Vaksin Merah Putih Masuk Tahap Hilirisasi di Bio Farma


Lab Biofarma. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Perkembangan Vaksin Merah Putih yang diteliti oleh Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman terus mengalami kemajuan. Program Vaksin Merah Putih ini diklim mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri.
Peneliti PRBM Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tedjo Sasmono mengatakan, saat ini perkembangan Vaksin Merah Putih yang diteliti sudah dalam tahap hilirisasi di mitra industri, yakni PT Bio Farma.
Baca Juga:
Legislator Anggap Peleburan Eijkman ke BRIN Bikin Vaksin Merah Putih Terdampak
"Semoga vaksin COVID-19 karya anak bangsa ini bisa berkontribusi dalam penanggulangan pandemi dan menjadi wahana untuk kemandirian bangsa dalam riset vaksin," katanya dalam keteranganya, Selasa (26/1).
Pelaksana Tugas Kepala PRBM Eijman Wien Kusharyoto menyebut riset vaksin COVID-19 dengan platform sub-unit protein rekombinan itu masih dalam proses pengembangan.
"Riset Vaksin Merah Putih masih berjalan, yang berbasis sel ragi atau 'yeast' dalam proses pengembangan lebih lanjut. Tingkat produksinya juga sudah sesuai dengan taraf yang diisyaratkan pihak industri, dalam hal ini PT Bio Farma," ujar dia.
Periset Laboratorium Terapeutik dan Vaksin Andri Wardiana mengatakan, sampai saat ini Indonesia belum berhasil membuat vaksin ataupun obat biologi lainnya secara mandiri.
"Dalam artian, dari mulai desain awal dan baru bisa melakukan transfer teknologi seperti yang dilakukan Bio Farma dan beberapa perusahaan farmasi lainnya,” ujar dia.
Ia mengatakan, agar Indonesia bisa memproduksi vaksin sendiri, harus dimulai dengan melakukan kerja sama banyak pihak. Dukungan secara menyeluruh dari berbagai pihak meliputi akademisi atau peneliti, pelaku industri dan pendukung lainnya, termasuk political will dari pemerintah juga diperlukan.

Andri mencontohkan pengembangan vaksin COVID-19 dari Oxford-Astrazeneca berbagai macam institusi yang saling memberikan dukungan.
"Berbagai institusi bekerja sama menghasilkan satu jenis vaksin yang mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di awal," katanya.
Ia berharap, program Vaksin Merah Putih ini bisa dijadikan momentum untuk mewujudkan kemandirian vaksin dalam negeri.
"Kita harus sudah mulai belajar memperbaiki hal-hal apa saja yang menjadi kendala pada proses pengembangan Vaksin Merah Putih ini," katanya. (Knu)
Baca Juga:
Butuh 500 Relawan, Vaksin Merah Putih Memasuki Uji Klinis
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
![[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19](https://img.merahputih.com/media/71/1c/46/711c467360ed7935305a1847238ccb53_182x135.jpeg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung](https://img.merahputih.com/media/17/c8/bc/17c8bc561c44cc563d3fef2cba579412_182x135.jpeg)
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome

Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis

'Mudik Asyik', Bio Farma Sediakan 10 Bus Gratis untuk Pemudik dari Bandung

Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan

IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir

WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19

Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
