2025, jumlah korban yang masih aktif dalam layanan LPSK tercatat sebanyak 30 terlindung per Agustus,
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 21 Agustus 2025
785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta
Indonesia
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Densus 88 saat ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan keras (hard approach) dan pendekatan lunak (soft approach)
Angga Yudha Pratama - Jumat, 08 Agustus 2025
ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Seorang pegawai Kementerian Agama ditangkap Densus 88 atas dugaan keterlibatan jaringan terorisme.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 07 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Pengamat: Kemenag ‘Lalai’ dalam Tangkal Ideologi Radikal
Indonesia
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Memastikan kementeriannya mendukung langkah Densus 88 menangkap ASN yang diduga terlibat terorisme.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Oknum ASN Ditangkap karena Terlibat Terorisme, Kementerian Agama janji Berikan Hukuman Berat
Indonesia
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
MZ ditangkap di sebuah warung kopi di Kota Banda Aceh, sedangkan ZA, ditangkap di sebuah tempat penjualan mobil bekas di kawasan Batoh, Kota Banda Aceh.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
ASN Kemenag dan Dinas Pariwisata Aceh Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri
Indonesia
Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel
Gubernur Pramono menyampaikan ini saat menghadiri acara Harlah ke-79 Muslimat NU, Sabtu (26/7)
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 27 Juli 2025
Pemprov DKI Setuju dan Dukung Pendirian Musem Gus Dur di Jaksel
Indonesia
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga pelaku terorisme berinisial Y di wilayah Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Frengky Aruan - Senin, 21 Juli 2025
Terungkap, Penghubung Teroris dengan Penyedia Dana dan Logistik Selama Ini Bersembunyi di Bogor
Indonesia
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
BNPT juga menekankan perannya dalam mewujudkan keamanan nasional yang esensial bagi Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026
Angga Yudha Pratama - Rabu, 16 Juli 2025
BNPT Beberkan 4 Sistem Deteksi Dini Cegah Terorisme di 2026
Bagikan