Tiongkok Usulkan Pembentukan Komunitas Maritim untuk Laut China Selatan


Ilustrasi posisi KN Pulau Nipah-321 dan kapal Penjaga Pantai China nomor lambung 5204, di zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut Natuna Utara
MerahPutih.com - Tiongkok meluncurkan buku putih berjudul "A Global Community of Shared Future: China's Proposals and Actions" yang mengusulkan komunitas maritim dengan masa depan bersama untuk mendorong perdamaian dan stabilitas maritim di Laut China Selatan.
Laut China Selatan adalah jalur perairan penting yang menjadi rute perdagangan internasional senilai tiga triliun dolar AS (Rp 45.000 triliun) setiap tahun. Jalur itu diyakini kaya potensi energi mineral, minyak dan gas.
Baca Juga:
Tiongkok Bantah Klaim AS Soal Pernyataan Prabowo Terkait Laut China Selatan
Dalam dokumen itu, Tiongkok mengakui menghadapi permasalahan maritim yang semakin kompleks sehingga mengusulkan pembentukan komunitas maritim yang didasarkan pada prinsip saling menghormati, kesetaraan, kerja sama, dan saling menguntungkan.
"Tiongkok meyakini bahwa konsep ini dapat membantu mendorong perdamaian dan stabilitas pada bidang maritim, serta menciptakan masa depan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi semua negara," demikian isi dokumen tersebut, yang dirilis CGTN.
Tiongkok mengklaim selalu berkomitmen menyelesaikan kedaulatan wilayah serta hak maritim dan perselisihan kepentingan di Laut China Selatan melalui dialog dan konsultasi.
Beijing menegaskan, menerapkan Deklarasi Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan dengan negara-negara ASEAN secara penuh dan efektif, dan terus melanjutkan perundingan tentang pedoman tata perilaku di perairan tersebut.
Deklarasi Perilaku Para Pihak (DoC) yang disepakati pada 2002, adalah perjanjian tidak mengikat yang menguraikan prinsip-prinsip penyelesaian sengketa Laut China Selatan secara damai.
DoC meminta para pihak menahan diri dari aktivitas yang mengancam atau mengerahkan pasukan, menyelesaikan perselisihan secara damai melalui dialog dan konsultasi, dan menghormati kebebasan berlayar dan terbang.
Tiongkok juga telah mengusulkan membangun kemitraan ekonomi biru bersama dan memperkuat konektivitas maritim.
"Memegang teguh langkah-langkah mencapai pembangunan bersama, dengan mengesampingkan perselisihan, dan secara aktif menjajaki pengembangan sumber daya bersama dengan negara-negara tetangga di laut," sebut dokumen itu.
Laut China Selatan masih menjadi titik panas permasalahan di kawasan. China mengklaim hampir seluruh perairan di Laut China Selatan, sedangkan Brunei Darussalam, Malaysia, Vietnam, dan Filipina juga mengklaim berdaulat di wilayah itu.
Baca Juga:
Agresivitas Tiongkok di Laut China Selatan Jadi Pekerjaan Rumah Andika Perkasa
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Prabowo Perintahkan Menteri Gerak Cepat Lakukan Hilirisasi, Kerjasama Dengan China

PM Tiongkok Datang ke Indonesia, HBKB Sudirman-Thamrin Dihentikan Sementara

Jakarta Diproyeksikan Bakal Dibajiri Barang dari Tiongkok dan Vietnam

2 Train Set KRL Dari Tiongkok Kembali Datang, KAI Commuter Ingin Percepat Pengujian dan Sertifikasi

Apa Itu Virus HMPV: Gejala, Penyebaran, dan Cara Menghadapinya

31 Tahun Beroperasi, 'Niu An Cong' Kini Hadir di Indonesia

China Berharap Hubungan Dengan Indonesia Tambah Kuat

Tiongkok Sudah Punya Kereta Tanpa Rel Sejak 2018

Ekonomi Tiongkok Melambat, AS Mulai Tumbuh Baik

Lampion dan Dekorasi Naga Warnai Kota Solo
