Vaksin Bandung Sejak Zaman Hindia Belanda

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 24 September 2020
Vaksin Bandung Sejak Zaman Hindia Belanda

Lab Vaksin COVID-19 (Foto: bumn.go.id))

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Penelitian vaksin di Indonesia bukan baru dilakukan kemarin sore. Tapi sudah dimulai sejak zaman Hindia Belanda. Meski tentu yang paling menyedot perhatian saat ini ialah uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech, China, oleh Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Unpad.

Sehingga menengok sejarah vaksin tak lepas dari sejarah berdirinya BUMN yang berpusat di Jalan Pasteur, Bandung. Mengutip situs resminya, timeline vaksin di Bio Farma dimulai tahun 6 August 1890, ketika negeri ini masih dijajah Belanda.

Saat itu didirikan Parc Vaccinogene berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda Nomor 14 tahun 1890 di Rumah Sakit Militer Weltevreden, Batavia, yang saat ini telah berubah fungsi menjadi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD Gatot Soebroto), Jakarta.

Baca Juga:

Gugur Dokter Karena COVID-19

Kelak, Parc Vaccinogene menjadi cikal bakal Bio Farma. Namun sebelumnya perusahaan ini sering sekali berganti nama seiring pergantian kebijakan dan kekuasaan di Hindia Belanda.

Parc Vaccinogene mengalami pergantian nama menjadi Parc Vaccinogene en Instituut Pasteur, antara 1895-1901. Parc Vaccinogene en Instituut Pasteur ganti nama lagi menjadi Landskoepoek Inrichting en Instituut Pasteur (1902-1941).

Baru pada 1923, embrio Bio Farma menempati lokasi di Jalan Pasteur No. 28 Bandung di bawah pimpinan L. Otten.

Antara 1942 – 1945, Jepang masuk ke nusantara. Kedatangan mereka bikin tentara Belanda kalangkabut. Negeri Sakura berhasil mengusir Belanda sampai melakukan banyak perubahan di Hindia Belanda, termasuk mengganti nama Landskoepoek Inrichting en Instituut Pasteur menjadi “Bandung Boeki Kenkyushoo” dan dipimpin Kikuo Kurauchi.

Di masa kemerdekaan, antara 1945-1946, Bandung Boeki Kenkyushoo berganti nama menjadi "Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur" yang dipimpin oleh R.M. Sardjito.

Sardjito sekaligus menjadi orang Indonesia pertama yang memimpin lembaga penelitian tersebut. Pada saat kepemimpinan Sardjito, lokasi perusahaan sempat dipindahkan ke Klaten.

Belanda belum rela Indonesia merdeka. Negeri Orange-Nassau itu melakukan Agresi Militer Belanda 1946 -1949. Bandung kembali diduduki. Perusahaan vaksin kembali berganti nama menjadi Landskoepoek Inrichting en Instituut Pasteur.

Kali ini Belanda tak bertahan lama. Antara 1950-1954, perusahaan kembali berganti nama menjadi “Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur” yang merupakan salah satu jawatan dalam lingkungan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir di Bio Farma.
Menteri BUMN Erick Thohir di Bio Farma. (Foto: Antara).

Babak baru terjadi antara 1955-1960 yang merupakan era nasionalisasi kepemilikan perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan vaksin kemudian berganti nama kembali menjadi "Perusahaan Negara Pasteur" dan lebih dikenal dengan nama PN Pasteur.

PN Pasteur berubah namanya menjadi Perusahaan Negara Bio Farma pada 1961. Selanjutnya, PN Pasteur berubah nama menjadi Perusahaan Umum Bio Farma, tapi lebih dikenal dengan nama Perum Bio Farma, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1978.

Perusahaan Umum Bio Farma mengalami babak baru ketika menjadi perseroan (PT), berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997. Di sinilah Bio Farma resmi jadi PT milik BUMN dengan kepemilikan saham 100% milik pemerintah.

Fokus Bio Farma dalam penelitian vaksin membuahkan hasil signifikan mulai 1997. Tahun tersebut Bio Farma mendapatkan Pra-Kualifikasi WHO untuk 12 jenis vaksin sehingga bisa memasuki pasar ekspor.

