Tiongkok Damaikan Junta Militer dan Kelompok Etnis Bersenjata Myanmar
Myanmar. (Foto: Tangkapan Layar)
MerahPutih.com - Myanmar jatuh dalam kekacauan sejak kudeta pada 2021, ketika militer menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan mengakhiri satu dekade reformasi demokrasi sementara negara itu.
Namun, perlawan terus dilakukan terutama ketika aliansi kelompok etnis bersenjata bernama Aliansi Tiga Persaudaraan secara terkoordinasi menyerang pos-pos militer di negara bagian Shan di Myanmar utara yang berbatasan dengan Tiongkok.
Baca Juga:
Konflik Myanmar Meluas, Junta Militer Dikabarkan Makin Terdesak
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengungkapkan, Tiongkok menjadi mediator dialog antara pemerintah junta militer Myanmar dengan aliansi etnis minoritas yang melakukan perlawanan di wilayah utara negara tersebut.
"Melalui upaya mediasi China, militer Myanmar baru-baru ini mengadakan pembicaraan damai dengan Tentara Aliansi Demokratis Nasional Myanmar (MNDAA), Tentara Pembebasan Nasional Ta’ang (TNLA), serta Tentara Arakan (AA) di Tiongkok dan sudah mencapai kesepakatan," kata Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Kamis (14/12).
"Kesepakatannya adalah mengenai sejumlah pengaturan, termasuk gencatan senjata sementara dan menjaga momentum dialog," papar Mao Ning.
Mao Ning mengatakan, pihaknya mendukung proses perdamaian di Myanmar utara dan telah memberikan dukungan dan fasilitasi dialog dan kontak antara pihak-pihak terkait di Myanmar.
"Konflik di Myanmar bagian utara sudah semakin berkurang, hal ini tentu tidak hanya bermanfaat bagi kepentingan pihak-pihak terkait di Myanmar tetapi juga membantu menjamin perdamaian dan ketenangan di wilayah perbatasan China-Myanmar," ujar Mao Ning.
Pemerintah Tiongkok, menurut Mao Ning, berharap pihak-pihak terkait di Myanmar dapat mempercepat upaya untuk mengimplementasikan kesepakatan.
"Menahan diri secara maksimal, secara aktif meredakan situasi di lapangan, segera menangani konfrontasi sporadis dan bersama-sama mewujudkan pendekatan damai terhadap situasi di Myanmar utara," ucap Mao Ning.
Dari serangan aliansi yang dinamakan Operasi 1027 merujuk tanggal 27 Oktober 2023 itu, membuat junta kehilangan lebih dari 100 pos junta, dan merebut setidaknya empat kota, termasuk perbatasan penting dengan Tiongkok.
Diketahui konflik bersenjata terjadi sejak 27 Oktober 2023. MNDAA beroperasi di Kokang, sedangkan TNLA beroperasi di Distrik Tawngpeng, keduanya masuk wilayah Shan. Sementara AA beroperasi di negara bagian Rakhine di Myanmar barat, yang berbatasan dengan Bangladesh menyerang militer. (*)
Baca Juga:
Dunia Didesak Berikan Tekanan Lebih Besar Pada Junta Militer Myanmar
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Presiden Prabowo Pulang Lebih Awal ke Tanah Air dari KTT ASEAN, Disebut Ada Hal Mendesak
Timor Leste Resmi Gabung ASEAN, DPR: Kerja Sama Regional Makin Kuat, Indonesia di Garis Depan
China dan AS Capai Kesepakatan Dagang di KTT ASEAN, Tensi Mulai Mereda?
Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon Selatan, Lontarkan Granat dari Pesawat Nirawak
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
Dari Negara Pengamat Jadi Anggota Negara Penuh ASEAN, Perjalan Panjang 14 Tahun Timor Leste
Hadiri KTT ASEAN di Malaysia, Donald Trump Lempar Pujian untuk Kepemimpinan Negara ASEAN