Utak-Atik Seni Limbah Kulit ala Kuleat


Di tangan Irawan Mintorogo, limbah kulit bisa menjadi karya seni yang tak ada duanya. (foto: Merahputih.com/Disya Shaliha)
SEEKOR beruang cokelat besar berdiri di depan booth nomor 47 di Planery Hall Jakarta Convention Center, Rabu (1/3). Tinggi tubuh hewan itu melebihi mereka yang datang ke pameran kerajinan tangan terlengkap se-Asia Tenggara Inacraft 2023 itu. Taringnya terlihat, seolah ingin menerkam siapa saja yang lewat di depannya.
Meski bikin pengunjung kaget, si beruang cukup aman untuk didekati. Bukan karena ia jinak, melainkan karena ia hanyalah figurin life-sized beruang. Terbuat dari limbah kulit sapi, si beruang cokelat besar ini merupakan mahakarya seniman asal Jawa Tengah bernama Irawan Mintorogo.
BACA JUGA:
Di stan Kuleat milik Irawan, selain si beruang besar, ada pula figurin-figurin kecil berupa ksatria dan tokoh mitologi fantasi. Semuanya terbuat dari limbah kulit. Irawan sebenarnya ialah pengusaha furnitur. Produk buatannya kerap kali menggunakan material kulit. Setelah hampir dua dekade lamanya, ia menyadari limbah kulit untuk furnitur semakin lama semakin menumpuk.

“Lambat laun, limbah kulit yang hasil dari produk furnitur itu semakin banyak. Kami memanfaatkan limbah kulit itu jadi sesuatu yang lebih berguna, yaitu kerajinan. Nah, kerajinan yang kami pilih bukan kerajinan seperti dompet atau gantungan kunci atau yang umum, melainkan saya sekalia salurkan hobi saya membuat miniatur dan tokoh-tokoh yang lucu dan aneh,” ungkap Irawan.
Kisah Kuleat berawal kebosanan di masa pandemi. Adanya pembatasan mobilitas manusia memaksa Irawan akhirnya bertambah fokus pada ide barunya ini. Dari sanalah lahir sebuah bisnis baru yang ia namakan Kuleat. “Kulit itu kan bahasa Indonesia, digabung dengan bahasa Inggris leather, jadilah Kuleat,” jelasnya.
BACA JUGA:
Meski Kuleat berpangkal dari rasa bosan, Irawan secara serius memikirkan setiap karakter figurin yang ia buat. Tiap-tiap karakter memliki kisah dan merepresentasikan sesuatu. Semua karakter yang ia buat juga murni hasil buah pikirnya. Beberapa tokoh buatannya yakni Len Mir dan Eoro. Len Mir digambarkan sebagai ketua dari kelompok pembunuh, sedangkan Eoro ialah ksatria berkaki satu.
Ada pula tokoh yang memiliki kisah yang nyeleneh, seperti Tedun, ksatria bertubuh gempal. “Tedun itu anagram dari Ndut. Kan biasanya warrior itu badannya atletis, tapi in ada beberapa yang gemuk. Dia pegang batu, bukan latto-latto,” canda Irawan.

Tiap figurin yang diproduksi Kuleat memiliki kisah menarik, terkadang nyeleneh.(foto: Merahputih.com/Disya Shaliha)
Semua produk Kuleat merupakan kriya tangan. Satu per satu figurin dikerjakan secara teliti. Karena proses pengerjaan ini, semua produk akan menjadi spesial dan tak ada duanya. Setiap figurin kecil bahkan membutuhkan waktu 1-2 hari proses pengerjaan. Penggunaan limbah juga membuat produk ini ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Bahkan, ketika kami mengerjakan figurin ini, masih menyisakan limbah juga. Kami ubah limbah itu menjadi papan catur tempat berdirinya figurin-figurin ini,” ungkapnya.

Figurin-figurin unik dari Kuleat dijual dengan harga berkisar Rp 200 ribu - Rp 300 ribu. Sementara itu, si beruang besar yang terpajang di tiang booth, yang dikerjakan selama kurang lebih satu bulan sudah laku terjual. Harganya jauh di atas harga figurin kecil, yakni Rp 20 juta.
Ajang Inacraft merupakan pameran perdana yang diikuti Kuleat. Oleh karena itulah, antusiasme dan rasa penasaran pengunjung terasa di hari pertama pameran itu. “Targetnya ya, kami bisa mendapatkan pasar yang baik. Terus mungkin bisa diekspor,” harap Irawan.(dsh)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya

4 Alasan Kenapa Harus Konsumsi Keju

Amazfit Rilis Active 2, Smartwatch Premium untuk Gaya Hidup Aktif, Intip nih Fitur Unggulannya

Anak Kapolda Kalsel Kerap Pamer Jet Pribadi dan Uang Jajan Miliaran, DPR: Memalukan

Vespa Hadirkan Pop-up Store di Pacific Place Mall Jakarta, Gabungkan Dunia Luxury Fashion dan Lifestyle

Sambut Tahun Baru dengan Mencoba 'No Buy Challenge'

Tak lagi YOLO Gen Z kini Beralih ke YONO

Masuki Umur 4 Dekade, VIVERE Berikan Kualitas Terbaik untuk Furnitur Indonesia
MR.DIY Hadirkan Flagship Store Pertama, Interiornya Eye Catchy Berkat Instalasi Seni Karya Wulang Sunu

Mulai Daur Ulang Sampah dari Dalam Rumah