Bio Farma pun semakin pede melangkah menuju perusahaan vaksin kelas dunia yang berdaya saing global. Direktur Operasi PT Bio Farma, M Rahman Roestan, bilang Bio Farma mendapatkan kepercayaan global memproduksi vaksin polio dan campak pada 1997 itu.

Bio Farma kemudian meluncurkan vaksin Pentavalent, yaitu Difteri, Tetanus, Pertusis, Hepatitis B, HiB yang menyokong pencanangan program imunisasi nasional.

“Dan sampai tahun ini tercatat 14 vaksin produksi Indonesia yang sudaha diakui WHO dan sudah didistribusikan ke 150 negara di mana 52 negara di antaranya adalah negara Islam anggota OIC,” kata M Rahman Roestan, seperti dikutip pada acara orasi ilmiah, baru-baru ini.

Potensi vaksin Bio Farma semakin besar karena di negara-negara Organization of the Islamic Conference (OIC) masih sedikit yang memiliki pabrik vaksin. Dari 57 anggota OIC, hanya 7 negara yang memiliki pabrik vaksin, dan dari 7 negara itu hanya satu yang sudah diakui WHO, Indonesia.

Menurut Rahman Roestan, quality management system bidang vaksin Bio Farma telah diakui WHO. “Dengan kompetinsi itulah Indonesia mendapat amanah dari hasil konferensi IOC di Jeddah ditunjuk sebagai excellent untuk memproduksi vaksin dan produk bioteknologi,” katanya.

Kini, di musim pandemi COVID-19, semua mata tertuju pada penelitian vaksin terhadap 1.620 relawan yang dilakukan Bio Farma bersama Unpad di Bandung, Jawa Barat. Semua orang menunggu kabar baik sambil dituntut taat menjalankan protokol kesehatan. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Diplomasi Vaksin COVID-19 Ala Indonesia

#Vaksin Covid-19 #Bio Farma
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Reaktivitas silang antara protein SARS-CoV-2 pada vaksin dan protein manusia dapat menyebabkan berbagai kondisi autoimun, dari dermatitis ringan, kerusakan organ, kelumpuhan, sampai kematian.
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Beredar narasi yang mengeklaim vaksin Astrazeneca merupakan penyebab jantung terasa sakit tanpa sebab.
Frengky Aruan - Jumat, 09 Agustus 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Lifestyle
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Dwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Indonesia
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Terdapat sebanyak 1.345 kasus aktif pada Januari hingga Maret 2024. Adapun kasus mingguan mencapai 28 kasus, dan pengecekan mingguan sebanyak 7.700 kasus.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Indonesia
'Mudik Asyik', Bio Farma Sediakan 10 Bus Gratis untuk Pemudik dari Bandung
Mudik gratis bersama BUMN ini dapat membantu masyarakat berkumpul bersama keluarga di kampung halaman.
Hendaru Tri Hanggoro - Senin, 04 Maret 2024
'Mudik Asyik', Bio Farma Sediakan 10 Bus Gratis untuk Pemudik dari Bandung
Indonesia
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
"Tahun depan (berbayar). Karena diminta sampai akhir tahun ini masih ditanggung negara," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/7).
Andika Pratama - Senin, 24 Juli 2023
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
Indonesia
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Indonesi tengah memasuki fase endemi COVID-19. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyarankan masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Mula Akmal - Kamis, 22 Juni 2023
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Dunia
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
rganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan rekomendasi vaksinasi COVID-19 pada Selasa (29/3).
Zulfikar Sy - Kamis, 30 Maret 2023
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
Indonesia
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Pemberian vaksin ini ditujukan bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Sebelumnya vaksin IndoVac hanya diberikan pada Lansia, atau masyarakat berusia di atas 60 tahun.
Andika Pratama - Rabu, 08 Maret 2023
Usia 18 Tahun ke Atas Sudah Bisa Vaksin Booster Pakai IndoVac, Catat Syaratnya
Bagikan