Twitter akan Beri Peringatan Pengguna Sebelum 'Like' Tweet yang Menyesatkan
Twitter akan beri peringatan pada pengguna sebelum 'like' unggahan yang diduga menyesatkan (Foto: pixabay/alurean)
TWITTER mulai menandai tweet untuk konten yang disengketakan dan berpotensi menyesatkan tahun ini, khususnya menjelang Pemilihan Presiden Amerika 2020.
Dengan fitur tersebut, situs web akan menampilkan peringatan setiap kali kamu mencoba me-retweet atau mengutip postingan yang diberi label seperti itu, dalam upaya untuk memutus mata rantai penyebaran hoaks.
Baca Juga:
Saat ini, jejaring sosial Twitter telah memperluas fitur tersebut, sehingga kamu juga akan mendapatkan peringatan bila kamu mencoba untuk 'menyukai' tweet yang disengketakan.
Seperti yang dilansir dari laman engadget, ketika pengguna mengetuk tombol hati pada postingan yang diberi label menyesatkan, akan muncul tombol yang bertuliskan 'cari tahu lebih lanjut'.
Peneliti fitur eksperimental aplikasi, Jane Manchun Wong, menemukan fungsi yang diperluas awal bulan ini. Tweet yang dia uji terkait soal pemilu, menunjukkan peringatan yang mengatakan 'Sumber resmi mungkin tidak menyebut perlombaan saat ini di-tweet.
Sepekan setelah hari pemilihan, Twitter mengungkapkan bahwa mereka memberi label 300.000 tweet yang dianggap menyesatkan antara tanggal 27 Oktober hingga 11 November 2020.
Dari seluruh tweet tersebut, 456 diblokir agar tidak di-retweet atau disukai dan disembunyikan di balik peringatan, bahkan sebelum bisa dilihat.
Baca Juga:
Twitter Tindak Tegas Cicitan Mengharapkan Kematian Seseorang
Twitter mengatakan upayanya telah menyebabkan penurunan 29 persen dalam menindak tweet yang berisi informasi menyesatkan alias hoaks.
Menurut The Verge, perluasan fitur diluncurkan di web dan di IOS untuk semua pengguna di seluruh dunia pekan ini. Sementara untuk pengguna android, akan bisa melihat perintah dalam beberapa minggu mendatang.
Sebelumnya Twitter juga menangguhkan beberapa akun yang menyamar sebagai media Amerika Serikat, dan mengumumkan hasil Pilpres AS palsu, mendahului pengumuman resmi.
Akun-akun palsu itu meniru nama akun dan logo Associated Press dan CNN, dua media yang biasanya memprediksi hasil pilpres AS.
Juru bicara Twitter mengatakan, akun tersebut ditangguhkan secara permanen karena melanggar kebijakan jaringan sosial tentang peniruan identitas, yang melarang akun yang "berpura-pura sebagai orang, merek, atau organisasi lain dengan cara yang membingungkan atau menipu."
Twitter menegaskan bahwa upaya itu tidak tampak berskala besar, tetapi mengindikasikan akan menangguhkan akun apa pun yang mencoba menyamar sebagai organisasi berita dan merusak percakapan publik tentang pemilu.(Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Akun Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa, Polisi Temukan Barang Bukti Penting
[HOAKS atau FAKTA]: Pertamina Kasih Duit Rp 7 Juta Buat Netizen yang Unggah Citra Baik di Media Sosial