Timor Tengah Utara Alokasikan 11.000 Ekor Sapi ke Jakarta


Menteri BUMN Rini M Soemarno menyerahkan sapi bantuan di Jember. (ANTARA FOTO/Seno)
Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur mengalokasikan sebanyak 11.000 ekor sapi untuk diantarpulaukan ke Jakarta guna memenuhi kebutuhan daging nasional dalam tahun ini.
"Saya meminta untuk tahun ini kuota sapi dari Timor Tengah Utara sebanyak 11.000 ekor untuk kegiatan antarpulau," kata Bupati Timor Tengah Utara Raymundus Sau Fernandes saat dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu.
Menurutnya, kuota sapi yang diantarpulaukan dari daerah setempat pada tahun 2016 masih terbatas dengan kisaran 6.000 sampai 7.000 ekor.
"Tahun lalu banyak sapi yang tidak bisa dijual karena kuotanya habis dan itu merugikan para petani peternak kami," katanya pula.
Untuk itu, menurutnya, jumlah kuota sapi dalam tahun ini perlu ditambah menjadi 11.000 ekor untuk membantu petani peternak setempat memasarkan sapi-sapi yang mereka miliki.
"Kalau dengan 11.000 ekor pasti akan jelas membantu para petani peternak yang ada terutama yang sudah berkembang melalui kelompok-kelompok program Sari Tani maupuan kelompok lain," katanya.
Raymundus menjelaskan, populasi sapi di daerahnya sempat mengalami penurunan pada tahun 2010 lalu menjadi 83.000 ekor, namun dalam perjalanan sudah mengalami kenaikan menjadi 128.000 ekor.
"Sementara sensus peternakan pada 2014 jumlah sudah mencapai 138.000 ekor sehingga dalam perkembangan ini jumlahnya bisa meningkat dari yang ada," katanya.
Raymundus mengatakan, peningkatan produksi sapi setempat didukung dengan adanya bantuan langsung masyarakat berupa pemberian dan kepada petani peternak untuk pengadaan sapi dari luar daerah.
"Demkian untuk pemanfaatan program Sari Tani sebesar Rp300 juta per kelompok tani, juga ada yang menggunakan untuk membeli sapi bakalan dari luar untuk menambah populasi," katanya.
Bupati Raymundus menambahkan, pemerintah setempat tengah berupaya melakukan distibusi ulang sapi namun sementara masih terkendala pemberantasan penyakit brucellosis. Untuk itu, pihaknya harus memproteksi wilayah-wilayah yang belum terkena brucellosis agar tidak tertular.
Selain itu, upaya peningkatan populasi dan pemasaran sapi menjadi salah satu sektor yang terus didorong karena selain membantu para petani peternak, juga untuk meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) setempat.
"Sektor peternakan juga memberikan kontribusi yang signifikasi bagi PAD terkait dengan pengiriman sapi keluar dan lain sebagainya," demikian Raymundus Sau Fernandes.
Sumber: ANTARA
Bagikan
Berita Terkait
Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi

DPR Dorong Pemerintah Libatkan Peternak Kecil dalam Program Sapi Merah Putih

215 Siswa di NTT Keracunan, DPR Desak Aparat Usut Kelalaian Penyedia Makan Bergizi Gratis

Ribuan Sapi Perah Bunting Asal Australia Masuk Indonesia, Buat Percepat Produksi Susu Nasional

Pemerintah Tidak Lagi Berlakukan Batasan Kuota Impor Sapi Hidup Demi Ketahanan Pangan

Susu Lokal Wajib 20 Persen di Program Makan Bergizi Gratis, Peternak Sapi Lokal Siap-Siap Kebanjiran Order

Pemerintah Siapkan 525.995 Hektare Untuk Ekosistem Peternakan Nasional, Uji Coba di Sumba NTT

Pemerintah Putuskan Setengah Juta Impor Sapi Hidup di 2025, Bertambah 184 Ribu Ekor

Demi Protein Warga Jakarta, Ribuan Sapi Impor Australia Digemukkan Dulu 2 Bulan

3 Ribu Lebih Sapi Perah Impor dari Australia Sudah Masuk Indonesia, Wamentan Sebut Bagian dari Investasi
