Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak di Masa Pandemi Covid-19


Menjaga kesehatan gigi sangat penting bagi anak usia dini. (Pixabay-Mlarson)
MENJAGA kesehatan gigi dan mulut pada anak tidak boleh terkendala dengan alasan pandemi Covid-19. Perawatan gigi dan mulut harus rutin dilakukan dengan tetap mengantisipasi penularan virus Corona baik ke tenaga kesehatan maupun kepada pasien.
Baca juga: Sikat Gigi Baiknya Sebelum atau Sesudah Sarapan? Begini Menurut Kesehatan
Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Prof. Dr. Willyanti Soewondo, drg., Sp.Ped. KGA (K), berbagi pandangan mengenai pentingnya perawatan gigi dan mulut pada anak di era pandemi Covid-19, dalam diskusi “Pandemi Covid-19 dan Kesehatan Gigi Anak”, Sabtu (10/4).
Menurutnya, praktik kedokteran gigi dan mulut anak di tengah pandemi harus mengikuti protokol kesehatan ketat. Perawatan gigi saat ini pun ditekankan pada pencegahan penyakit gigi dan mulut lebih dini (preventif dentistry).

“Perawatan gigi mulut anak pada era Covid-19 itu terpenting tindakan pencegahan penyakit gigi mulut secara lebih dini,” ujar Prof. Willy.
Pencegahan secara dini meliputi pemeliharaan kesehatan gigi di rumah, seperti menjaga kebersihan gigi dan mulut anak dengan baik dan mengoptimalkan edukasi kesehatan gigi.
Baca juga: Noda Ekstrinsik dan Intrinsik, Penyebab Gigi Kuning
Prof. Willy menyarankan agar melakukan diet makanan non-kariogenik, semisal mengurangi makanan bergula dan lengket, serta memperbanyak makanan berserat, seperti buah-buahan dan sayuran dengan banyak kandungan air.
Sementara kunjungan berkala ke dokter gigi perlu dilakukan setiap 3 sampai 6 bulan. Khusus anak dengan gigi mulut masih baik biasanya 6 bulan sekali. “Tapi (anak) terutama banyak kariesnya dianjurkan interval 3 sampai 6 bulan,” kata Prof Willy.

Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG Unpad tersebut juga mengingatkan pentingnya konseling kesehatan gigi dan mulut bagi ibu hamil. Selain itu, ibu juga dapat menjadi role mode paling baik bagi anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
“Sebetulnya harusnya dari sebelum hamil, calon ibu itu harus bagus gigi dan mulutnya,” ujarnya.
Mengenai infeksi Covid-19 di tempat praktik kedokteran gigi, Prof. Willy menyebut 95 persen prosedur dental mengasilkan bioerosol (percikan halus). Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam penyebaran virus. Penggunaan instrumen gigi terkontaminasi juga berpotensi menularkan virus.
Namun, sesuai adanya panduan PDGI dan AAPD, menurutnya para dokter gigi dapat melakukan perawatan gigi dan mulut di era pandemi dengan menyesuaikan protokol kesehatan. Selain preventif dentistry, lanjutnya, hal lebih ditekankan adalah adanya tindakan perawatan dengan minimal invasif.
Menurut Prof. Willy, praktik kedokteran gigi di era pandemi memerlukan proses screening dan pengendalian infeksi. Sebenarnya di kedokteran gigi anak sudah ada prosedur pengendalian infeksi, tetapi pada era Covid-19 pengendalian infeksi lebih ditingkatkan lagi.

Pengendalian infeksi itu, misalnya, dokter gigi dan perawat harus dalam keadaan sehat dan menggunakan APD level 3 sedangkan pasien dipakaikan APD level 1. Diperlukan pula separator wall pada saat berkonsultasi, disinfeksi ruang perawatan dan ruang tunggu, serta ruang praktik harus cukup ventilasi, dan dilengkapi hepa filter dan sinar UVC untuk disinfeksi.
Demi meminimalisasi aerosol (percikan halus), dapat diantisipasi melalui penggunaan high vacum evacuator atau vaccum aerosol, melengkapi ruang praktik dengan alat hepa filter, atau penjernih udara. Prof. Willy juga mengatakan perlunya diterapkan four handed dentistry yang berguna mempersingkat waktu kerja dokter gigi, mengurangi kelelahan, dan juga mempersingkat kontak dengan aerosol.
Sedangkan untuk kondisi darurat, Prof. Willy mengatakan perawatan dapat dilakukan melalui teledentistri atau perawatan gigi mulut jarak jauh demi mengurangi kunjungan tatap muka. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca juga: Perawatan Menyakitkan yang Harus Dilalui demi Gigi Sempurna Bak Idola Kpop
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Lirik Lengkap 'Semua Kan Terjawab' dari GIGI

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
