Tidak Selalu Bahaya bagi Manusia, Tarantula Punya Potensi jadi Obat

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 11 Februari 2023
Tidak Selalu Bahaya bagi Manusia, Tarantula Punya Potensi jadi Obat

Ternyata bisa dari Pelinobus muticus disinyalir bisa membantu menciptakan obat pereda nyeri. (freepik/pressfoto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEPERTI laba-laba lainnya, tarantula memiliki bisa yang biasanya digunakan untuk menerkam mangsanya. Gunanya adalah agar lebih mudah dikonsumsi atau untuk mempertahankan diri jika terjadi ancaman. Menariknya, bisa di tarantula memiliki tingkatannya yang berbeda tergantung di mana lokasi endemik dari hewan tersebut.

Bila yang berasal dari New World (benua Amerika), biasanya masuk kategori low hingga medium. Sementara yang berasal dari Old World (benua Asia, Afrika, Eropa, dan Australia) disinyalur masuk kategori tingkat bisa high yang memang tidak mematikan tapi terbilang berbahaya dan sangat menyakitkan bila masuk ke dalam aliran darah manusia. Namun menariknya, ada satu spesies tarantula dari benua Afrika yang memang diketahui memiliki tingkat bisa yang tinggi tapi berpotensi memiliki manfaat di dunia medis.

Baca Juga:

Parka dari Sutra Laba-laba Buatan Dijual Rp 20 Juta

tarantula
Tarantula King Baboon betina usia dewasa (Instagram@404spider_euathlus)

Tarantula yang dimaksud adalah Pelinobus muticus alias King Baboon. Sebutan King Baboon ini menjadi indikasi bahwa spesies ini menjadi tarantula terbesar di keluarga tarantula baboon. Bagi masyarakat yang tinggal di Tanzania dan Kenya, mereka tahu betul cara untuk menghindari tarantula yang biasanya tinggal di dalam lubang di dalam tanah itu. Karena bisa dari laba-laba yang ukuran rentang kakinya bisa mencapai 20 cm ini dapat menimbulkan nyeri, bengkak, bahkan hingga kejang otot dengan efek berhari-hari bila kamu tergigit.

Dengan efek gigitan tersebut, tentu saja bisa dari tarantula berukuran besar ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Mengingat dari sisi fungsinya, ilmuwan percaya bisa tingkat tinggi ini memang berfungsi bagi King Baboon untuk melindungi dirinya dari potensi dimangsa atau diserang hewan lebih besar. Walau begitu dalam riset yang dipublikasikan dalam jurnal The Proceeding of the National Academy of Sciences atau PNAS pada 24 Januari 2022, bisa tarantula ini bisa membantu mengungkap rasa nyeri misterius yang menjangkiti para pasien.

Lantas mengapa aspek nyeri dari bisa tarantula ini penting? Ternyata bisa dari Pelinobus muticus disinyalir bisa membantu menciptakan obat pereda nyeri yang lebih baik dibandingkan yang sekarang tersedia. Pakar dari Universitas Stanford Sean Mackey mengungkapkan bahwa tubuh manusia ditutupi sel saraf bernama neuron reseptor sensorik yang merespons rangsangan seperti suhu, tekanan, atau bahan kimia. Di antara neuron-neuron itu ada yang mengirimkan sinyal ke otak jika tubuh kamu merasakan sesuatu yang salah. Kondisi inilah yang memicu rasa nyeri atau sakit.

Baca Juga:

Ternyata Laba-Laba Takut dengan Sesamanya

tarantula
Tarantula King Baboon berusia remaja (juvenile). (Instagram@babun_y)

“Kita semua hidup (saraf sensorik-red) dalam keseimbangan eksitasi dan inhibisi,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari Vox.com (31/1/2022). Tapi terkadang keseimbangan dari saraf sensorik tersebut bermasalah sehingga neuron yang mengirimkan rasa sinyal sakit terus menyala dan tidak pernah rileks. Karena normalnya saraf sensorik di tubuh Anda akan menyala dan rileks dalam rentang waktu milidetik untuk menimbulkan berbagai sensasi.

Namun jika sinyal rasa sakit ini tidak rileks maka rasa nyeri yang kronis ini menyebabkan terjadinya malfungsi di tubuh dan yang berakhir dengan rasa nyeri kronis. Di sinilah fungsi dari bisa Pelinobus muticus, karena bisanya pada penelitian disinyalir dapat membajak kelistrikan di saraf yang menentukan apakah neuron harus aktif atau rileks dan ini berkat peptida di bisa tarantula ini yang bernama Pm1a.

Lantas apa yang membedakan peptida dari King Baboon dengan yang saat ini digunakan di obat pereda nyeri konvensional? Jawabannya adalah menghindari ketergantungan, karena kebanyakan obat pereda nyeri yang saat ini beredar bisa memicu ketergantungan. “Manfaat menggunakan perptida dari bisa laba-laba adalah peptida ini tak menyebabkan ketergantungan dan kecanduan,” ungkap peneliti di National Institutes of Health Amerika Serikat Christina Schroeder.

Walau memiliki manfaat yang secara teori bisa membajak kelistrikan di saraf, riset ini disebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut agar nantinya bisa tarantula King Baboon kelak direkayasa agar bisa dimanfaatkan secara praktik di dunia medis untuk membantu meredakan nyeri dari pasien. (aru)

Baca Juga:

Terkesan Menakutkan, Ternyata Jaring Laba-Laba Baik untuk Luka

#Hewan #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
Gubernur juga menjanjikan sewa gratis dan layanan klinik hewan untuk para pedagang yang bersedia direlokasi ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Gratis Sewa 6 Bulan di Tempat Baru, Pramono Tegaskan Sudah Bersikap Humanis ke Eks Pedagang Barito
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Indonesia
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang per perjalanan dengan tarif tertentu untuk berkeliling
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Bagikan