Upaya Lestarikan Tenun Ikat Warna Alam

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 15 Maret 2023
Upaya Lestarikan Tenun Ikat Warna Alam

Membuat kain tenun ikat membutuhkan proses panjang. (Unsplah/Chris Chow)

Ukuran:
14
Audio:

DI balik gulungan benang yang bertransformasi menjadi kain tenun, Maria Sanam, warga Desa Nekemunifeto, Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui berbagai kesulitan demi melestarikan tradisi tenun ikat warna alam di kampung halaman.

Seperti dilansir dari BCA, pertemuannya dengan kelompok Warna Alam Indonesia (Warlami) berhasil mengembalikan tradisi tenun ikat berwarna alam. Tradisi ini sejatinya berusia tua di daerah sana. Ia mendapat pelatihan dari Warlami pada Agustus 2022.

Baca Juga:

Membangkitkan Kembali Kain Tenun Tidore

tenun
Maria Sanam bekerja sama dengan Warlami mengembalikan kain tenun ikat warna alam. (BCA)

Maria dan komunitas penenun di desanya sudah memproduksi sejumlah tenun berkualitas tinggi. Bahkan harga jual satu tenun ikat berwarna alam dengan motif pahat dapat dijual sekitar Rp3 juta.

Dari 30 pengrajin disana, jumlah tenun ikat yang dapat dihasilkan sekitar 125 kain tenun pertahun. Sehelai kain tenun ikat ini dapat dijual dengan harga sekitar Rp 325 juta. Sebagai penenun, Maria mengatakan dapat membiayai anaknya berkuliah dan menghidupi keluarganya sangat cukup tanpa kekurangan.

“Tenun merupakan salah satu mata pencaharian sa(ya), ini telah membantu sa(ya) untuk membiayai anak sekolah sampai kuliah,” jelas Maria.

Maria sudah dekat dengan tenun ikat sejak di bangku kelas tiga sekolah dasar. Ini ia pelajari dari kedua orang tuanya. Namun hampir sepanjang ia menenun, pewarna yang digunakan adalah pewarna sintetis. Bagi para penenun, benang berwarna sintetis bisa merupakan pilihan yang masuk akal karena mudah diakses, murah, dan cepat.

Pewarna diperkenalkan sejak lama oleh VOC. Ini yang kemudian mengubah kebiasaan lama penduduk kala itu, dari pewarna alam ke pewarna sintetis.

Baca Juga:

Kekayaan Ragam Motif Kain Tenun Flores

tenun
Bahan pewarna sintetis dibawa masuk oleh VOC. (Unsplah/Ethan Wong)

Sejak masuknya bahan pewarna sintetis penduduk lokal merasa pekerjaan menjadi lebih mudah tak perlu mengerjakan proses panjang untuk mendapatkan warna. Karakteristik pewarna sintetis yang lebih mudah diproses dan cepat dalam pengerjaannya, apalagi harganya lebih murah, membuat pengrajin tenun ikat lebih memilih pewarna sintetis.

Menggunakan benang berwarna alam memang bukan hal yang mudah. Untuk mendapatkan benang berwarna merah saja perlu diminyaki lalu direndam ke sejumlah bahan seperti kemiri, daun dadap, daun widuri, simplokos, dan akar mengkudu.

Kelompok Warlami bekerja sama dengan BCA berusaha menghubungkan kembali tradisi tenun berwarna alam ke komunitas penenun di Desa Nekemunifeto. (dkr)

Baca Juga:

Kriot Kringe Tenun Ikat Flores yang Lestari

#Tradisi #Kain Tenun #Tenun Ikat
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Fashion
NES by HDK Angkat Tenun Lagosi dan Pemberdayaan Sosial di JF3 2025
NES ingin mengangkat kekayaan kain tradisional Indonesia lainnya agar mendapat tempat sejajar seperti batik.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 01 Agustus 2025
NES by HDK Angkat Tenun Lagosi dan Pemberdayaan Sosial di JF3 2025
Indonesia
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi Murok Jerami digelar setelah panen padi.
Wisnu Cipto - Selasa, 29 April 2025
Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Indonesia
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Hingga kini tradisi Kupatan masih eksis. Masyarakat muslim berbondong-bondong berpuasa sembari menyiapkan ketupat dengan ragam bentuknya
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 07 April 2025
Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga
Fun
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Pastikan April Mop untuk bersenang-senang dan membuat orang lain tertawa, bukan untuk menyakiti atau membuat mereka marah.
Wisnu Cipto - Selasa, 01 April 2025
4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa
Tradisi
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi sungkeman eksis sebagai bagian kultur budaya lokal Indonesia yaitu 'tata krama'.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 01 Maret 2025
Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya
Tradisi
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi Bau Nyale menjadi terkenal dan berkembang pesat karena legenda di baliknya.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 20 Februari 2025
Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak
Tradisi
Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB
Masyarakat NTB melakukan Begawe Nyiwak sebagai ekspresi dukungan moral kepada keluarga seseorang yang meninggal dunia.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 17 Februari 2025
Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB
Tradisi
Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
Belis dijadikan sebagai penghargaan buat perempuan dari pihak lelaki sebelum melakukan pernikahan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 13 Februari 2025
Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
Bagikan