Uni Eropa Bahas Masa Depan Suriah Akhir Januari ini, Sanksi akan Dicabut


Konflik di Suriah. (Foto: Unsplash/Aladdin Hammami)
MerahPutih.com - Para menteri luar negeri Eropa sepakat untuk bertemu pada akhir Januari guna membahas pencabutan sanksi terhadap Suriah dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, Minggu (12/1) waktu setempat.
Kaja Kallas, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, mengatakan bahwa para menteri luar negeri akan berkumpul di Brussels pada tanggal 27 Januari untuk menyelidiki bagaimana blok beranggotakan 27 negara itu akan mendekati masalah tersebut.
Ia mengatakan kepada wartawan bahwa Uni Eropa ingin melihat pemerintahan yang inklusif di Suriah yang tidak menunjukkan tanda-tanda "radikalisasi" dan juga menghormati hak-hak perempuan dan kelompok-kelompok lain. Blok tersebut dapat dengan cepat membalikkan setiap peluang terkait masalah sanksi, tegasnya.
Setelah pembicaraan hari Minggu berakhir di Riyadh, menteri luar negeri Arab Saudi menyerukan pencabutan sanksi terhadap Suriah.
Baca juga:
Menlu Prancis dan Jerman Kunjungi Damaskus, Tegaskan Negaranya Berdiri Bersama Rakyat Suriah
“Kami menekankan pentingnya mencabut sanksi unilateral dan internasional yang dijatuhkan kepada Suriah, karena kelanjutannya menghambat aspirasi rakyat Suriah untuk mencapai pembangunan dan rekonstruksi,” kata Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, dikutip dari Aljazeera.
Menteri Luar Negeri baru Suriah Asaad Hassan al-Shaibani, yang telah berulang kali menyerukan pencabutan sanksi yang telah berlaku selama puluhan tahun, menghadiri pembicaraan tersebut, bersama dengan menteri luar negeri dari kawasan termasuk Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Irak, Yordania, Lebanon dan Turkiye.
Melaporkan dari Damaskus, Mohammad Jamjoom dari Al Jazeera mengatakan pertemuan diplomatik "substansial" di Riyadh lebih fokus pada sanksi dibandingkan pertemuan pada tanggal 14 Desember di Aqaba, Yordania, yang sebagian besar membahas tentang memastikan masuknya bantuan kemanusiaan karena warga Suriah merasakan dampak buruknya.
“Sanksi yang telah berlaku selama ini telah mempersulit impor atau ekspor bahan mentah,” katanya.
Baca juga:
Delegasi Suriah Kunjungi Arab Saudi, Pertama Kali Setelah Bashar al-Assad Digulingkan
Pembicaraan tersebut juga dihadiri Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Bass, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Suriah, Dorong Gencatan Senjata dan Dialog Damai

20 Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Gereja Suriah

Bukti Pengakuan Dunia, Akhirnya Bendera Baru Suriah Berkibar di Markas PBB

Operasi Militer di Basis Loyalis Assad Dinyatakan Selesai, Ribuan Tewas

Israel Luncurkan Serangan Udara ke Suriah Selatan

Uni Eropa Bahas Masa Depan Suriah Akhir Januari ini, Sanksi akan Dicabut

Delegasi Suriah Kunjungi Arab Saudi, Pertama Kali Setelah Bashar al-Assad Digulingkan

Turkiye Sebut 31 Ribu Warga Suriah Telah Kembali ke Negaranya

Sempat Umumkan Kerahkan 900 Tentara, Pentagon Akui Kini ada 2.000 Pasukan AS di Suriah

Indonesia Belum Mau Akui Pemerintah Baru Suriah Pengganti Rezim Assad
