Twitter Tindak Tegas Cicitan Mengharapkan Kematian Seseorang


Twitter akan tindak tegas akun yang meluncurkan cuitan tentang berharap kematian seseorang (Foto: pixabay/free-photos)
BEBERAPA jam sejak Presiden AS Donald Trump mengungkapkan dirinya mengidap COVID-19, beberapa orang men-tweet mereka lebih mendukung virus tersebut.
Cicitan warganet berisi keinginan atau harapan kematian terhadap seseorang, menurut Motherboard Article, tak lagi bisa terpampang di Twitter.
Baca Juga:
Twitter, seperti dikutip dari laman Engdaget,memberi tahu Motherboard mengenai aturan tersebut telah diberlakukan sejak April. Namun, dilihat di internet archive, menunjukan kebijakan khusus itu telah hadir sebagai bagian dari aturan sederhana diluncurkan Twitter di Musim Semi 2019, tepatnya sejak Juni 2019.

Aturan tersebut melarang siapa pun menginginkan atau mengharapkan cedera serius bahkan kematian pada seseorang atau sekelompok orang.
Pihak Twitter tak mentoleransi konten menginginkan, mengharapkan, dan mengungkapkan keinginan untuk mati, cedera serius, atau penyakit fatal pada individu atau sekelompok orang.
Bahkan dengan kelakar sekali pun, contoh 'Saya harap kamu terkena kanker dan meninggal'.
Dilarang pula menginginkan sesesorang menjadi korban kecelakaan serius, contoh 'Saya berharap kamu akan ditabrak mobil saat kamu membuka mulut'.
Baca juga:
Twitter Berikan Label Pada Akun Pejabat Pemerintah dan Media, Ada Apa?
Selain itu tak diperbolehkan juga mengatakan sekelompok individu pantas mendapat cedera fisik serius, contoh 'Jika kelompok pengunjuk rasa ini tidak tutup mulut, mereka pantas untuk ditembak'.
Pada tweet mencoba mengklarifikasi aturan, Departemen Komunikasi Twitter menjelaskan, bila melanggar aturan itu memang tidak dapat langsung mengakibatkan akun ditangguhkan.

Bila penegakan hukum terjadi, kemungkinkan tweet perlu dihapus, dan seperti terlihat dalam keadaan sebelumnya, akun bisa dikunci selama proses hukum berjalan.
Secara terpisah, Juru Bicara Facebook mengatakan, platform mereka juga menghapus konten menginginkan kematian Presiden AS, termasuk komentar dan postingan menandai Presiden AS.
Banyak orang bertanya-tanya saat ini apakah kebijakan tersebut bisa diterapkan pada akun Presiden sendiri, atau ke gerombolan orang melemparkan ancaman pembunuhan terhadap orang lain di Ttwitter selama bertahun-tahun tanpa tindakan.
Sementara kebijakan secara khusus melarang unggahan semacam itu baru-baru saja diterapkan, hanya ada sedikit komunikasi dari Twitter atau Facebook tentang mengapa hal itu tak bisa dilakukan lebih awal, sementara teori konspirasi dan ekstremis lainnya membuat postingan mengarah pada kekerasan sebenarnya. (Ryn)
Baca juga:
Twitter Tengah Survei Fitur Layanan Berbayar, Simak Daftar Lengkapnya
Bagikan
Berita Terkait
Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

Taylor Swift Umumkan Pertunangan, Presiden AS Donald Trump hingga Anggota Kerajaan Inggris Ucapkan Selamat

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump

Apple Pilih Gelontorkan Investasi Rp 1.627 Triliun di AS, Investasi di Indonesia Diklaim Terus Lanjut

UFC akan Gelar Pertarungan Perdana di Gedung Putih, Rayakan 250 Tahun AS

Grok AI Sebut Trump 'Penjahat Paling Terkenal' di Washington, Terjerat 34 Kasus Pidana
