Upacara Wor, Kunci Panjang Umur dan Kesehatan Suku Biak Papua


Tradisi Wor diyakini juga sebagai upacara nyanyian adat. (ANTARA FOTO/Sakti Karuru/tom)
Merahputih.com - Masyarakat Papua Suku Biak punya budaya upacara Wor yang merupakan ritual pengenalan siklus hidup manusia dan alam.
Suku Biak merupakan salah satu kelompok suku besar bermukim di sana. Orang Biak melakukan upacara Wor sejak zaman nenek moyang hingga terjaga sampai sekarang.
Tradisi Wor diyakini juga sebagai upacara nyanyian adat. Oleh karena itu, Wor dianggap sakral. Ia berfungsi melindungi seseorang dalam peran peralihan sosialnya dalam rangkaian upacara tradisi seputar lingkaran hidup atau siklus hidup dalam budaya orang Biak.
Baca juga:
Menikmati Macam Rasa Kesegaran Buah di Es Matoa Khas Papua yang Kaya Manfaat
Macam-Macam Upacara Wor
Jika bicara soal upacara Wor maka konteksnya akan sangat luas sekali. Tiap peralihan kehidupan yang terjadi dalam hidup orang Biak, maka Wor-nya berbeda pula.
Ada yang disebut Wor Fasfesmandwampur. Ia berarti ikatan untuk menahan. Dimaknai sebagai upacara syukuran ibu hamil. Wor ini dilaksanakan sejak anak masih dalam kandungan ibunya.
Adapula Wor Fasasnai, diperuntukkan memperlihatkan bayi atay anak yang lahir kepada alam, agar penguasa alam dan segala isinya mengenal bayi atau anak yang baru lahir.
Wor anunbesop membawa atau mengantar anak turun ke bawah) atau wor mengantar anak keluar dari kamar (anun berurido).
Baca juga:
Tujuan Upacara Wor
Tujuan serangkaian Wor di atas memperkenalkan bayi kepada lingkungan sosialnya. Mulai dari alam lingkungannya tempat ia bakal tumbuh besar, ke kerabat yang nyata dan tidak nyata.
Sementara itu ada Wor Anmam. Dimaknai sebagai upacara di mana anak mulai masuk masa tumbuh gigi.
Lalu ada Wor famarmar dan Sraikir Kneram. Sebuah upacara mengenakan pakaian atau cawat bagi anak laki-laki. Lalu Wor Sraikir Kneram adalah upacara melobangi telinga bagi seorang anak perempuan.
Kemudian ada Wor Papaf (Penyapihan) adalah upacara di mana bayi sudah masuk nasa penyapihan. Bayi sudah mulai terbiasa makan makanan lain di luar asi.
Adapula Wor Kapanaknik, adalah Wor atau upacara cukur rambut diperuntukan pada anak 6-8 tahun.
Ada upacara Wor Kabor, dikaitkan dengan upacara yang mirip dengan sunatan. Di mana ada aktivitas menusuk dan bori yang berarti di atas sesuatu jadi mengiris atau menusuk bagian atas penis alat kelamin laki-laki.
Ada lagu namanya Upacara Wor Farbakbuk. Dimaknai sebagai upacara perkawinan di mana dalam prosesnya ada beberapa tahapan seperti Wor Ramrem, Wor Yakye, wafwofer, dan Wor Anenfasus.
Dan ada pula upacara Wor Farbabei yakni upacara berkabung. Di mana mengantungkan sesuatu pada tubuh sebagai oleh-oleh atau kenangan dari saudara yang meninggal. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual

DPR Kecam Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua, Minta Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas

Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda

Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa

Prabowo Lantik Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Papua, DPR: Peningkatan SDM Jadi Prioritas

Velix Wanggai Tegaskan Percepatan Pembangunan Papua Butuh Konsolidasi dari Pusat hingga Daerah

4 Jasad Korban Longsor Freeport Diterbangkan ke Jakarta, Termasuk 2 Ekspatriat

TNI-Polri Berhasil Evakuasi 5 Jenazah Pendulang Emas Korban KKB di Pedalaman Yahukimo

KKB Papua Kembali Berulah Bakar Puskesmas Kiwirok, Berujung Kontak Senjata

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak
