Tudingan Dinasti Politik Coreng Citra Gibran di Pilwalkot Solo
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun. (MP/Fadhli)
MerahPutih.Com - Direktur Lembaga Riset Median Rico Marbun menilai, isu politik dinasti bisa menjadi ganjalan Gibran Rakabuming Raka di Pilwalkot Solo.
Isu tersebur dianggap negatif karena dinasti politik masih dimaknai konotatif di Indonesia.
Baca Juga:
Gibran Resmi Maju di Pilwalkot Solo, Purnomo Tegaskan Dirinya Tak Ambisius Jadi Wali Kota
“Kalau Dinasti politik membesar akan mengancam elektabilitas Gibran,” ujarnya saat memaparkan temuannya di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (16/12).
Rico menambahkan pemilih Gibran berasal dari pemilih pemula dan milenial. Sedangkan pemilih Purnomo merupakan pemilih matang secara usia.
“Pada pemilih usia 17-19 tahun, Gibran unggul dengan 40 persen. Dan pada usia 20-29, pemilih memilihi Gibran dengan 45,8 persen. Sedangkan pemilih dewasa secara usia, yakni di atas 29 tahun lebih memilih Achmad Purnomo,” jelas Rico.
Suara Gibran akan tergerus dan dikalahkan oleh calon PDIP, Achmad Purnomo yang kini menjabat Wakil Wali Kota Solo.
Namun, dia menyebutkan proses Pilkada kali ini cukup fair, meskipun agak menimbulkan resistensi. Gibran juga dapat mengambil peluang dengan memainkan faktor emosional anak muda yang menganggap majunya dia bukan dianggap dinasti politik.
“Nah, jika isu dinasti politik ini mencuat, maka bisa jadi pengancam Gibran. Tapi jika bisa diatasi, maka Gibran bisa saja mengalahkan Achmad Purnomo,” ujarnya.
Dia membeberkan tiga alasan publik melihat Gibran maju adalah suatu yang baik dan bukan dinasti politik karena berharap Gibran seperti Jokowi, muda dan membawa perubahan.
Sementara tiga alasan menganggap dinasti politik karena terlalu muda, nepotisme dan belum pengalaman.
Rico menyatakan, Gibran harus mendobrak cara-cara konvensional dalam kampanye, sebagai anak muda dia harus membawa gagasan yang segar dan terobosan yang inovatif untuk warga Solo, bukan sekadar pencitraan. Publik harus diyakinkan boleh hal tersebut.
“Sehingga, kalau Gibran mampu melakukan langkah di luar pencitraan trending, seperti pencitraan kompetensi, itu sebenarnya cukup (modal),” tuturnya.
Baca Juga:
Gibran Nekat Maju di Pilwalkot Solo, Pengamat: Bapaknya Presiden, Kans Menang Besar
Sementara itu, pemilih PDIP di Solo terbelah gara-gara putera Presiden, Gibran Rakabuming Raka. Gibran memecah suara PDIP yang mendukung Achmad Purnomo.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Kota Solo sejak 3 November hingga 3 Desember 2019, majunya Gibran di Pilkada Solo membuat keterbelahan di internal PDIP. Namun selisihnya tak jauh berbeda.
“Jadi, jika petahana mengantongi elektabilitas 43,7 persen di pemilih PDIP, Gibran 36,7 persen,” pungkas Rico Marbun.(Knu)
Baca Juga:
Majunya Dinasti Politik Jokowi Lewat Gibran dan Bobby di Pilkada Rawan Korupsi
Bagikan
Berita Terkait
Pengamat Beri Nilai 6 untuk Setahun Kinerja Prabowo-Gibran, Sebut Tata Kelola Pemerintahan Semrawut
Banggar DPR Soroti 4 Isu Krusial Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
KPK Kirim Sinyal Bahaya, Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran Diperkuat dengan Integrasi Pencegahan dan Penindakan
Warga Solo Boleh Ikut Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran Berkuasa, Tapi Ada Syaratnya
Jam 12 Siang, BEM UI Bergerak ke Jakarta Tagih Janji Kampanye Prabowo-Gibran
Dicecar Gibran Soal Pemotongan Anggaran Pemda, Menkeu Purbaya: Dia Menyuarakan Keresahan
Ada Ulat di Menu MBG SMAN 6 Solo, Wali Kota Segera Laporkan ke BGN
Gibran Tegaskan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sudah Diperhitungkan Matang oleh Prabowo untuk Optimalkan Kinerja Pemerintah dan Pelayanan Publik
Imbas Demo Ricuh di Solo, Pemkot Batasi Semua Gelaran Event hingga 22.00 WIB
Begini Cara Grab Memilih Perwakilan Ojol untuk Bertemu dengan Wapres Gibran