'Time is Muscle', Serangan Jantung Harus Segera Ditangani!


Serangan jantung harus segera ditangani (Foto: Pexels/rawpixel.com)
SERANGAN jantung enggak bisa dianggap enteng. Jika teman, anggota keluarga, atau teman kamu sendiri mengalami serangan jantung, penanganan harus segera dilakukan. Oleh karena itu, ada baiknya jika kamu mengenali gejala serangan jantung terlebih dulu.
Menurut dr. Hengkie F. Lasanudin, SP.JP (K), FIHA ada beberapa gejala penyakit jantung yang sering terjadi pada penderita. "Ada rasa nyeri di dada kiri, tengah, ulu hati, hingga nyeri punggung," ujarnya saat ditemui di RS Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, Kamis (1/8).
Baca juga:
CRT dengan Teknologi Multipoint Pacing Perbaiki Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung
Selain itu, kata Hengkie, gejala nyeri tersebut membuat dada pasien seperti tertekan benda berat. Bagi orang Indonesia sendiri gejala dada tertekan tersebut memiliki istilah angin duduk. Yang sering terasa saat baru bangun tidur. "Enggak ada apa-apa (bangun tidur) tapi seperti di duduki (beban), itu bisa jadi gejala juga," tambahnya.
Kemudian, lanjut Hengkie, rasa nyeri tadi bisa menjalar ke beberapa bagian tubuh kecuali ke bagian kaki. "Penjalarannya bisa ke lengan kiri, punggung, bahu, lalu ke rahang," ujar dokter yang praktek di RS Pusat Pertamina itu.

Karena serangan jantung harus segera ditangani. Ada sebuah istilah yang digunakan dokter jantung bernama Time is Muscle. Maksud istilah ini ialah waktu sangat berharga bagi penderita serangan jantung. Jika terlambat ditangani, kerusakan denyut jantung bisa bertambah parah.
Baca juga:
Ambil Jatah Libur untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Dalam waktu 10 menit penderita yang mengalami gejala jantung harus sudah mendapat diagnosa. "Waktu 10 menit itu penting, dalam waktu tersebut harus sudah tercapai curiga ke jantung atau tidak," tutur Hengkie.
Oleh karena itu, RS Pusat Pertamina memiliki inovasi terbaru untuk menangani pasien serangan jantung. Dengan menghadirkan Catheterization Laboratory/Cathlab atau ruang katerisasi jantung. Layanan tersebut hadir selama 24 jam.

Di dalam ruang Cathlab, ada dua fasilitas berteknologi penunjang kateterisasi, yaitu Rotablator dan Ivus. Rotablator merupakan alat bantu dalam prosedur PCI yang berfungsi mengikis sumbatan plak aterosklerosis.
Sementara Ivus merupakan alat serupa teropong yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah koroner. Alat ini memungkinkan tenaga medis melihat anatomi koroner dengan jelas. Sehingga pemilihan cincin atau stent lebih akurat. Ivus sendiri masih menjadi alat langka di rumah sakit Indonesia.
Selain gejala-gejala tadi, Masih ada lagi gejala tambahan yang biasa dirasakan penderita serangan jantung. "Pasien juga bisa merasakan sesak nafas, dada berdebar, keringat dingin, mual, dan muntah," tukas Hengkie. (ikh)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Yayasan Jantung Indonesia Bakal Lakukan Pemeriksaan Jantung Gratis Bagi Anak SD, Makin Banyak Usia Produktif Terancam

Jarang Jalan Kaki Bikin Sirkulasi Pembuluh Darah ke Jantung Bisa Terganggu

Legenda Tinju Indonesia Ellyas Pical Dirawat di ICU RS Jantung Harapan Kita

Posisi Tidur yang Dianjurkan untuk Pasien Gagal Jantung

Dokter: Perempuan Jangan Abai jika Ada Keluhan pada Jantung

Mengenal Aritmia, Penyebab Atlet Meninggal Mendadak Usai Olahraga

Mengapa Jantung Berhenti Mendadak dan Cara Mengatasinya
