Varian Baru COVID-19 Brazil Serang Pasien Sembuh


Vaksinasi COVID-19 Sinovac kepada seorang warga lanjut usia di panti jompo Solar das Acacias, di Guarulho dekat Sao Paulo, Brazil, (26/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS / Carla Carniel/aww.
MerahPutih.com - Varian COVID-19 sangat menular yang mulanya muncul di Brazil dan kini telah ditemukan di sedikitnya 20 negara. Virus itu dapat menginfeksi lagi pasien yang telah sembuh, menurut para peneliti pada Selasa (2/3).
Dalam riset kemunculan virus mutan dan penyebarannya di kota hutan Manaus, Amazon, para peneliti mengatakan, varian yang dikenal sebagai P.1 "memiliki gambaran mutasi yang unik" dan sangat cepat menjadi varian dominan yang beredar di wilayah tersebut.
Dari 100 orang di Manaus yang sebelumnya sembuh dari infeksi COVID-19, "sekitar 25-61 di antaranya rentan terhadap infeksi ulang P.1," kata Nuno Faria, ahli virus di Imperial College London, yang juga menjadi ketua riset yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Baca Juga:
Seluruh Prajurit TNI AD Selesai Divaksin COVID-19 pada April
Para peneliti memperkirakan bahwa P.1 1,4-2,2 lebih menular dari bentuk awal virus.
Berbicara saat konferensi pers soal temuan tersebut, Nuno mengatakan, terlalu dini untuk mengatakan apakah kemampuan varian tersebut untuk menyingkirkan imun dari infeksi sebelumnya mengartikan bahwa vaksin juga akan memberikan sedikit perlindungan terhadapnya.

"Tidak ada bukti kesimpulan yang benar-benar menunjukkan bahwa vaksin yang sekarang tidak akan ampuh melawan P.1," kata Faria, dikutip Antara.
"Saya rasa (vaksin) setidaknya akan melindungi kami dari penyakit, dan kemungkinan juga dari infeksi."
Baca Juga:
Para ilmuwan di seluruh dunia mewaspadai bentuk mutasi baru virus corona yang dapat menyebar lebih mudah atau lebih kuat menangkis vaksin yang ada.
Riset yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Sau Paulo Brazil dan Oxford Inggris memperlihatkan bahwa varian P.1 kemungkinan muncul di Kota Manaus pada awal November 2020.
Infeksi pertama diidentifikasi pada 6 Desember, sebut Faria. "Kami lantas melihat bagaimana P.1 dengan cepat menyalip garis keturunan lainnya dan kami menemukan bahwa proporsi tumbuh P.1 dari nol hingga 87 persen selama sekitar delapan pekan." (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Pendaki Brazil Jatuh di Rinjani Masih Hidup, Posisinya di Kedalaman 500 M dari Titik Jatuh

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
