Cegah Hoaks, Twitter Akan Batasi Retweet


Twitter lakukan sejumlah perubahan untuk mencegah hoaks (Foto: Pixabay/free-photos)
KURANG dari sebulan sebelum Pilpres AS pada 3 November 2020 mendatang, Twitter memperkenalkan beberapa perubahan sementara namun mendasar, soal cara kerja platformnya.
Sejalan dengan perubahan terbaru yang dilakukan twitter pada kebijakan integritas sipilnya, Twitter mengatakan akan melabeli cuitan yang secara palsu mengklaim kemenangan bagi kandidat mana pun. Label itu akan mengarahkan orang ke halaman resmi pemilu AS di Twitter.
Baca Juga:
Twitter Tindak Tegas Cicitan Mengharapkan Kematian Seseorang
"Untuk menentukan hasil pemilu di AS, kami memerlukan pengumuman dari pejabat pemilu negara bagian, atau proyeksi publik dari setidaknya dua outlet berita nasional resmi, yang melakukan memenuhi pemilu independen," jelas pihak Twitter, seperti yang dikutip dari laman engadget.

Selain itu, Twitter akan menghapus cuitan apapun yang menghasut orang untuk melakukan kekerasan atau mendorong mereka untuk ikut campur dalam pemilu. Twitter akan berbuat lebih banyak untuk mencegah penyebaran informasi yang salah atau hoaks.
Mulai minggu depan, jika seseorang mencoba meretweet pesan yang sudah diberi label menyesatkan oleh twitter. Maka mereka akan melihat prompt yang mengarahkan ke informasi yang lebih kredibel. Pada akhirnya pengguna bisa tetap membagikan cuitan tersebut.
Sementara politisi yang mencuitkan informasi yang menyesatkan akan melihat pembatasan tambahan yang diterapkan pada pesan mereka. Bila seorang politisi, kandidat, kampanye atau akun yang berbasis di AS dengan lebih dari 100 ribu followers membagikan informasi yang salah dalam cuitan maka Twitter akan segera memberikan peringatan.
Selain itu, satu-satunya cara mereka untuk lebih terlibat dengan cuitan adalah dengan mengutip cuitan itu, tetapi mereka tidak akan dapat membalas pesan, meretweet atau menyukainya. Selain itu, algoritma Twitter pun tidak akan memunculkan cuitan itu di timeline pengguna.
Baca Juga:

"Kami berharap ini akan semakin mengurangi visibilitas informasi yang menyesatkan, dan akan mendorong orang untuk mempertimbangkan kembali jika mereka ingin memperkuat cuitan itu," jelas Twitter.
Mulai hari ini, Twitter pun memperkenalkan perubahan pada cara kerja retweet di platform. Ketika kamu mencoba meretweet pesan, Twitter akan meminta kamu untuk menambahkan konteks ke pesan melalui fungsionalitas kutipan cuitan.
Adapun tujuan dari perubahan itu ialah untuk membuat orang mempertimbangkan mengapa mereka akan berbagi sesuatu.
Twitter berharap penggunanya juga menambahkan pemikiran mereka ke dalam percakapan. Twitter memiliki rencana untuk meluncurkan perubahan itu ke semua penggunanya di seluruh dunia pada tanggal 20 Oktober, dan akan mempertahankannya hingga minggu terakhir Pemilu di AS. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih
