Suka Menyendiri dan Tidak Tertarik Hubungan Sosial, Mungkin Skizoid

Frengky AruanFrengky Aruan - Jumat, 28 Juni 2024
Suka Menyendiri dan Tidak Tertarik Hubungan Sosial, Mungkin Skizoid

Ilustrasi menyendiri. (Foto: I-stock)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Sering menganggap diri sendiri sebagai orang mandiri, menjauhkan diri dari interaksi sosial, dan selalu bersikap dingin pada orang lain? Bisa jadi hal tersebut tanda mengidap skizoid.

Lantas apa itu skizoid? Dilansir dari laman Siloamhospital bahwa skizoid adalah bagian dari kondisi gangguan mental di mana seseorang tidak tertarik untuk berinteraksi sosial. Perlu diketahui bahwa ini berbeda dengan skizofrenia. Sebab Skizofrenia adalah gangguan mental yang membuat penderitanya tidak dapat membedakan antara khayalan dan realita.

Penderita skizoid suka menyendiri, tidak mempunyai respons emosional, dan tidak ingin menjalin hubungan sosial. Biasanya menunjukkan gejala seperti lebih senang untuk melakukan aktivitas sendiri, tidak tertarik untuk menjalin hubungan sosial, tidak bergairah untuk menjalin hubungan romantis.

Seseorang dengan skizoid juga tidak memiliki teman dekat, selalu bersikap dingin saat berinteraksi dengan orang lain, tidak mempedulikan orang lain, kesulitan untuk menunjukkan ekspresi emosi, tidak peduli dengan pujian atau kritikan dari orang lain, tidak adanya dorongan atau keinginan untuk mencapai tujuan, sering berkhayal atau berfantasi.

Baca juga:

Jangan Stres, Nanti Timbul Banyak Masalah pada Kesehatan Kulit

Sejauh ini belum ada temuan medis yang pasti menyebutkan penyebab munculnya skizoid pada manusia. Namun ini bisa jadi sebabkan trauma masa lalu, misalnya didikan orang tua yang tidak baik, seperti mengabaikan anak atau tidak merespons kebutuhan emosional anak sampai diabaikan orang tua dan orang terdekat.

Pria diduga lebih berisiko mengalami gangguan kepribadian skizoid daripada wanita. Lantas apa yang mesti dilakukan jika menemukan orang dengan tanda skizoid ini? Dilansir dari laman Psychology Today di antaranya harus bersabar.

Bersabar pada penderita skizoid karena mereka lambat untuk bisa mempercayai orang baru. Mereka percaya bahwa orang lain tidak dapat dipercaya, tidak terlalu peduli dengan pikiran atau perasaannya, dan cenderung memanfaatkan mereka dengan cara tertentu.

Kemudian hal yang bisa dilakukan adalah dengarkan penderita. Dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan dan menunjukkan ketertarikan pada pemikiran dan reaksi nyata teman penderita skizoid terhadap kehidupan (tanpa terlalu usil) kemungkinan besar akan meningkatkan keinginan orang tersebut untuk terhubung. (Tka)

#Skizoid #Gangguan Mental #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Fun
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Merawat diri tidak lagi sekadar urusan penampilan fisik, tetapi juga menjadi sarana penting untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan emosional.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Apabila depresi tidak ditangani dengan baik, dr. Adhi memperingatkan bahwa hal tersebut dapat berujung pada depresi resisten pengobatan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 11 Juli 2025
Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!
Bagikan